Balas Dendam

0 0 0
                                    

Arin : " assalamualaikum.."
.
Terengap-engap Arin bersua pelan di depan  pintu rumah bercat putih dengan taman bunga yang menyenangkan mata dan jantung yang sempat berdegup kencang, efek berlari bersama sepatu kets yang sangat tidak sesuai dengan dress merah muda panjang hingga menyentuh lantai yang ia gunakan malam hari ini
.
Yuli : "waalikumusalam, sebentar"
.
Pintu rumah beragaya minimalisasi itu dibuka oleh wanita paruh baya dengan senyum heran melihat Arin ada di depan pintu rumahnya
.
Arin: "saya Arin ibu (sapa Arin sambil mencium tangan Yulia)"
.
Yulia : "Arin,Arin siapa ya? Mau cari siapa?"
.
Tanya Yulia heran, melihat wanita berdress merah muda dengan rambut lurus berhias pita mengaitkan  helaian rambut sebelah kanan dan kirinya untuk dikaitkan di tegah rambutnya, menambah manis wajah berpipi merah muda itu.
.
Arin : "saya junior mas Angga di kampus Bu, oh iya saya juga baru pindah kesini. Saya tinggal di rumah pak Eko"
.
Jelas Arin sambil tersenyum ramah
.
Yulia : "oh anaknya Bu Iin. Masyallah ini anaknya Bu Iin yang terkenal cantik itu? Aslinya beneran cantik ya"
.
Puji Yulia
.
Arin : "hehehe, hoax tuh Bu. Umi emg suka sabut"
.
Bantah Arin, sambil menggaruk rambut nya yang tak gatal
.
Yulia : "emang bener cantik kok.. kok diluar Mulu, maaf ya ibu lupa suruh masuk"
.
Tawa Yulia sambil mengelus lembut pipi arin, yang bersemu karena pujian yang ia lontarkan.
.
Angga : "Gak usah Bu, kita langsung pergi aja, udah telat banget. Belum lagi macet di jalan"
.
Ujar Angga sambil mencium tangan Yulia hendak berpamitan pergi
.
Yulia : "kamu kan belum sempat makan, ibu udah masakin nasi goreng kesukaan kamu loh. Arin juga masuk dulu makan bareng kita"
.
Angga : "gak usah Bu disana juga makan, pergi dulu ya Bu. Assalamualaikum"
.
Ujar Angga sambil menarik dress panjang Arin yang dilihat akan sangat menyusahkan selama pesta nanti.
.
Arin : "eeeehhh, tunggu, tunggu bentar mas. Ibu Arin pergi ya, assalamualaikum"
.
Ujar Arin sambil memaksa mencium tangan Yulia dengan tubuh tertarik dress panjang yang di tarik Angga
.
Yulian : " waalaikumusalam, hati-hati di jalan"
.
Ujar Yulia sambil tersenyum melambai melihat kelakuankuan anak satu-satunya itu dan Arin yang menurut nya lucu
.
Arin : "sabar dong mas, buru-buru banget.. tenag pestanya baru mulai kok"
.
Ujar Arin sambil memakai safety belt nya
.
Angga : "macet, tetep aja akan telat. Keburu dia pulang.."
.
Ujar Angga tanpa melihat Arin, Angga hanya fokus pada jalan agar ia cepat sampai ke pesta ulang tahun sepupu perempuanya itu. Kalau ia sampai terlambat datang, sia-sia semua usahanya selama ini.
.
Dan ternyata benar saja selesai magrib begini pasti jalan Jakarta akan sangat macet parah, karena jam segini adalah jam-jam karyawan pulang kantor. Ditambah rumah sepupunya itu benar-benar harus memalui jalan besar Sudirman.
.
Angga menggerutu di dalam hati, ini benar-benar hari yang sangat menyebalkan baginya. Dosen yang PHP, sepupu yang menyebalkan dengan permintaan hadiah yang sangat susah di temukan, dan sekarang dia terjebak ditengah macet kota Jakarta bersama wanita yang baru dua bulan ia kenal melalui sepupunya bahkan ia baru tau tadi sore kalau wanita berpipi cabi ini adalah tetangga barunya. Wanita yang entah ibunya kemarin ngidam apa saat mengandungnya.
.
Angga menghela nafas karena kesialan yang terus menghampirinya sepanjang tahun ini
.
Arin : "Mas Angga lapar gak?"
.
Angga : "ha?"
.
Angga melihat Arin heran, di tegah kemacetan yang dia pikirkan soal perut? Ya Allah apa jadinya dia di pesta nanti saat bertemu Anggi. Apa dia sudah tidak waras mengikuti nasehat sepupunya yang aneh itu untuk mengajak Arin ke pesta ultah nya agar dipamerkan pada Anggi, mantan yang hampir menjadi ibu dari anak-anaknya kelak. Itu keinginannya, tapi itu hanyalah cita-cita yang tak akan pernah terwujud dalam hidupnya
.
Angga merutuki dirinya sendiri karena dengan bodoh nya menyetujui penawaran sepupunya itu. Dan inilah dia sekarang terjebak bersama wanita yang menjadi juniornya di kampus. Wanita aneh yang sok dekat dengan semua orang di kampus dan selalu tersenyum. Bahkan Angga tidak pernah melihat satu hari pun selama Arin pindah ke kampus mereka berwajah masam.
.
Angga: "ini lagi ditegah macet rin, kamu sempat-sempatnya Naya laper sama aku?
.
Arin : "why? Emang kenapa kalau macet. Laper ya laper kali mas.. kalau mikirin macet malah stress sendiri, naik tensi terus marah-marah. Entar cepet tua tau kalau suka marah-marah trus jadi temennya setan"
.
Ujar Arin sambil tersenyum polos pada Angga yang melihat Arin dengan wajah heran tak habis pikir dengan kelakuan wanita ciptaaan Allah Subhana wa ta'ala ini.
.
Angga : "Terserah deh..."
.
Arin : "Mas nepi, nepi. Nepi sebentar dong. Aku mau beli nasi goreng. Itu yang di Abang depan ya..."
.
Angga : "kamu serius mau makan nasi goreng. Kapan kita sampai kalau makan dulu. Enggak aha entar aja kamu makan di pestanya anggun"
.
Tolak Angga atas permintaan nyeleneh Arin di tegah kemacetan yang membunuh waktu dan membakar uang di setiap detiknya. Menjadikan bara api yang siap meledak dengan percikan cacian dan makian oleh setiap manusia ibu kota Jakarta, yang menghabiskan sisa-sisa umur mereka menghadapi kemacetan yang tidak akan ada obat untuk menyembuhkan. Itu menurut Angga yang sudah tak lagi percaya akan solusi dari para elit politik yang setiap tahunnya bersilahturahmi dengan KPK atas keserakahan yang tidak ada batasnya itu.
.
Arin : "yang bilang mau makan di situ siapa. Dibungkus aja, terus kita makan di mobil sambil nunggui macet"
.
Angga : "Aku gak laper (ketus Angga)"
.
Arin : "Tapi aku laper..."
.
Angga : "mmmh, ok tapi jangan pake lama. Ini Paser marayap. Tau kn!"
.
Ujar Angga dengan nada kesal yang berusaha ia sembunyikan atas kelakuan nyeleneh Arin.
.
Arin : "heheheh iya, sebentar doang kok.."
.
Dan disinilah mereka membeli nasi goreng di tengah kemacetan. Semoga tidak akan ada akun gosip apaun yang mendapati perbuatan mereka di tegah kemacetan ini
.
Angga terus berdoa didalam hatinya agar dia tak akan lagi mendapatkan kesialan hari ini. Cukup kesialan itu ia tinggalkan bersama kemacetan kota Jakarta ini
.
Arin : "makasih bang.."
.
Ujar Arin ramah pada pedangan basi goreng pinggir jalan itu
.
Angga : "udahkan..."
.
Arin : "udah, makasih atas kesabarannya mas angga..."
.
Angga : "mmmh...(cutek)"
.
Arin : "masyallah enaknya, mas Angga yakin gak mau??"
.
Goda Arin sambil mengibas-ngibaskan nasi goreng yang ia beli tadi ke arah Angga.
.
Angga : "gak, makasih (krukrurku)"
.
Arin : "hhhhhh, itu yang bunyi minta makan"
.
Ini perut gak kompakn bgt yak sama gua, gerutu Angga dalam hati
.
Arin : "ini makan nasi gorengnya, kita bagi dua..."
.
Ujar Arin masih dengan nada mengoda Angga untuk mau makan nasi goreng yang ia beli tadi
.
Angga melihat Arin dengan wajah sebal karena di goda dengan wajah yang innocent nya itu
.
Angga : "gak bisa Arin, ini lagi neytir, kalau kelaperan juga gak bisa makan. Pakai apa. Pake tenaga dalem ngambil nasinya!"
.
Ujar Angga yang terheran sendiri atas apa yang ia ucapkan. Baru kali ini dia berkata hal yang tak logis dalam hidupnya.
.
Arin : "hhhh, sorry mas Arin lupa😂"
.
Ujar Arin saraya tertawa mendengar perkataan Angga yang masuk akal itu dan benar adanya
.
Arin : "ha..buka mulut"
.
Ujar Arin sambil bergerak bermaksud menyuapi Angga nasi goreng
.
Angga melihat Arin dengan heran
.
Angga : "(dalam hati : ha? Bener nih ada wanita aneh kayak dia. Dan bener ada, yang bener aja)"
.
Arin : "buka mulutnya mas, dan lihat kejalan tuh udah mulai gerak mobil di depan entar kita kena kelakson lagi kaya tadi"
.
Ujar Arin dengan wajah tanpa dosa atas perbuatannya berhenti di jalan demi beli nasi goreng tadi
.
Angga :"tadi itu ka..."
.
Arin :"bismillah..."
.
Belum selesai Angga berbicara mengungkapkan kesalahan yang tadi diperbuat oleh wanita aneh bin ajaib ini, sebuah sendok berisikan nasi goreng sudah membungkam perkataan Angga
.
Angga menatap Arin sebal, sambil lanjut mengunyah nasi goreng yang sudah sepenuhnya berada dalam mulutnya sambil terus melanjukan mobil yang ia kendarai malam ini
.
Arin terus saja menyuapi Angga dengan nasi goreng, tanpa memberikan jeda Angga untuk memarahi Arin atas perkataannya tadi
.
Arin : "Alhamdulillah udah abis..."
.
Ujar Arin sambil menyodorkan Aqua kepada Angga untuk di minum
.
Angga :"Alhamdulillah..."
.
Tanpa sadar Angga menghabiskan satu bungkus nasi goreng, dan entah kemana amarah yang tadi dia mau luapkan kepada Arin atas kelakuannya yang tak masuk akan itu
.
Arin :"masih jauh gak mas?"
.
Angga :"bentar lagi nyampek"
.
Akhirnya mereka sampai di depan rumah anggun, lokasi pesta ulangtahun dan lokasi pelaksanaan rencana balas dendam yang ia harapkan setahun belakangan ini untuk di berikan kepada Anggi, wanita yang sudah berjanji akan bersama dengan Angga hingga maut memisahkan dengan gampangnya berselingkuh bertahun-tahun dengan teman dekat Angga sendiri. Kehancuran hati dan kepercayaan yang dimiliki bagai debu tak tersisa lagi kesempatan untuk memaafkan Anggi, hingga angga sempat kehilangan arah berbulan-bulan lamanya. Ditambah dengan kepergian sosok panutan yang ia teladani selama 26 tahun hidupnya. Membuat hidupnya saat itu hanya abu-abu bahkan ia melupakan seseorang yang harusnya ia lindungi dan bahkan lebih bersedih hati karena kehilangan sosok kekasih dunia yang 30 tahun bersama dengannya dalam susah dan sedihnya menghadapi dunia yang penuh dengan cerita dan air mata.
.
Angga : "( maafkan Angga ibu, ujar Angga hati)"
.
Menatap pintu masuk pesta ulang tahun sepupu tercintanya yang membantu ia untuk terus semangat dan bangkit menghadapi kenyataan hidup yang begitu mengguncang hidupnya untuk beberapa tahun belakangan ini.
.
Arin : "ayu mas, masuk. Ngapai ngemaun di situ?"
.
Ujar Arin yang sudah lebih dulu berjalan ke arah pintu masuk pesta anggun. Yang kemudian menyadarkan Angga dari lamunan sesaatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenapa BisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang