Sltn-[01]

37 6 1
                                    

Cerita tanpa jadwal update yang tetap.
Singkatnya saya akan up sesuai mood saya.

Jangan lupa Vote dan komen! Dan terus Support cerita ini, Arigatou!
___________________________________________

"Gue bingung," Lelaki tampan yang duduk dibangku kantin itu mengeluarkan suaranya yang mengintruksi kedua temannya.

"Bingung kenapa?." Tanya salah satu dari mereka.

"Duit gue gak abis-abis. Ck, salah bapak gue nih yang tiba-tiba transfer duit banyak, gue kan bingung mau diapain." Ujar lelaki itu drama. Dia adalah Sultan.

"Jiwa sultan mah beda sama yang fakir." Cibir Adhan, salah satu teman lelaki itu.

"Buat gue aja, Tan. Gue terima dengan ikhlas hati kok." Kalau ini namanya Radfi. Si gesrek dari komplotan Tim SAR, Sultan Adhan dan Radfi yang pastinya.

"Masalahnya duit gue gak mau menetap dikantong kosong lo yang buluk itu, Fi." Sultan menjawab dengan angkuh.

"Bajingan, tega kamu mas." Umpat Radfi dramatis mengundang decakan Adhan.

"Ck, bacot lo banci kaleng."

"HAHAHAHA." Mereka berdua menoleh kearah Sultan yang sedang tertawa tak terkondisikan. Jiwa aja yang sultan tapi humor receh cap bawang.

"Sialan lo Tan seneng banget liat gue sengsara." Kesal Radfi.

"Gue kan temen baik lo jadi ya gue bahagia saat lo bahagia dong." Bela Sultan tak terima.

"Bahagia cangkemmu."

Adhan? Dia sedang godain cewek dimeja sebelah. Wajar, Jiwa playboynya yang tingkat dewa itu sudah melekat didalam dirinya sejak ia masih menjadi zigot.

Sultan menggeleng miris, teman-temannya memang aneh cuma dia yang waras.

"Untung gue tajir jadi gue sabar punya temen kelakuan firaun kayak mereka." Gumamnya sambil mengelus dadanya.

***

Starla Dirliana. Cewek pemakan segala dan hobby membuat orang kesal jangan lupakan sifat tomboynya yang membuat Starla atau biasa disapa Ala oleh sahabat-sahabatnya ini menjadi salah satu orang yang paling dihindari disekelilingnya. Jelas itu semua karna sifat jailnya yang tingkat akut.

Seperti saat ini dia sedang menjahili salah satu teman sekelasnya dengan cicak yang sudah mati. Dimasukannya cicak itu ke tas si korban dan dengan wajah penuh kepuasan Starla menghampiri sahabatnya, Grisella Jaeny atau bisa disapa Risel namun terkadang suka diplesetkan oleh Starla menjadi Risol dan tentu itu membuat Risel kesal setengah mampus.

"Lama banget lo, kutu kambing." Ucap Risel kesal.

"Gak sabaran banget sih lo, Risol busuk." Balas Starla yang sukses membuat Risel melangkahkan kakinya pergi menuju Kantin dengan perasaan dongkol.

"Segitu aja marah, dasar Risol." Cibir Starla pelan dan dengan segera berlari menyusul sang sahabat.

Dikantin,

"Sol, pesenin gue Es teh manis panas sama kuah goreng. Lo kalo mau pesen, beli sana tenang aja," Ujar Starla Lempeng sambil memainkan ponselnya.

"Lo ngajak ribut?." Tanya Risel datar.

"Gue mau makan ngapain gue ngajak ribut sama orang gak waras kayak lo?." Sahut Starla.

"LO YANG GAK WARAS, MONYET." Teriak Risel kesal dan melenggang pergi menuju warung mami kantin. Begitulah siswa-siswi disini menyebutnya.

"Untung aja Kantin rame jadi suara si Risol yang kayak tikus kejepit itu kerendem." Gumam Starla menggelengkan kepalanya kasihan. Kasihan terhadap dirinya sendiri yang mempunyai sahabat yang emosinya kadang tidak stabil itu.

Beberapa menit kemudian.

"Nih pesenan lo."

Starla mendongkakan kepalanya saat suara cempreng milik Risel mengusik gendang telinganya.

"Makasih, Risolku. Aylopyu tigaribuuu." Ujar Starla sambil tersenyum merekah.

"Kok lo tau sih kalo gue suka Nasi goreng? Lo sodaranya Dilan ya?," Tebak Starla sambil menodongkan sendoknya kearah Risel.

Risel berdecak.
"Ck, gue kenal lo bukan satu tahun dua tahun, La. Kebiasaan lo kan makannya gak jauh dari Nasgor ya gue pesen Nasgor aja. Eh bener kan lo suka. Udah gue duga juga, sih."

"Iyadeh sahabatku yang ini kan maha tahu." Ucap Starla sambil menyuapkan nasi gorengnya.

"Lo pikir gue tuhan apa maha tahu? Otak lo kayaknya ketinggalan dirahim Tante Nada deh, La."

"Lwo pwikir guwe gwak pwunywa otwak apwah?." Tanya Starla yang masih mengunyah makanannya dan itu membuat beberapa nasi tercecer sampe ke wajah Risel.

"Ngomong-ngomong aja jangan pake muncrat, babi."

"Emosi banget sih lo sama Princess Majapahit."

"Astagfirullah, dosa apa gue sampe punya temen serasa pelihara setan." Risel mengelus dadanya pelan.

"Harusnya lo bersyukur punya temen perhatian kayak gue, Sol." Starla membanggakan dirinya dan dengan pede dia menyentuh hidungnya dengan jempolnya.

"BERSYUKUR OTAK LO LEPAS!." Risel sweetdrop ditempat.

Beberapa menit kemudian setelah menyelesaikan acara makannya,

"La, bayar sono," Ujar Risel. "Lo kan yang bayar?." Lanjutnya bertanya.

"Hah gue? Enggak tuh." Ucap Starla dengan wajah polosnya, ralat pura-pura polos.

"STARLA BRENGSEK!." Teriak Risel frustasi.

"HAHAHAHA."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SULTAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang