Pesan kematian

448 23 2
                                    

"Manusia di ciptakan oleh Tuhan berbeda satu dengan yang lainnya,Jika kau tak terima atas apa yang aku lakukan, aku akan menebus perbuatanku, tapi ini mungkin tak sebanding.

Suaramu juga berbuatanmu, persetan."

itu adalah catatan aneh peninggalan terakhir dari seorang pembunuh yang tewas mengenaskan dengan cara bunuh diri. catatan ini di temukan polisi di TKP pembunuhan.
Pelaku berjumlah 1 orang,merupakan siswi SMA berumur 17 tahun. bertanggung jawab atas tewasnya 394 orang murid sebuah SMA Negri di kota X, 43 siswa siswi yang selamat sedang di larikan kerumah sakit dalam keadaan kritis.
Menurut pihak medis, para korban telah di racun oleh pelaku melalui makanan pada saat acara perpisahan sekolah,perlu penelitian lebih lanjut tentang racun yang di gunakan untuk meracuni para korban.

Sedangkan untuk motif pembunuhan masal ini juga sedang di lakukan, tim penyelidik kesulitan tak bisa bertanya pada teman sekolah dan guru karna semuanya merupakan korban yang bahkan hampir atau tak dapat berbicara lagi. dan sekarang berniat menanyakan kepada keluarga pelaku.

orang tua pelaku mengatakan sehari sebelumnya pelaku di paksa untuk menjadi panitia acara perpisahan tersebut,, dan untuk kesehariannya mereka juga mengatakan petunjuk bahwa anak mereka satu satunya itu perilakunya pendiam dan sedikit anti sosial
"apakah anak anda psikopat?" tanya seorang polisi
"bukan pak, anak saya dari dulu nggak menunjukan tanda-tanda orang yang kejam semacam itu, sama sekali nggak pernah" jawab sang Ibu dengan polos dan juga tangis yang tertahan.
"putri saya cuma benci mendengar suara-suara yang mengganggunya,apakah itu juga bisa jadi petunjuk pak!?" kata ayah pelaku. polisipun bingung.
tanpa menghiraukan perkataan ayah pelaku,,,, polisi hanya bisa merenungkan jawaban sang Ibu.
tapi di pikir memang benar, psikopat itu gila dan kejam,,, tapi cara yang di gunakan siswi ini membunuh para korbannya tak menunjukan dia psikopat.

polisi berfikir keras tentang motif di balik kasus tersebut, entah itu kejiwaan, keteledoran, ataupun dendam.... setelah beberapa pertanyaan dan jawaban, polisi akhirnya menyerah.
Psikologpun turun tangan,
tapi hanya dalam beberapa menit membaca catatan tanya jawab kepada orang tua pelaku mereka sudah menemukan petunjuk.

seorang psikolog menyatakan bahwa pelaku menderita misophonia yang dalam kasus ini pelaku membenci suara piring dan sendok yang beradu.

Cerpen horror misteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang