Hai-hai!!!😁
Jadi ini itu cerita kedua aku,semoga kalian suka sama kegajean dari cerita ini ya guys😂oh ya author mo ngingetin sebelum baca kalian follow dulu ya. Jgn lupa vote jg ya,biar author semangat ngetik ny😊
Klo kalian mo kasih kritik dan saran boleh dah lempar langsung ke kolom komentar,pasti author baca kok😁
Selamat membaca😆💜~°~°~°~
Aku masih berdiri kikuk di depan gerbang SMP Zenius. Terlalu takut dan malu untuk masuk kedalam,aku merasa kesal dengan diriku sendiri yang selalu merasa tidak nyaman berada ditempat baru. Ditambah lagi seragam putih merah yang sudah menyusut ukuran nya.
Hari ini adalah hari pertama masa orientasi sekolah(MOS),dan kami diharuskan memakai seragam SD. Sebenarnya aku sudah tidak sabar memakai seragam SMP ku,tapi yasudah lah lagipula ini hanya berlangsung selama 3 hari.
Kuperhatikan semakin banyak saja peserta MOS yang datang. Sebagian besar menggunakan sepeda dan sebagian lagi diantar oleh orang tuanya. Aku sendiri diantar menggunakan sepeda motor oleh ayah ku. Hanya selama kegiatan MOS,setelah nya aku akan naik sepeda yang baru dibelikan ayah ku.
Aku semakin gelisah karena sebentar lagi gerbang akan ditutup. Ya Tuhan aku merasa sendirian di tengah hiruk pikuknya suasana sekolah. Tentu saja karna tidak ada satupun yang aku kenal disini.
Kakiku gemetar dan perut ku terasa mual. Sungguh aku benci diriku. Apa susah nya melangkah masuk kedalam sekolah?! Ya ampun aku berharap Papa ada disini.
Aku hampir menangis saat seorang gadis yang pastinya lebih tua dariku menyuruh ku untuk segera masuk dan berkumpul di lapangan bersama peserta MOS yang lain. Dia tersenyum ramah padaku,bicara nya juga lembut dan mata nya berbinar ceria.
Aku tersenyum simpul kemudian berlari kecil menuju lapangan yang sangat luas itu. Aku berada dibarisan paling belakang,dan seorang gadis disebelah ku tersenyum padaku. Wah sepertinya aku akan mendapatkan teman.
Di depan kami terlihat pria paruh baya yang memperkenalkan dirinya sebagai kepala sekolah di SMP Zenius. Beliau terlihat garang dengan kumis ny yang cukup tebal. Terlihat berwibawa walau pun tidak terlalu tinggi.
Sudah cukup lama beliau berbicara di sana,namun tidak ada tanda-tanda beliau akan menyudahi pidato nya. Sementara banyak murid yang mengeluh dan mengomel karena sudah terlalu lama berjemur dibawah terik matahari.
Sementara aku sibuk memperhatikan kakak panmos(panitia MOS) yang berjaga dibelakang barisan kami. Mereka terlihat keren di mataku. Aku masih celingak-celinguk,sampai aku tidak sadar jika kami sudah boleh bubar.
Kami dibagi dalam beberapa gugus. Tiap gugus nya diikuti 27 murid dan dibimbing oleh 4 kakak panmos. Aku kebagian di gugus 3. Kakak panmos yang mengawasi kami adalah kak Bella,kak Nanda,kak Ridho,dan kak Indah.
Aku senang karena kak Indah adalah gadis cantik yang kutemui di depan gerbang tadi.
"Ade-ade dengerin kakak,sekarang kalian berbaris yang rapi,karna kita akan keliling sekolah. "Instruksi kak Indah. Kami semua menurut,tapi aku agak kebingungan. Aku masih gugup karena harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak ku kenal.
Teman-teman satu gugus ku sudah berjalan beriringan dipimpin oleh kak Indah dan kak Bella,sementara aku masih kebingungan.
"Ayok dek sini,"ucap seseorang,dan ternyata itu adalah kak Ridho. Dia mengarahkan aku untuk mengikuti barisan gugus ku. Huh Jika bukan karena kak Ridho mungkin aku sudah tersesat di sekolah ini.
Kak Ridho baik,batinku. Aku tersenyum sendiri mengingat lesung pipi kak Ridho saat dia tersenyum padaku. Sambil berjalan aku menoleh ke belakang memastikan kak Ridho masih ada dibelakang ku. Menyadari tatapan dari ku dia tersenyum lagi. Huaaaa senyum yang manis,batinku.
Karna tidak fokus aku tersandung dan berhenti sejenak. Beruntung aku tidak terjatuh. Kurasakan tangan seseorang menyentuh pundakku. Itu tangan kak Ridho. Oh jantung ku....
"Hati-hati dek,ywdh Ayuk jalan lagi nanti kita ketinggalan,"ucap kak Ridho ramah. Aku segera berpaling agar jantung ku tidak meledak karna senyum kak Ridho. Kuperhatikan ternyata kak Ridho punya gingsul yang menambah manis senyum nya.
Setelah selesai berkeliling kami dibawa ke ruang kelas. Disana sudah ada kak Nanda yang sedang menulis di papan tulis. Entah apa yang ditulisnya,aku tidak terlalu peduli.
"Gimana Nan,udh selesai belum?"tanya kak Bella yang masuk hampir bersamaan dengan ku disusul oleh kak Ridho.
"Belum,tinggal satu lagi nih. Gw nungguin lu pada,"ujar kak Nanda. "Bilang aja lu lupa kan?"timpal kak Ridho yang tengah memainkan penghapus papan tulis di meja guru.
"Sini gw lanjutin,"ujar kak Indah mengambil spidol di tangan kak Nanda. "Dari tadi kek,gw capek tau. Minggir lu Do!"ujar kak Nanda mengusir kak Ridho yang tengah asik duduk di kursi guru.
Kak Ridho yang diusir pun kaget,"eh yang keliling itu kita, masa elu yg diem-diem Bae dikelas yang capek! Lagian lu curut ada hak apa ngusir gw?!" Balas kak Ridho dengan nada bercanda namun sedikit sewot.
Kak Indah yang sudah selesai menulis pun menghampiri mereka,"lu berdua bisa ga jangan ribut disini,malu tuh diliatin ade kelas,"ujar ka Indah lembut.
"Ridho tuh,"ucap kak Nanda.
"Enak aja lu nyalahin gw!"kak Ridho tidak terima disalahkan."Udah, pokoknya lu berdua sama aja,"timpal kak Bella yang sedari tadi diam.
Setelah mencatat apa yang ditulis oleh kak indah kami pun boleh pulang ke rumah. Aku tahu besok pasti lebih melelahkan.
~°~°~°~
Gimana ceritanya?
Garing yah?😬
Makasih ya,buat kalian yang udh baca,semoga kalian suka😁eits jgn lupa vote ya😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Ridho
Short StoryNola Alazka,itu nama ku. Aku seorang gadis biasa,ah lebih tepat nya sangat-sangat biasa. Usiaku menginjak 13 tahun. Aku tidak cantik,tidak pintar,dan tidak berasal dari keluarga kaya. Sudah kubilang kan aku itu hanya gadis biasa. Tapi aku cukup beru...