chapter 1 : pertemuan yang tidak terduga

96 22 13
                                    

        Seperti biasa suasana di kantin  sangat ramai ada yang mengobrol, ada bercanda, ada yang asik menikmati makanannya.
  Begitu pun kamu dan kedua sahabatmu sedang menyantap makanan yang ada di depan kalian.

  "Nis nanti kamu langsung pulang atau bekerja dulu?" Tanya perempuan berambut pendek sedikit tomboy.

Kamu langsung menulis jawaban di notebook kecil yang sering kau bawa.

"Aku langsung bekerja memangnya kenapa?" Memberikannya kepada perempuan berambut pendek tadi.

"Aku hanya bertanya apa kau tidak lelah sama sekali?" Temanmu yang satu lagi ikut berbicara berambut panjang sebahu.

Kamu segera menggelengkan kepalamu dan tersenyum. Kawanmu yang melihatnya saling berpandangan lalu tersenyum kepadamu.

"Tapi jangan terlalu di paksakan bila lelah istirahatlah, ingat kami akan selalu berada di sampingmu dan mendengarkan keluh kesahmu jangan sungkan oke."

Kamu menganggukan kepalamu sedikit menangis saat mendengarnya, kamu beruntung memiliki mereka yang mau menerimamu apa adanya.

~Di sisi lain~

  "Hey rio bagaimana? Apa kau akan ikut bapalan nanti malam?" Tanya lelaki berambut dark brown.

Sedangkan yang di tanya asik bermain game. Mengabaikan temannya yang sedang berbicara kepadanya. Pemuda itu pun melemparkan kulit kacang kepada temannya itu.

"aouh! kenapa aku di lempar?" Tanya tak terima sambil mengusap keningnya.

"Kau sih! Aku kan sedang bertanya sopanlah sedikit bocah." Jawabnya dengan sinis.

"Baiklah aku akan ikut nanti malam seperti biasa kan?" Sambil memandang si lawan bicara.

"Tentu ditempat biasa jam delapan malam oke."

"Hmm" jawabnya singkat. Membuat sahabatnya berdecak kesal.

"Dasar es batu, kulkas berjalan." Umpatnya.

"Aku dengar loh" dengan nada tajam.

"Ampun cuma bercanda." Menunjukan tanda peace dengan tangannya.


   Bel sudah berbunyi menandakan waktunya pulang kamu pun melihat jam di tanganmu sudah jam 5 sore lalu berkemas bergegas pergi ke kafe tempatmu berkerja tak lupa pamit kepada sahabatmu.

  "Kau langsung ke sana?" Tanya perempuan berambut pendek.

Kamu mengangguk sambil melambaikan tanganmu ke mereka.

    ~Di kafe~

   Kamu sibuk melayani pelanggan sana-sini keringat sudah bercucuran di dahimu tapi kau tak menyerah karena kau sangat bergantung dengan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhanmu setiap harinya.

      "Nisa! Kemarilah nak ibu ingin berbicara kepadamu." Pemilik kafe tempat kau bekerja.

Kau langsung berhenti melayani dan segera menghampiri bossmu di ruangannya.

Sesampainya di sana kau langsung menunduk menunggu bossmu berbicara kamu takut dan bingung ada apa bu boss memanggilmu selama ini kau bekerja dengan baik-baik saja tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali.  Bossmu itu sangat baik, perhatian dan sangat menyayangimu seperti anak kandungnya sendiri. Kau pun bisa merasakan kasing sayang keluarga.

   "Nisa ibu memanggilmu karena sekarang harimu mendapat gaji bulan ini." Dengan tersenyum manis.

Kau pun lega mendengarnya untungnya firasat burukmu tidak benar. Lalu menerima amplop dari boss tak lupa menunduk sopan.

"Pulanglah jam kerjamu sudah selesai, hati-hati dan langsung istirahat sampai rumah." Nasihat bu boss.

"Baiklah" dengan menulis di kertas menggantung di lehermu memberikannya kepada bu boss. Kau pun berjalan keluar Si boss cuma bisa tersenyum sendu dan berdoa agar kau selalu bahagia dimanapun itu. Karena ia tahu kau sebenarnya sangat rapuh dan berpura- pura tegar.


   

   "Rio loh harus bisa ngalahin si david keparat itu." Ujar temanmu yang memiliki tubuh pendek.

"Ia bantet." Sedang menatap sang lawan dengan tatapan menusuk, benci, dan dendam.

"Sialan loh." Menoyor kepala sahabatnya.


"Oke kita mulai pertandingannya 1.... 2.... 3....  Mulai....".



  Rio dan david pun berusaha saling menyalip satu sama lain dengan laju yang cepat  melewati jalan yang sepi dan gelap.

Sedangkan kamu sedang berjalan pulang ke apartemen sederhanamu sesekali  melamun tidak melihat ke depan sama sekali.

    "Gw gk akan kalah lagi dari loh Rio aldi bastian." Ujar David dengan nada meremehkan.

"Gw gk akan takut sama ancaman loh itu sampah." Dengan nada dinginnya. Tidak sempat melihat ke arah depan.

Nissa tidak tau kalo di depan sana ada bahaya yang mengancam nyawanya sekarang.

"Ah cahaya apa itu?" Batinnya. Melihat ke depan dengan memicing mempertajam penglihatannya. Itu adalah cahaya motor menuju ke arahnya Seketika tubuhnya menegang ,keringat dingin bercucuran, tubuhnya tidak bisa di gerakan sama sekali satu hal ia pasrah bila waktunya sudah habis dunia tapi ia tak pernah berpikir akan pergi dengan cara seperti ini.

Ia memilih menutup kedua matanya dengan rapat jantungya berdetak dengan cepat menunggu hal apa yang akan terjadi

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit

"Kau tidak apa-apa?" Suara bariton yang terdengar lembut membuatmu tersadar akan suatu hal.

Tunggu? Sepertinya ada yang aneh kau tak merasakan apapun di tubuhmu.

Kau pun penasaran akhirnya memilih membuka kedua matamu dengan pelan.

Terkejut itulah yang kamu rasakan
 
Dihadapanmu ada seorang lelaki tampan  dengan tatapan tajam miliknya menatapmu dengan intens membuatmu takut. Lalu berjalan menghampirimu yang masih berdiam di satu posisi.







#menuju chapter 2
# semoga para pembaca menyukainya.
#mohon maaf bila banyak kekurangan, terimah kasih.
 

my Troublemaker BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang