The Beginning

9 0 0
                                    


Because the world is round, it turns me on

Because the world is round.

"Kita itu...AH! KITA ITU UDAH GAK SEHATI LAGI! Kamu sadar nggak sih?kamu tuh orang yang beda sekarang." Hari itu diawali dengan berakhirnya hubungan Azka.

"...y-yaudah, kalo kamu maunya kita udahan, aku nggak bisa maksa kamu juga. Makasih" Jawab Azka sambil mengangkat tubuhnya lalu pergi.

Sesampainya dikelas, Azka disambut oleh teman-temannya yang sudah tau kejadian tadi akan terjadi, dan mereka sudah tau harus berbuat apa.

"Hai gais, darimana aja kamu. Kita nungguin lho hihihi" Ujar salah satu sahabat perempuannya.

"Hih, Tumben banget lu nanya-nanya. Buset belom pada balik? Udah jam 5 loh." Tanya Azka sambil berusaha sambil mengalihkan topik pembicaraan.

"Belom lah! Kan biasanya lu yang pulang duluan. Dicariin om latip, Hahaha" Ejek teman sebangkunya Azka yang nggak biasanya ngaret [sebutan kami untuk berlama-lama disekolah] bareng kita.

"Hahaha bisa aja tiko. Oh iya zka, Abay disuruh cari talent-talent muda sama Bu Asri. Buat acara ulang tahun pasmer. Azka mau nggak tampil?" Tanya Akbar, teman kami yang beda kelas.

"Buset, gua ditanya. Gua mah nggak bisa apa-apaan, paling masak aer. Masa iya tampil masak aer." Canda Azka sambil menggaruk kepalanya dengan mimik kebingungan.

"Yakali gitu zka, Lomba puisi. Masak aer biar mateng...Eh bentar, Gue kan pernah bilang sama lu. Lu bisa tampil sama temen-temen gue, Ngeband gituu" Ujar teman kami Yosefine, Yang biasa dipanggil Oci.

"Terus gua main apa? Sumpah, gua udah lama banget nggak main Bass." Jawab Azka.

"Yaa kan opsional zka, Lu juga bisa main Drum kan? Nanti kita cari yang main Bass. Lagipula kita latihan dulu, Nah gua sama Oci main Gitar deh, hehe" Kata Angie sambil ngode ke Oci biar dia ikut main.

"Lah. Siapa yang bilang lu main? Hehehe canda deng" Ujar Oci dengan raut muka konyol.

"Ajak Divadan aja, Ci. Siapa tau bisa main Bass, Nah pas tuh berempat." Jawab Azka sambil merapikan tasnya.

"Yaudah zka, Pikirin aja lagu yang mau dimainin. Kalo bisa Azka aja yang nulis lagu, mwehehe" Usul Akbar sambil merapikan isi tasnya juga dan memesan g*jek.

"Buset, pada balik? Yaudah gua juga" Kata Tiko sambil lari ke mejanya.

"Yaudah gue duluan ya. Udah dibawah yang jemput" Kata Azka sambil berjalan ke arah teman-temannya untuk high five.

"Dah Azka!" Ujar semua teman-temannya.

"Kabarin ya Zkaa, Shownya minggu depan" Kata Akbar saat Azka sudah diluar kelas.

"TIDAK! TIDAK MUNGKIN!" Kata Azka teriak dan terbangun dari tidurnya.

"Huft mimpi buruk apaan tuh" Ujar Azka lagi didalam hatinya sambil keluar dan mengambil segelas air.

"Kenapa teriak malem-malem? Mimpi buruk?" Tanya ayahnya yang sedang menonton tayangan makam kesukaannya.

"Iya nih, Mimpi The Beatles gaada didunia."

"Haha...hah? The...Beatles?" Tanya ayahnya dengan mimik wajah yang kebingungan.

"Iya." Jawab Azka Setelah meminum air.

"Alah, Udah mending lanjut tidur. Besok sekolah" Kata ayahnya sambil berdiri dan jalan menuju kamar mandi.

Ke esokan harinya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BecauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang