Who Am I to You? 01

1.7K 179 53
                                    

Nama ku Hiden Aruto, aku seorang gay dan memiliki kekasih yang bernama Yaiba Dai. Kita sudah menjalin hubungan selama sepuluh tahun, kita mulai berhubungan sejak kita sekolah menengah atas.

Kisah cinta kita sangat indah, romantis dan selalu berjalan baik di awalnya.
Namun entah sejak kapan hubungan kita jadi renggang.

Aku tidak tau pastinya kapan, tapi ini sudah hampir satu tahun lamanya kehadiranku seakan tidak ada di matanya.

Meski pun aku ada dengan jelas di hadapannya, tapi bagi dirinya aku hanyalah angin yang berlalu.

Ini menyakitkan bagiku, namun dengan bodohnya aku bertahan. Meski pun dalam hatiku bertanya tanya, mungkinkah Dai sudah bosan denganku?

Mungkinkah dia tidak lagi memiliki perasaan apa pun padaku? Atau mungkin aku membuat kesalahan yang fatal, tapi apa itu? Kenapa Dai hanya diam dan tidak mengutarakan apa pun yang dia rasa.

"Kau pulang larut lagi? Kau bau alkohol, kau habis minum minum ya?" Tanya ku yang menanti Dai pulang, dan membantunya dengan membawa tas kerjanya serta memapahnya berjalan.

Dai hanya diam tidak menjawab apa pun hingga aku mulai kembali berkata, "Dai berhentilah minum minum jika tidak ada aku disana.

Toleransimu terhadap alkohol itu kecil, bagaimana jika kau muntah dan mengenai orang lain? Atau bagaimana jika kau pingsan di jalan?"

"Aku tidak mabok, aku tau tentang diriku sendiri dari pada kamu." Ujar Dai yang kemudian dia melepaskan rangkulanku dan berjalan seorang diri menuju kamar dengan terhuyun huyun.

"Apanya yang tidak mabok sih Dai, kau saja tidak bisa berjalan dengan benar." Gumamku yang di akhiri dengan menghela nafas yang panjang.

Melihat Dai yang tertidur pulas tanpa sempat menggantikan pakaiannya, dengan sergap aku melepaskan semua pakaiannya dan membersihkannya dengan handuk yang sudah ku basahi, dan kemudian aku memakaikannya baju untuk tidur.

Keesokan harinya aku terbangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk Dai.

"Kau sudah bangun Dai? Ayo sini kita sarapan, aku baru saja selesai membuatnya." Seruku dengan tersenyum.

Tanpa berkata apa pun Dai segera duduk dan menyantap sarapan yang ku buatkan.

"Aku mencoba resep baru, bagaimana rasanya? Apa kau suka? Atau mungkin ada sesuatu yang kurang?" Tanyaku dengan penuh harap Dai akan menjawabnya.

Namun lagi lagi Dai tidak menjawab, dia hanya diam dan terus menyantap sarapannya.

Hatiku benar benar merasa terluka, disisi lain aku sudah merasa muak dengan semua perlakuannya.

Aku ingin pergi sejauh mungkin, aku tidak ingin hidup di satu atap dengannya lagi. Tapi entah kenapa aku merasa berat melangkahkan kaki ku ini. Karena aku merasa Dai tidak akan bisa menjalankan hidupnya dengan benar jika tanpa aku disisinya.

Hari ini adalah hari sabtu, nampaknya Dai memiliki libur di hari ini karena sudah siang Dai masih berada di rumah.

Aku yang melihat Dai sedang asik menonton televisi, segera ku hampiri dan memeluknya dari samping.

"Hari ini kau libur kan? Dai ayo kita kencan, sudah lama sekali kita tidak pernah berkencan." Ucapku namun tidak ada respon apa pun darinya.

"Kalau kau tidak mau kencan, bagaimana jika kita lakukan itu? Sudah lama juga kan kita tidak berhubungan?" Ucapku kembali dan aku pun mencium bibir Dai dan melumatnya.

Aku menjatuhkan badannya di atas sofa yang sedang kita duduki, aku pun duduk di atas tubuh badannya yang besar itu.

Dengan kita yang masih terbalutkan pakaian, aku menggesek gesekkan pantatku tepat pada miliknya.

Who Am I to You? (Doubleshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang