Malam Petama

0 0 0
                                    

Aku terpatung melihat diri didepan kaca, polesan hasil kelihaian pemilik salon artis berhasil menyulap habis  menambah kecantikan diwajahku, manik2 menyerupai emas tertata rapi bagai mahkota serta aroma alami yang disajikan bunga melati bergantungan mengelilingiku. Sungguh aku sudah seperti ratu saat ini.
     Setelah hampir 30 menit mematung memandangi diri di kaca akhirnya aku mulai tersadar, aku sudah tak lagi menjadi tanggung jawab ayah dan ibuku, statusku sudah berpindah kepada seseorang yg menjabat tangan ayahku satu jam yang lalu. Tak ada air mata yg menetes sedikitpun, fikiranku kosong saat ucapan SAH disumbangkan oleh seluruh tamu undangan.
     Mempertaruhkan hidupku kepada lelaki yang sama sekali tidak kucintai adalah keputusan paling besar yang sekuat tenaga untuk tak kusesali. Kini keputusan dengan segala pertimbangan dan fikir panjang telah memindahkan duniaku dari awalnya seorang gadis manja dari keluarga konglomerat memilih memasrahkan dunianya kepada lelaki sederhana yatim piatu yang sama sekali tak dicintainya. Apa yang membuatku berani mengambil keputusan besar itu? Pertanyaan yang terus menerus dilontarkan kepadaku. Baiklah, akan kujelaskan mengapa seberani itu diri seorang raina.
     Namaku raina, aku gadis berusia 26 tahun yang baru saja mendapat gelar master disebuah universitas swasta dengan predikat cumloude. aku tidak cantik dan lelaki mengakui hal itu, juga mereka mengakui meski tak cantik namun aku menarik dan berkarisma kata sebagian dri lelaki yang mendekatiku. Aku sudah lama tidak berpacaran dan memilih menjomblo dari putus dengan adik kelas 7 tahun lalu. betah yah menjomblo?, Tentu karna berpacaran hanya merugikan diri sendiri serta banyaknya dosa2 yg yg dirajut setiap hari. Aku lebih memfokuskan diri mengembangkan pengetahuanku, karna bagiku menciptakan generasi pintar yang sholeh dan sholehah adalah prestasi terbesar seorang wanita. Kembali ke pembahasan, aku sering digosipin oleh para tetangga dan menghadapi cibiran teman2 dengan status kejombloan akutku, mereka menyebutku "perawan tua". Sedih, sakit, kecewa, tentu. Wajar sekali. Namun aku masih beruntung karna setidaknya aku masih menikmati masa mudaku dengan sangat baik. Bukan tak laku, bukan tak ada yg mau apalagi dijauhi lelaki. Justru sebaliknya, bahkan suami dari salah satu dari mereka yg mencibirku dengan teramat pedaspun sering kali menggangguku melalui media sosial, ingin menikahiku yang berbadan ramping dan cerdas sementara istrinya berbadan bulat dan selalu melontarkan omelan setiap hari. Namum, apalah arti pendidikan tinggi dan alumni pesantren besar jika aku mengubris segala godaan dari lelaki hidung belang itu.
     6 bulan lalu, seorang lelaki sederhana datang bersama kyai ke rumahku, bapak yang salah satu dari murid kyai tersebut merasa terhormat rumah kami didatangi gurunya seorang alim ulama. Lelaki sederhana tersebut sangat lekat bahkan sangat sangat kukenali, mas zafran adalah lelaki yang sudah kuanggap saudara sendiri, aku sering belajar agama kepadanya saat di pesantren dan dia juga melindungiku layaknya adik sendiri. Entah apa yang ia fikirkan hingga berniat mempersuntingku. Aku begitu tak menyangkanya, bahkan membayangkan akan menjdi istri dari lelaki bungkuk tersebut tak pernah terbesiit sedikitpun. Dia masih diotakku sebagai seorang saudara bagiku.
     Bapak dan ibu meminta pendapatku, bibirku kelu, tak bisa kubayangkan akan seranjang dengan lelaki bungkuk yang sudah kuanggap saudara sendiri. Aku menatap mas zafran dan ia hanya menunduk, sempat aku membencinya karna berani mencintaiku dengan tiba2. "Mohon beri saya waktu buk". Orang tuaku mengerti perasaanku. Dan 6 bulan telah berlalu begitu cepatnya, selama itu aku berfikir keras bahkan lebih keras dari hanya sekadar memikirkan taktik tesis agar tersusun sempurna sesuai instrumen dan realita di lapangan. Dan 6 bulan itu tak sedikitpun kutemukan cahaya cinta. Terakhir ketika menentukan tanggal dia meninggalkan secarik kertas berisi tulisan arab gundul dengan arti "cinta akan hadir setelah pernikahan, tidak usah kawatir humayrohku". Aku meremas kertas itu dan membuangnya, namun memajangnya didinding fikiranku agar terwujud sesuai inginnya. Aku memilih menerima lamarannya karna yakin syurga akan lebih dekat jika dibina olehnya yang merupakan salah satu ustad abdi dhalem. Tiada tingkahnya yang membuatku ragu menata hidup baru dengannya, sikapnya yang lembut juga telaten menggambarkan sosok ayah yang baik untuk anak2ku kelak. Dan aku menggadaikan cintaku diatas takdir tuhan yang ditawarkannya dibahtera rumah tangga yang sakinah. Mencari sosoknya di jaman sekarang tidaklah mudah, mungkin ada yang lebih dari dia, namun belum tentuenvintaiku dengan sangat baiknya seperti mas zafran. Dan itu pilihan mutlakku.
     Kamar berukuran 8x10 ini terasa indah. Sesuai dengan pernikahan yang terbilang sederhana namun sangat ramai hasil dari kerja sama saudara dan kawan-kawannya yang tak terbilang itu. Mas zafran sangat baik, tak heran kawan2 dan saudara2nya patungan sangat banyak untuk pernikahan yang mulai dibangun tanpa cinta sedikitpun dariku. Jam menunjukkan 11 malam dan aku masih belum beranjak dari depan kaca dengan accessories yang masih melekat. Suara diluar sudah tak seramai dan senyaring tadi sebab tamu2 mulai kembali ke rutinitasnya masing2. Fikiran kosongku tiba-tiba ambyar setelah pintu terbuka dan menampakkan sosok mas zafrah dibaliknya. Dari sana ia tersenyum lembut meski rasa lelah terpancar jelas dimatanya, aku telah lama mengenalnya dan mampu membaca semua itu. "Kamu belum tidur ning?" Ia melangkah menghampiriku. "Saya tidak tahu membuka semua benda2 ini mas" sambil nyengir mencoba menghidupkan suasana padahal hanya mencari cari alasan saja. "Owh, kelihatannya berat yah, sini mas bantu", tangannya sigap meraih satu persatu benda dikepalaku dan meletakkannya di meja rias dengan hati-hati hingga tak ada lagi  yg menempel dikepalaku. "Mas, boleh saya mandi? Tidak mungkin saya tidur dengan banyaknya make up seperti ini", " silahkan ning, tadi mas sudah mandi dan berwudhu' di kamar sebelah, kebetulan tadi dikamar ini ramai" aku tersenyum dan masuk ke kamar mandi.
     Sholat sunnah sudah dilaksanakan, mas zafran menuntun dengan sangat baik, tak kusangka suaranya sangat merdu hingga menghilangkan fikiranku bahwa malam ini adalah malam pertama pernikahan kami. Setelah salam Aku mencium tangannya dan ia mencium dahiku dengan sangat lama sambil membacakan kalimat doa yang tak dapat kudebgar dengan jelas. Aku memejamkan mata, seketika jantungku berdetak dengan keras namun tak menimbulkan perasaan. Oh tuhan... Begitu keraskah hatiku.
     Aku dituntunn menaiki ranjang oleh mas zafran setelah melepas mukennah, rambutku masih setengah basah. Ada gejolak rasa ingin berteriak tak ingin, namun kewajiban harus kulaksanakan. Lampu terang di kamar sudah digantinya dengan lampu tidur hingga menciptakan suasana syahdu nan romantis. Ia perlahan mendekat sementara aku menyembunyikan berontakku dalam pejam dan masih terlihat tenang. tuhan, akankah malam ini ragaku seperti diperkosa. Fikirku menagis. Mas zafran mencium keningku dengan sangat pelan, kemudian kedua pipiku, dan hidungku. Aku masih terpejam menerima serbuan selanjutnya darinya, aku terus teringat akan kata-katanya bahwa cinta akan datang setelah pernikahan. Aku masih terpejam namun mas zafran masih diam tak melanjutkan. Perlahan aku membuka mata dan melihatnya masih menatapku dengan jarak hanya 5 cm saja. Matanya sayu penuh cinta. Aku memandangnya dan seakan ia mampu membaca keheranan dibenakku. Seketika tubuhku dibaringkan dan kepalaku tepat diatas bantal, aku pasrah dengan apa yang akan dilakukannya. Meski terpaksa namun aku mengharap allah tak murka kepadaku, lalu Mas zafran membalikkan badanku dan memelukku dari belakang kemudian berbisik "aku akan menunggu sampai engkau sudah mencintaiku ning, malam ini lelapkanlah malammu",  aku terbelalak, tak menyangka dia mampu membaca fikiranku. "Terima kasih mas". Tuhan.... Terima kasih telah menghadirkan dia yang mencintaiku dengan Sangat baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indahnya DicintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang