Happy birthday buat abang jelek, Dongie Kim a.k.a Bryan Hyundinata 💚
.
.
.
Kim Donghyun x Lim Youngmin
.
Note : Donghyun sebenarnya memang adik kembar Taehyun, tapi di sini kubalik, Donghyun yang jadi kakak sedangkan Taehyun jadi adiknya, jadi jangan bilang loh kok gini, Donghyun kan adeknya Taehyun. Iya sweetheart, tapi demi kepentingan cerita, oke?
.
.
.
"Jadi kapan kamu mau bawain Mama calon menantu? Mama sudah nggak muda lagi, lho. Kamu nggak kasihan sama Mama?"
Donghyun tersentak, mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mengenali situasi di sekitarnya. Syukurlah, ruangan yang didominasi lemari dan filing cabinet ini adalah sebuah ruang kerja. Berarti sosok ibu-ibu dengan suara persis seperti mamanya itu hanya mimpi belaka. Mimpi yang bikin nyesek sebenarnya. Ngapain juga sampai dalam mimpi pun Mama masih bawa-bawa statusnya sebagai jejaka.
Ini semua gara-gara Taehyun dan anak bungsunya. Minggu lalu istri Taehyun melahirkan putra kelima mereka. Sebagai kakak dan pakde yang baik, tentu saja Donghyun datang menjenguk mereka. Dan di sinilah letak masalahnya.
Datang menjenguk bayi Taehyun tentu akan membuatnya bertemu dengan keluarga, terutama mamanya. Taehyun dengan lima anaknya dibandingkan dengan Donghyun yang masih lajang tentu bukan perbandingan yang setara. Tambahkan faktor usia, maka lengkap sudah penderitaannya.
Dulu Mama kerap mengenalkannya dengan putra-putri temannya. Mulai dari yang biasa saja sampai yang kayak bidadari dari surga. Donghyun juga bukan tidak pernah mencoba. Namun setelah dipaksakan untuk dijalani, yang ada justru terasa menyiksa.
Alasannya beragam, tapi pada intinya tak ada yang sreg di hatinya. Karena itu, Donghyun mengatakan biarlah ia sendiri yang mencari sang pujaan hati. Itulah yang kemudian membuat Mama tak terlalu gencar membahas soal calon menantunya.
Sialnya, karena tumpukan pekerjaan setebal dosa, Donghyun tak pernah benar-benar mencari. Entah kapan terakhir kali ia makan malam dengan seorang wanita ataupun pria manis—di luar urusan kerja—atau sekadar menonton film-film terkini. Sedikit banyak ia mengerti mamanya mulai resah dan karena itulah beliau mengingatkannya sampai berkali-kali.
Ngomong-ngomong soal kerja, Donghyun jadi teringat niatnya semula sebelum kantuk menguasai. Tadi sore ia menerima tambahan laporan harta kekayaan tak wajar milik beberapa karyawan dari perusahaan yang tengah ia selidiki. Rencananya ia akan membacanya sekilas sebelum menyerahkannya pada anak buahnya untuk ditindaklanjuti. Meski belum tamat membacanya, Donghyun mulai meyakini laporan ini akan menjadi trigger yang menguatkan praduga mereka selama ini.
"Bos?" Suara iseng Woojin membuat Donghyun menoleh. Ia hanya mengernyitkan kening, tetapi tampaknya Woojin cukup paham dengan mode irit bicaranya. "Daehwi mau cloning data dari HDD yang itu. Boleh kan?"
"Kemarin dia bilang nggak berani karena ada bad sectors yang membuatnya ragu-ragu?" tanya Donghyun sedikit tak mengerti. Seingatnya anak buahnya itu mengatakan ia lebih baik menunggu temannya datang ketimbang bertindak gegabah yang akhirnya malah merusak bukti yang ada.