Begin

4.3K 598 114
                                    

Jangan panik, jangan panik Lee Haechan!

Haechan menarik hoodienya pelan untuk menutupi hampir seluruh kepala beserta wajahnya dalam perjalanan pulang kerumah, dan memastikan untuk tetap menundukan kepalanya kebawah saat masuk ke dalam rumah; Haechan tidak boleh terlihat panik. Ini hanya terjadi sesekali kadang—karena ia adalah seorang Omega.

Haechan masuk kedalam, berjalan langsung menuju tangga sambil menjawab panggilan ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu tentang bagaimana harinya, dengan suara kaku dan terburu-buru Haechan menjawab "Baik kok, yah."

Di lantai atas kamarnya, Haechan membanting pelan pintu kamar mandi serta menguncinya. Dengan tangan yang gemetaran, ia menurunkan hoodienya hati-hati dan lalu menatap bayangan wajahnya di cermin.

Sebuah luka memar berwarna ungu tercetak di sekitar matanya; oke, itu bisa disembunyikan. Sebuah bidang kecil berwarna merah di pipinya—masih sedikit berdarah; tidak mudah disembunyikan. Haechan menghela nafas berat—tidak ada gunanya juga sih memikirkan hal seperti ini. Bukan masalah besar pikirnya.

Kadang saat ia berjalan sendiri, Haechan secara tak sadar memutar jalan pulangnya menuju sudut-sudut kota, melupakan peringatan orang-orang terdekatnya yang mengatakan untuk menghindari hal seperti itu, lagi-lagi karena, ia adalah seorang Omega.

Pernah waktu itu segerombolan Alpha dari tim baseball sekolah menyudutkan Haechan disana, mencibir dan mengejeknya, menanyainya dimana Alpha-nya atau sahabat baiknya(yang juga seorang alpha) berada, kenapa tidak bersamanya untuk melindunginya sekarang.

Haechan pernah juga dipukuli oleh seorang Alpha yang ukuran tubuhnya dan kekuatannya lebih besar tiga kali lipat darinya lalu beranggapan bahwa Haechan tidak akan berani mengadu mengenai hal ini pada Mark atau Jeno, karena ia bukanlah seorang anak kecil lagi.

Ini bukanlah masalah besar. Hal seperti ini sudah sering terjadi pada dirinya sejak ia masih kecil—sejak ia dinyatakan sebagai seorang Omega. Masa-masa itu selalu ada saja yang membully, menggagunya, dan beberapa Alpha yang mengambil keuntungan dari fakta yang mengatakan bahwa Omega lebih lemah dari seorang Alpha.

Hanya saja kejadian seperti itu tidak pernah lagi terjadi padanya akhir-akhir ini. Haechan biasanya punya Jeno yang berada disekitarnya, dan jika bukan Jeno, maka biasanya adalah Mark—yang kenyataannya seribu kali lebih menakutkan dan mengintimidasi dibandingkan Jeno—jadi Haechan selalu merasa aman. Dan sejak ia menjadi mate seorang Mark Lee, Haechan merasa lebih aman lagi, bahkan ketika Mark sedang tidak berada di sekitarnya, karena bau Mark ada di seluruh tubuhnya. Orang-orang mengenali bau tubuh seorang 'Mark', terutama bau tubuh Alpha; Haechan berasumsi bahwa kau bodoh jika mendekati Omega yang sudah diklaim oleh seorang Mark Lee; tapi, sudah ia duga, kebanyakan Alpha-alpha itu tidak mempunyai otak sama sekali.

Karena mereka bukan hanya mendekatinya—mereka memukulinya dan meninggalkannya sendirian di gang jalan kecil di pusat keramaian kota pada siang hari yang cerah; tak ada seorang pun yang mencoba menghentikan Alpha-alpha yang menyeretnya kesana, padahal Haechan yakin beberapa orang di jalanan itu melihatnya—tapi tak ada satupun yang menolongnya. Hal itu mengingatkannya—untuk yang seribu kali—bahwa Haechan hanyalah seorang Omega, ia tidak diperlakukan sama seperti yang lainnya.

Haechan menimbang-nimbang, setelah beberapa menit, untuk menelepon sahabatnya-Jeno agar ia datang dan menjemputnya pulang kerumah, tapi... Haechan tahu kalau Jeno pasti akan menelepon Mark.

Dan Haechan tak mau jika Mark mengetahui hal ini sebelum lukanya sembuh. Atau setelah sembuh. Pokoknya Haechan tak mau jika Mark mengetahui hal ini titik. Karena Haechan benar-benar tahu jika si bodoh itu akan langsung overracting, padahal ini cuma masalah kecil! Karena Haechan sadar akan posisinya, oke?

Controlled AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang