PLAK!!! PLAK!!! PLAK!!!
Tiga tamparan sekaligus mendarat di pipi kiri dan kanan gadis ini, ia menahan perih hanyut dalam isak tangis yang begitu mendalam, sembari memegangi kedua pipinya dan menahan takut akan apa yang dihadapinya. Belum mengering luka yang ia dapat rambut perempuan ini kembali di cengkram oleh pria yang menamparnya, lalu di tarik kebelakang dengan sangat kerasSREEKKKK!!!!
Terdengar beberapa kali bunyi seretan tubuhnya di lantai , pria itu terus menerus menyeretnya dilantai, sambil mencengkram rambut gadis itu
“Ampuuunnn” lirih gadis itu. Ia terus berusaha melepaskan tangan pria itu dari kepalanya, tapi cengkramannya malah semakin kuat
“Ampun ka” balasnya lagi, kali ini pria itu melepaskan cengkramannya
“Brengsek!” Balas pria sembali menonjok tembok tepat disamping wajah gadis itu sampai gadis itu tak berani menatap pria yang tengah dilanda emosi yang tak stabil, yang gadis itu lakukan hanya memeluk lututnya dan menundukkan kepalanya sambil terisak dalam tangisnya
“Bangun! Nggak usah nangis!” Lanjutnya sambil kembali mencengkram rambut gadis itu
“Lepasin” Brontak gadis itu dan berhasil melepaskan cengkraman tangan pria itu di rambutnya dan langsung mendorong pria itu untuk melarikan diri, gadis itu terus berlari tak memikirkan apa yang akan dihadapinya, sambil melewati puing puing bangunan yang berada disana
“Aku harus lari kemana” katanya sambil berlari tergesa gesa, karena kondisi ruangan itu sangat luas dan banyak puing berserakan dilantai dan sangat sulit menemukan jalan keluar
“Nah ada kamar mandi” Ia bergegas masuk kedalam kamar mandi itu dan langsung menguncikan diri disana berharap pria itu tak menemukan dirinya disana, sambil menghela nafas Ia terus memanjatkan doa doa yang membuatnya tenang dan berharap terlepas dari ancaman pria itu
SREEEKKK!!! SREEEKKK!!!
Belum sampai bernafas lega, gadis itu kembali mendengar suara seretan kayu yang begitu membuatnya sangat ketakukan
“Sayanggg”Panggil pria itu dengan nada yang begitu menakutkan sembari memukul setiap sudut tiang dengan kayu yang dibawanya
“Sini dong sayang” lanjutnya, dan gadis itu terus menutup mulut dengan tangannya agar tangisnya tak terdengar oleh pria itu
“Dimana siihh” Lanjutnya lagi sambil menendang puing puing yang ada di hadapannya
“aa” gadis itu sedikit bersuara karena kaget mendengar pria itu menendang puing-puing itu
“KELUAR ANJINGG!!!” teriak pria itu dengan suara yang sangat lantang, tapi gadis itu tetap pada posisinya, tak bersuara sedikitpun dan terus berusaha berhenti menangis agar tak terdengar oleh pria itu
"gimana ni, takut banget, mamah tolongin" rintih gadis itu dan terus menahan isak tangisnya
BRAK!!!
"buka!!!!!!" teriak pria itu sembari menggedor pintu kemar mandi dengan menggunakan kayu yang ia bawa
"buruan buka, atau lu gua bakar hidup hidup ditempat ini!" ancam pria itu, namun gadis itu tetap diam tanpa bersuara sedikitpun, ia tak akan menyerahkan diri pada psikopat itu
"WOY ANJING BUKA!!" teriaknya sambil menendang pintu kamar mandi yang ada dihadapannya, namun gadis itu tetap bertahan pada posisinya tanpa menggubris apapun
CLEK
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK TERLIHAT
Teen FictionJangan beranggapan bahwa yang terlihat sangat baik diluar tak memendam rasa duka sedikitpun. terkadang ia sangat hebat untuk menyembunyikan rasa pilu yang ia alami. suka dan senang jauh dibawah dengan duka dan kesedihan yang dialami. semakin ia ba...