Ijab kabulmu tidak denganku

39 11 4
                                    

Hai kamu dengan nama berakhiran huruf A.

Dulu kita bertemu ditempat kerja. Dengan kemeja merah dan rok hitammu. Sungguh menawan, pikirku. Dengan berjalannya waktu, ku pikir aku mencintaimu. Sering bertemu di kantor, saling bertukar cerita via Chat hingga

Sebentar lagi Ijab qabul dilakukan pacarmu.
Sebentar lagi hilang sudah harapanku.
Sebentar lagi harus kupaksa berhenti mengharapkanmu.

Aku sadar ,kita salah waktu.
Kau telah berdua ketika kita bertemu.
Kita saling sayang, saling nyaman dan kita sama sama tau.
Tapi kita tak berdaya, keluargamu dan keluarganya sudah bermufakat untuk tanggal kawinmu.

Aku tak apa
Aku baik-baik saja.
Setidaknya itu yang kuingin kau pikir tentangku.
Hancur, rontok, gugur itu yang sebenarnya
Biar hatiku saja yang tahu

Aku mungkin pria lemah
Pria payah
Tak berani berjuang, dan tak berani berperang.
Bukan, bukan karena aku tidak menyayangimu.
Bukan pula karena ku mau melihat kau berdampingan dengannya dipelaminanmu.
Tapi karena ku punya Ibu
Ku tau rasanya jika ibuku terluka.
Karena itu, ku tak mau ibumu dan ibunya kecewa,
Jika tanggal yang telah mereka tentukan hanya jadi tanggal biasa,
Jika semua uang mahar yang telah disepakati,
Harus kembali karena hal yang tidak terjadi.

Sebelum ada aku, ku dengar kalian sudah mantap untuk menikah.
Sebelum kau mengenalku, katanya hubungan kalian penuh bunga dan bahagia.
Dan tiba tiba ku datang, layaknya orang yang tak tau malu, tak tau waktu aku mencintaimu.
Terjadi begitu saja
Terjadi tanpa rencana.

Saat ada aku, harimu penuh air mata
Saban hari, pertengkaran selalu ada padamu.
Cekcok mulut karena dia cemburu padaku,
Yang terang terangan mencintai kekasihnya.
Maafkan hadirku, yang membuatmu bimbang
Maafkan keberadaanku, yang membuatmu gamang

Mulai esok, saat tenda telah terpasang dirumahmu,
Saat tetanggamu sibuk membantu masak dan persiapan hajatanmu,
Percayalah. Aku sudah merelakanmu. Walau terasa bagai neraka.
Ku harap sisa harimu, kau merasa bahagia.
Karena ku mencintaimu, dan mau kau selalu hidup dengan tawa.

Selamat. Maaf aku tidak bisa hadir sebagai undangan. Hatiku terlalu lemah. Aku takut tiba tiba ada air mata dariku.
Percayalah, aku akan selalu bangga dan bahagia pernah mencintaimu

Mungkin sekarang belum waktunya, tapi selebihnya biarkan aku menanggungnya sendiri. Melihat wanita yang aku sayangi kini tengah duduk dipelaminan bersama kekasihnya, tentunya bukan aku.

Aku yang terlambat, kita adalah rasa yang tepat tapi sayangnya kita berada diwaktu yang salah.

Hari ini aku masih mencintaimu
Hari ini aku masih menjadi pengagum ragamu
Hari ini aku masih menjadi penikmat senyummu

Tapi..

Mungkin besok telah usai semuanya, biarkan waktu yang menghapus sedihku.
Kusebut namamu, Alana♡

End.









Thanks ya! Salam literasi!
Epik,

Sampai Jadi DebuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang