0.5

843 148 15
                                    

Maaf kalo banyak typo :(

×××××

"Jadi beneran, lo kenal sama adeknya Bang Joshua?"

Setelah pertemuan yang engga disengaja tadi, mereka semua jadi tau kalo Sena kenal Vira, Vira kenal Sena. Pas ditanya sama Vano, "Kok bisa kenal?", dua sejoli itu kompak jawab, "Temen,".

"Kenal. Anak FIB, jurusan sastra inggris, sekampus dan seangkatan kita juga kan?" jawab Sena seadanya.

"Wah, Dito. Katanya gak deket sama Joshua, tapi bisa kenal sama adeknya, mana cewek lagi, ckck," sahut Juna heran sambil geleng-geleng kepala.

"Gue aja baru tau kalo dia adeknya Bang Josh. Asli, gue aja tadi kaget," timpal Sena lagi.

"Lah lo kenal dia dari mana dong?" tanya Haidar penasaran.

"Gak sengaja ketemu pokoknya, terus kenal, yaudah gitu."

Bener, Sena gak bohong kalo pertemuannya sama Vira itu karena ketidak sengajaan. Sena tau kalo Vira emang sering ada di taman itu, tapi hari itu juga Sena gak ada pikiran sama sekali untuk ketemu atau nemuin Vira, yang ada dipikirannya saat itu, dia butuh Wi-Fi buat tugasnya dan tempat terakhir yang bisa dia datengin cuma taman belakang fakultas pendidikan.

"Sejujurnya, belum bisa gue sebut temen juga sih. Soalnya gue aja baru kenal, ketemu kayaknya baru 3 kali sama yang tadi dirumahnya, ketemu juga kebetulan terus, gak sengaja mulu lah pokoknya," adu Sena panjang.

"Sampe di itung gitu berapa kali ketemu," ujar Juna selanjutnya tertawa dengan Haidar.

"Tapi lo pernah denger gak, Dit? Katanya kalo kebetulan atau gak sengaja ketemu sampe 3 kali, artinya jodoh. Cie jodoh, uhuy," seru Haidar heboh ke Sena.

"Ngaco lu,"

"Aduh, bisa gak kalo Cantika buat gue aja? Jangan buat dia, nanti dicuekin mulu lagi," kata Juna sambil menunjuk Sena bercanda.

Sena sih cuma diem aja, setuju sama omongan temennya. Bener kata Juna, Sena ini orangnya cuek, gak sedikit perempuan yang deketin Sena tapi gak bertahan lama juga, karena nyerah sama sikapnya Sena yang ya, begitulah.

"Tapi beneran dah, Dit, Jun. Sesuai namanya, Cantika. Cantika tuh cantik, lho. Iya gak sih? Gak mungkin kan lo pada gak setuju sama omongan gue," ujar Haidar sambil menunjuk kedua temannya yang ada dikursi mobil bagian depan.

"Genetik, bro. Lu liat dong Bang Joshua rupanya kayak apa? Ganteng gitu," kata Juna yang bikin kedua temennya noleh ke arahnya.

"Maksud gua tuh, abangnya aja visualnya oke gitu, apalagi adek-adeknya kan? Terus sekarang lo raguin gue buat jawab Cantika tuh kagak cantik? Udah gila,"

"Berarti ibu bapak nya juga oke, Dar," ujar Sena.

"Betul-betul. Si Jordan juga cakep," tambah Haidar.

"Jordan? Siapa lagi tuh?"

"Adeknya Joshua juga, tiga bersaudara mereka. Joshua anak sulung, kedua Cantika, terakhir Jordan. Oh, lo belum pernah ketemu langsung sih ya sama Jordan, Sen," jelas Haidar ke Juna dan Sena.

"Oh, Jordan itu yang ada di foto samping tv tadi gak sih? Yang foto anak kecil lagi ngelukis?"

"Iya. Denger-denger, semua lukisan dirumahnya tadi, yang lukis si Jordan. Gua bingung dah, kenapa dia milih masuk ilmu pemerintahan coba? Mending masuk seni aja," tambah Juna.

"Ya emang kenapa sih, Jun? Suka-suka dia lah, kok lo protes sih?" sungut Haidar.

"Kenapa sih, Dar? Gue cuma wondering aja, kok lo marah sih?"

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang