"Ketika Tuhan mengambil seseorang yang kita sayang didalam genggaman kita, percayalah sebenarnya Tuhan sudah mempersiapkan sesuatu yang lebih baik untuk kita."
~~~
Sore harinya, setelah mengantar Meysha ke mall. Ryehanna ingin berziarah kemakam ibu dan kakak laki-laki satu-satunya itu yang tepat sudah tiada 3 tahun yang lalu.
Karena besok juga akan masuk sekolah dan tentunya ia akan sibuk dengan kegiatan-kegiatan disekolah jadi ia memutuskan untuk hari ini saja.
Ia melihat papanya yang bercanda ria dengan istri barunya itu tanpa mengingat bahwa hari ini adalah hari kematian istri dan anaknya yang dulu. Sangat miris bukan?
"Segitu mudahnya papa ngelupain mama yang dulu sangat dicintainya." batin Ryehanna
"Mau kemana kamu?!" teriak Ditya yang menyadari anaknya menenteng kunci mobil
"Makam." jawab Ryehanna singkat tapi mampu membuat Ditya terdiam sesaat dan menyadarinya.
Tanpa berpamitan lagi, Ryehanna membuka pintu mobilnya dan segera mengendarinya menuju ke makam yang ada didaerah tengah kota.
Sebelumnya, Ryehanna mampir dulu ke toko bunga sebentar hanya untuk membeli beberapa bunga untuk ditaburkan di kuburan abang dan mamanya.
Shit! Hampir saja, Ryehanna akan pingsan karena melihat sekumpulan bunga mawar hitam yang selalu membuat pikirannya terngiang-ngiang akan kejadian itu.
"Untung aja." Ryehanna memegangi dadanya yang sudah berdegup kencang dan keringatnya yang sudah bercucuran. Padahal hanya sekilas ia melihatnya.
Kemudian ia pergi kearah kasir untuk membeli bunga mawar dan melati tanpa harus melihat-lihat disekitar perkumpulan bunga itu. Pegawai toko bunga itu lah yang mengambilkan bunga keinginannya.
"Terima kasih mba. Selamat datang kembali." ujar pegawai toko bunga tersebut dengan menyodorkan bunga yang Ryehanna beli tadi.
Sehabis membeli bunga, ia memberangkatkan mobilnya lagi kearah pemakaman yang jaraknya tidak jauh. Memarkirkan mobilnya tepat disebrang gerbang makam.
Ryehannapun masuk kedalam area pemakaman yang sama sekali tidak ada yang berziarah kesini, ia melangkahkan kakinya kearea dua batu nisan yang berdampingan itu.
"Hai ma! Hai bang! Hanna kembali."
Selanjutnya gadis itu perlahan menaburkan helaian-helaian bunga melati kecil diatas tanah makam mama dan abangnya itu.
Ia menatap sendu kedua nisan yang bertuliskan nama 'Hanni Anestha' dan yang disebelahnya bertuliskan 'Ryenand Arnatha Neldric' kedua insan yang sangat ia sayangi itu.
Terkadang hanya dua atau tiga bulan sekali ia berziarah.
Sangat rindu, itulah perasaan Ryehanna saat ini. Tapi apa daya jika sudah berbeda alam? Hanya doa-doa yang cuman bisa ia lakukan untuk membuat kedua keluarganya itu tenang dan juga bahagia disana.
"Ma tau ga? Papa sekarang berubah drastis ma, dulu papa tu pasti setiap pulang kerja selalu peluk Hanna. Tapi, sekarang pelukan itu udah pudar seiring sifat papa yang udah ga peduli lagi sama anak satu-satunya ini. Hanna rindu papa yang dulu ma."
Nafas Ryehanna naik turun tak karuan, ia menatap kearah langit yang mengingatkannya ke sosok kedua keluarga tersayangnya ini.
Kenangan-kenangan pahit maupun manis yang dulu ia lewati bersama-sama dengan keluarganya kini terlintas diotaknya.
"Papa udah nemuin pengganti mama saat ini, tapi dihati Hanna hanya ada mama seorang. Hanna harap papa bahagia dengan keluarga barunya tapi Hanna harap juga papa masih rindu dengan kenangan-kenangan kita dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ice [END]
Teen FictionIni tentang Ryehanna Arestha Neldric, gadis berparas cantik yang tidak pernah berhenti berjuang dengan takdir semenjak kehilangan segalanya termasuk orang-orang yang ia sayangi membuat sifatnya berubah drastis menjadi gadis dingin. Gadis itu hanya k...