PROLOG

1 1 0
                                    

  



"Kamu  ada dimana?" Itulah pertanyaan pertama yang kuucapkan saat kakakku mengangkat telepon dariku.

"Apa pentingnya untuk kamu....."

Suara dingin yang tidak pernah kudengar lebih dari setahun, itu nyaris membuatku berteriak senang. Karena ini pertama kalinya dia mengangkat telfonku.

"Kakak harus pulang....." Kataku selembut mungkin.

"Apa itu penting....."suara sinis kakakku terdengar sangat memilukan .

"Esta rindu kakak ....."cicitku dengan air mata yang berlinang.

"Udahlah, kakak sibuk...."

"Apa kakak tetap gak mau pulang?"tanyaku sambil memejamkan mataku,berharap tebakanku salah.

"Enggak....sampai kapan pun tidak...." Ternyata tebakanku benar, luka kak Lisa terlalu dalam untuk kumengerti.

"Kak, bunda udah kerja ...." Kataku mencoba berbasa -basi.

"Oya?"

Reaksi kak Lisa cukup membuat ku terkejut. Aku berharap setelah bunda kerja, kak Lisa mau pulang kerumah.

"Dia berangkat seminggu yang lalu....dia harus tinggal di tempat dia kerja..."

"Jadi bunda jadi pembantu rumah tangga lagi?" Potong kak Lisa membuatku menggigit bibirku gugup.
"Iya..."kataku mengangguk.

"Sama saja !"bentak kak Lisa
"Maksud kakak?"

"Kamu tau, bunda udah ngancurin hidupku.... Aku benci bunda...!" Kata kak Lisa menggelegar.
"Dan perlu kamu tau adik kecil,hidupku gadak lagi hubungannya dengan keluarga bodoh itu...." Tambahnya membuatku tidak bisa berkata apa -apa.
"Jadi jangan menggangguku hidupku lagi"

"Apakah kakak benar-benar kakakku?" Tanyaku tidak peduli seberapa bodoh nya pertanyaan itu.
"Menurut kamu?"tanya kak Lisa sambil tertawa mengejek.
"Aku berharap...."
"Jangan menjawab gadis kecil, aku tau itu melukaimu..."kata kak Lisa, lalu memutuskan telefon secara sepihak.

Aku  mematung menatap kosong ke depan.Dering telfonku membuatku tersadar dari lamunanku.

Dengan malas , aku mengangkatnya.

"Halo ...bunda?"
"Kamu tinggal dengan bunda....nyonya Van udah setuju, jadi segera kemasi barang- barangmu..."kata bunda tanpa basa -basi.

"Bunda aku..."
"Iya?"potong bunda membuatku hanya bisa menghela nafas panjang.
"Aku gak mau tinggal di sana..." Lirihku.
"Gadak penolakan... Kamu juga akan sekolah  disana ...apa kamu gak senang kembali sekolah?"dan BLA BLA BLA  bunda bicara tanpa henti membuatku hanya diam. Satu sisi aku pengen kembali sekolah. Bagaimana pun caranya aku harus mengejar mimpiku, aku harus berhenti sekolah karena tidak ada biaya.

Hal ini juga membuat kak Lisa marah dan meninggalkan rumah , karena bunda kehilangan pekerjaan lagi.
"Okey bunda....aku akan pergi...."kataku memotong ucapan bunda dan mematikannya .

            ********



















we are differentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang