25. [End]

923 87 7
                                    

Happy reading

Tengah malam Sooyoung kembali bangun dari tidurnya, ia melihat ke sekitar ternyata ia masih tidur di kamar apartment Jaehyun, ia berharap ini hanya mimpi tapi kenyataannya memang ini lah kenyataannya. Sooyoung merasa kepalanya pusing, ia belum makan sedari tadi. Ingin makan pun ia sedang diet, ini sudah malam dan ia takut akan membuatnya gemuk jika makan di malam hari.

Sooyoung keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk meminum air putih saja, mendadak ia merasa perutnya seperti diaduk-aduk dan mual, diiringi rasa pusing yang amat sangat. Pandangannya mendadak memburam seperti tv rusak, perasaan Sooyoung tak enak, ia berjalan perlahan dan mengetuk pintu kamar Jaehyun, Jaehyun itu dokter kan? Pasti lelaki itu bisa membantunya. Pintu kamar Jaehyun terbuka menampakkan lelaki tampan itu dengan baju tidur dengan wajah bantalnya.

"Ada apa?" Suara Jaehyun terdengar samar-samar, Sooyoung memegangi perutnya yang terasa mual tapi tidak ingin muntah.

"Kamu sakit?" Jaehyun memegangi kedua lengan Sooyoung dan menatapnya lekat. Sooyoung tak tau lagi, pandangannya semakin menggelap, ia merasakan tubuhnya terhuyung dan langsung di tangkap oleh Jaehyun.

"Sooyoung!" Jaehyun menepuk pipi Sooyoung, tetapi gadis itu tak mengubris. Jaehyun menggendong Sooyoung masuk ke kamarnya.

Sooyoung sudah membuka matanya, ia mendapati Jaehyun tengah duduk di sampingnya sambil menahan kantuknya. Segera ia menyenggol Jaehyun agar lelaki itu menyadari kalau dirinya sudah sadar.

"Eh? kamu udah sadar?, Soo! kamu ngapain sih?, diet ketat tapi ngga ngisi perut pake protein yang bener, pingsan kan ini jadinya" Sooyoung mengerutkan keningnya, kenapa lelaki itu bisa tau?.

"Jangan lupa! Aku itu dokter, kamu kena darah rendah karena diet kamu itu" Sooyoung mengangguk mengerti, ia pernah mengalami darah rendah itu sekali, tetapi untungnya ia tidak pingsan.

"Ini makan!" Jaehyun menyodorkan semangkuk sup kepada Sooyoung, Sooyoung yang hendak menolak itupun menjadi takut karena melihat tatapan menyeramkan yang Jaehyun berikan padanya.

"M-makasih"

Ini sudah bulan ketiga Sooyoung tinggal di dalam satu apartment dengan Jaehyun, Jaehyun masih terus-terusan mengejarnya, tetapi Sooyoung entah mengapa tak mau mengubrisnya. Sikapnya pada lelaki itu juga semakin dingin dan mengabaikannya, Sooyoung sudah memutuskan untuk tak mau melihat ke masa lalunya lagi, ia bahkan saat ini dekat dengan salah satu teman kerjanya.

"Sooyoung, mau kemana?!" Panggilan yang berasal dari Jaehyun itu menghentikan langkah Sooyoung yang tengah menggeret kopernya untuk keluar dari apartment itu.

"Aku mau pindah"

"Apa?!"

"Jaehyun, udahlah, aku ngga bisa balik sama kamu, aku bakal lupain semua hal tentang kita dan cari kebahagiaan lain" Jaehyun menutup matanya dan menghela napasnya.

"Oke, kalau itu yang kamu mau" Sooyoung tersenyum kecil, ia melanjutkan kembali langkahnya untuk keluar dari apartment itu.

Jaehyun memandang sebuah undangan berwarna abu-abu yang dihias seindah mungkin, undangan pernikahan Sooyoung dengan lelaki yang kini sudah dicintainya dan mencintainya. Awalnya berat bagi keduanya untuk saling melupakan, namun kehadiran orang baru dapat membantu mereka.

Love In The First Kiss (Jaehyun x Joy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang