Kamar No.44

2.3K 117 30
                                    

Namaku Anton,  seorang pendatang baru di kota zzz,, bermaksud untuk mencari pekerjaan pertamaku,,, yah,, aku masih muda, ingin mencari kehidupan dan dunia baru, terlepas dari kampung halaman.

tadinya sesampainya di kota aku berharap bisa langsung sampai di rumah paman Dedi, beliau adalah orang yang menawari lowongan kerja di tempatnya bekerja dan paman Dedi juga bersedia menampungku sementara di rumahnya sampai aku bisa mandiri.
badanku capek sekali, ingin rasanya segera sampai ke rumah paman agar aku bisa langsung istirahat setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dari rumahku ke kota, tapi rasanya aku sudah tak kuat lagi untuk lanjut perjalanan,jadi kuputuskan untuk menginap dulu di hotel di sebrang jalan di depan stasiun.

tanpa pikir panjang lagi aku langsung masuk dan memesan kamar di hotel tersebut, untungnya harga sewa kamar tidak semahal yang aku bayangkan.

"oke, saya ambil kamar nomor 43"
kataku kepada karyawan hotel, dan memang cuma itu kamar yang tersisa katanya,karena hotel sedang penuh. 
Tapi ya sudahlah, berhubung capek langsung saja bergegas ke kamar lalu rebahan, awalnya biasa-biasa saja dan tidak ada yang aneh, terasa menentramkan pikiran sembari bersantai sebelum mulai berjuang memulai karirku di kota ini, sampai aku ketiduran,,

waktupun terus berlalu,,,, dalam mimpi aku mendengar suara ketukan pintu,,,, "tok tok" aku terbangun tapi enggan bergerak ,,,,"tok tok tok tok" ,,,,suara ketukan semakin banyak dan semakin keras,
dan akhiranya,,,, "BRUAAAK" terdengar suara keras seperti pintu yang di dobrak dengan sekuat tenaga,,,, bahkan sepertinya pintu itu telah terlepas dari engselnya, aku kaget setengah mati lalu melihat ke arah pintu kamarku,,,
,,tak terjadi apa-apa. pintu kamarku masih terpasang dan baik-baik saja.
"ah,, mungkin kamar sebelah, bikin kaget aja" gerutuku

aku tak peduli, palingan cuma tamu hotel sebelah yang bermasalah dan nggak segera chek out,,,, terserah,, mending bikin kopi saja setelah bangun tidur,,, sambil jalan melihat jam sudah lewat pukul 10 malam,,, padahal rasanya tidur cuma semenit tapi sudah lewat sejam,,,,  sambil membuat kopi ku telfon paman, mengabarinya aku menginap di hotel depan stasiun di kamar nomor 43,,,, tapi paman Dedi spertinya keberatan,,, paman bilang,, "Ton,kamu jangan menginap di situ, cepetan keluar!!"

membuatku bingung kala itu, dan berfikir mungkin karena paman khawatir biaya sewanya terlalu mahal atau karena alasan lain dan terbesit juga di pikiran kalo ini adalah hotel angker
"Loh kenapa!? sewa hotelnya nggak mahal-mahal amat kog,,,, hotelnya juga ramai."
tiba-tiba telfon terputus
membuatku makin bingung
mungkin pulsaku habis
kupikir rasanya sayang sekali kalau harus chek out sekarang,,,
"mending lanjut ajalah,,,, lagian kopi dah jadi nih,,, hehe" berusaha tetap tenang.
saat itu aku baru sadar bahwa di bawah meja tempat membuat kopi ada sebuah foto dengan bingkainya di letakkan rapi dan terdapat sesajen,,, "hmm,, mungkin ini semacam penglaris hotel, hehe,,,," pikirku simpel.
setelah ngopi dan bersantai kurang lebih 15 menit, tiba-tiba kepalaku terasa pusing seketika,,,sakit kepala yang teramat sangat tapi hanya sekejap,,, aneh sekali,,,, aku bangun dari sofa dan keluar kamar,berniat mencari makan di luar,, aku menuruni tangga karena kamarku ada di lantai atas,,,  di ujung tangga ada seorang lelaki paruh baya dan dua polisi sedang mengobrol sambil membawa senter yang menyala, semakin melangkah menuruni tangga,semakin dekat aku dengan mereka dan mendengarkan pembicaraan tiga orang tersebut.  ku lihat raut wajah mereka tampak serius dan berbicara agak lantang,,,, dua orang polisi itu seperti sedang menyalahkan lelaki paruh baya itu karna suatu alasan,,,,
,,,aku pun menguping,dia bilang kepada dua polisi itu,,,, 
"saya agak rabun jauh pak, tapi kayaknya saya tadi lihat anak muda itu masuk ke kamar nomer 44, saya ndak bohong"
tak lama paman Dedi yang juga membawa senter muncul tiba-tiba sambil berlari kecil dengan wajah sepucat mayat, kurasakan ketegangan luar biasa dari ekspresinya,,,  tanpa mempedulikanku yang baru saja bersimpangan denganya,,,,itu terasa aneh.
dia mengatakan pada tiga orang di tangga itu sambil terengah mengambil nafas....
"di.. dia, ada di kamar....nomor 43"

seketika aku hanya terdiam,,,,

aku hanya berfikir

kenapa mereka semua menyalakan senter di dalam lobby hotel yang lampunya juga menyala terang,,,,?!

.............

.............

.............

di mana aku?

Hehe.... chapter pertama emang agak panjang sedikit, harap maklum ya...saya pemula.

tapi tenang,untuk chapter kedua dan seterusnya bakal lebih ringkas kog....

terimakasih sudah membaca.

Cerpen horror misteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang