3. Meet Him

42 14 3
                                    

Oke mulai dari part ini sampai seterusnya, bakal muncul satu persatu teori untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi :)
Diharapkan baca dengan baik.
Tentunya teliti :)
Untuk chapter ini, sengaja dibuat singkat, karena ada sedikit bocoran teori ;)
________________________________________

"Ih Taehyung!!!! Awas kamu ya!!" Aera berteriak dan berlari mengejar Taehyung

"Kejar aja ga akan bisa wle" Kata Taehyung meledek Aera

Ketika sedang berjogging mengelilingi taman, Taehyung dengan sengaja menangkap seekor capung dan memberikannya kepada Aera. Sontak Aera langsung memukul Taehyung dan berlari mengejarnya.

"Huh hah udah ah capek, istirahat dulu" Taehyung kelelahan dan duduk di kursi yang ada pada taman

"Kamu ya sih lagian, udah tau aku takut serangga!!"

"Ehehhehe maap, yaudah pulang yuk, udah mau siang nih, laper" Ajak Taehyung

"Iya aku juga laper, oke deh ayuk!!"

Mereka pun berjalan menuju rumah Aera.

Taehyung POV

"Taehyung, kita ke supermarket yang di depan dulu yuk, haus nih" Ajak Aera

"Ohh oke!!"

Kami pun berjalan menuju supermarket.
Sekarang Aera sedang berbelanja di dalam, sedangkan aku menunggu nya di depan supermarket. Aku mengedarkan pandanganku melihat dari sudut ke sudut, sampai aku melihat seseorang menggunakan jaket hitam, topi dan masker yang berada tak jauh dari ku, tepatnya di bawah pohon besar yang jaraknya 5 meter dari supermarket.
Aku dapat melihat matanya yang menatap tajam ke arah ku. Ya ku rasa, aku mengenalnya. Ku langkahkan kakiku ke arahnya.

"Ada apa?" Tanyaku datar

Ia melepas maskernya, sudah kuduga, memang ia orangnya.

"Gw ingetin sekali lagi, jangan dekati Aera!!"

"Terserah gw lah, gw itu cuma mau jagain Aera, jangan sampe dia luka gara-gara lu"

"Kalo lu masih deketin dia, gw ga akan segan-segan lukain dia" Ancamnya

"Heh masalah kita, jangan dibawa-bawa ke Aera!! Gw ga mau dia tersakiti cuma gara-gara masalah yang seharusnya dia ga terseret!!"

"Gw ga peduli!! Lu udah ambil kebahagiaan gw!! Jadi gw ga segan-segan buat ambil kebahagiaan lu!!" Tercetak seringaian di wajahnya

"Doyoung!! Pikirkan semuanya sebelum bertindak!! Jangan memulai peperangan!!"

"Udahlah males ngomong sama orang ga berguna kayak lu!! Gw pergi, bye kakak...

....tiri" Doyoung pergi dari hadapanku

PUKK

"Eh?! Astaga Ra!!! Kamu ngagetin tau gak!! Huh"

"Ehehhehe sori, nih aku beliin kamu air, sekarang pulang yuk"

"Oke"
Taehyung dan Aera pun pergi.

•••••••••••••••♡♡••••••••••••••••

"Aera, Taehyung, makan dulu yuk, sini" Ajak Eunha

"Iya ma"

"Iya tan"

"Eh Tae, kamu panggil mama aja ya, jangan tante, kamu udah mama anggap anak sendiri disini" Ujar Eunha tersenyum sambil mengelus rambut Taehyung

Degg

"Mama.....aku rindu pelukan mama...." Ucap Taehyung tanpa sadar mengelurkan air matanya

"Tae? Kamu gapapa kan?" Aera mengelus punggung Taehyung

"Nak, kamu boleh anggep tante ini mama mu sendiri ya, sini, jangan sedih lagi oke, kan ada Aera, bang Jaehyun, mama sama papa disini" Eunha menghapus air mata Taehyung lalu memeluknya

"Hikss mama.....makasih mama.....aku.....sayang mama...."

Saat ini, Taehyung benar-benar rapuh. Ia sudah kehilangan kedua orangtuanya dan belajar mengurus kehidupannya sendiri.
Ia merasa beruntung dapat mengenal Eunha, yang mau menganggapnya sebagai anak.
Taehyung benar-benar bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, walaupun dirinya harus memikul beban yang berat, tetapi ia masih dapat merasakan kembali hangatnya pelukan dari seorang ibu setelah 10 tahun lamanya.
Memang benar adanya, takdir, memang adil. Taehyung..... tidak kesepian sekarang. Tuhan memberinya orang-orang baik yang mau menerima keberadaan dirinya.
Ia tak tahu harus membalas semua kebaikan mereka dengan apa, karena.... ia rasa apapun yang ia lakukan tidak akan cukup untuk membalas kebaikan mereka.
Tetapi, ia memiliki Aera sekarang. Yang selalu ada di sampingnya.

Selesai makan siang tadi, Taehyung pamit untuk pergi keluar sebentar. Sebenarnya Aera sudah memaksa dan berkata ia akan ikut pergi. Tetapi Taehyung berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mereka sempat beradu mulut selama 10 menit, tetapi akhirnya Aera mengalah. Hahhaha anak itu.... ia benar-benar mengkhawatirkan Taehyung.

Ya, akhirnya, disinilah Taehyung berada, di sungai Han. Sebelum pergi ke sungai Han, ia mengunjungi satu rumah mewah yang jaraknya lumayan jauh dari rumah Aera. Mungkin ia ingin berbicara dengan temannya? Sepupunya? Saudaranya? Apapun itu, hanya ia sendiri yang tahu. Setelah itu, baru Taehyung berjalan menuju sungai Han. Ia sering berkunjung ke tempat ini untuk menenangkan pikirannya.
Duduk di atas rumput, sambil menikmati indahnya pemandangan ditemani beberapa bunga berjatuhan akibat diterpa angin yang sejuk.
Taehyung menceritakan susah senang hidupnya di dalam hati. Apa yang ia bicarakan? Entahlah, yang tau, hanya dirinya, Tuhan, dan mungkin nanti seseorang akan mengetahuinya juga.

"Apa nanti.... hari itu benar-benar akan terjadi?" Taehyung mengadahkan kepalanya ke udara

"Apa semuanya akan baik-baik saja?"

"Aku harap..... tidak akan ada pertumpahan darah disana" Ucap Taehyung menatap lurus ke depan, sorot matanya menjelaskan kesedihan, kekesalan, kemarahan, kelelahan yah pokoknya tercampur aduk menjadi satu.

"Tuhan, tolong jangan sampai ada nyawa yang termakan nantinya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tolong biasakan vote sehabis membaca 😊 gampang kok, jangan hanya membaca saja :) tinggal pencet bintang di bawah, selesai deh ^^ hargai karya orang lain ♡♡

TBC

Dear Tae: The Decision (STOP UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang