chapter 1

1 0 0
                                    

Ini berkisah tentang diri aku waktu dulu hehe.
Saat aku berumur 6 tahun aku bersekolah disekolah madrasah iptidaiyah. Awal-awal masuk sekolah aku sangat tidak mau dikarenakan aku takut sama orang yang tidak dikenal. Hingga aku merengek sampai-sampai menangis dan menolak bersekolah. Tapi tetap saja aku bersekolah.
.
Hingga saat akupun mulai bersekolah, masuk kekelas, disana aku berjalan mencari tempat duduk yang kosong dan duduk di tempat terserbut. Kelas nya tidak terlalu besar. Jadi kelas nya itu di sekat menjadi 2. Jadi bisa untuk 2 kelas saat mengajar.
Dan pertama saat guru datang perkanalan dari guru yang mengajar dan murid-murid memperkenalkan diri masing-masing.

""
Waktu berlalu sudah 2 tahun lama nya, aku sudah duduk dikelas 2 sd. Selama 2 tahun itu aku tidak bisa menulis, setiap hari ibuku mengajar aku supaya bisa menulis dan dipaksa untuk bisa, sampai aku pernah di pukul oleh sapu lidi karena aku tidak bisa menulis.(hhe, aku senyum2 mengingat nya).
Suasana kelas pun sudah berbeda sudah mulai ada yang jadi preman sekolah dan rata-rata anak laki-laki semuanya pasti bakal mengikuti si preman ini. Yang jelas preman itu keliatan dari muka seram nya, suka becanda seperti beneran sekali. Sampe mengadu orang yang tidak mempunyai masalah apapun.
Nama preman sekolah itu adalah enos kalau dipikir-pikir preman ini lucu dia itu sering ingusan, rambut nya rancung, dan aga tinggi.

Dulu saya pernah digebugin sama preman dkk.(sayapun sebenernya ikut juga sama enos ini).
Penyebab nya adalah pas pulang sekolah aku itu tidak ikut main dengan mereka, alesan nya aku gasuka maen dengan mereka kadang suka dipaksa berantem, nanjak tower gitu, suka dipaksa mandi di cilebak (cilebak itu cai di lebak, atau bisa di ujung bawah, kayak tempat wc umum tapi ini ada kolam kecil nya untuk aliran air nya, ada wc untuk bab).
Setiap pulang sekolah pasti saja kerumah masing-masing dan setelah itu nyamper ke rumah-rumahnya teman-teman. Waktu itu aku sangat tidak suka dengan si enos ini, pas mereka datang kerumah aku memanggil "putra... putra..m maen yuk".
Tapi aku sudah kompromi dengan mamah aku. Aku sembunyikan sendal maen ku, dan setelah mereka berteriak, mamah aku bilang "putra nya ga ada...".
Kadang-kadang si enos ini tidak percaya sambil buka pintu, dan menyari sendal aku.
Nah kenapa aku di gebugin itu, karena udah beberapa kali aku ngelakuin menyembunyikan sendal itu dan akhir nya ketauan ama si enos. Disanalah aku di gebugin oleh teman-temanku. Disana aku nangis lah. Dulu itu kalau kita bilang ke ortu aja kita di gebugin atau apalah itu dibilang pengecut. Jujur dulu aku mendingan bilang aja padahal biar rame mamah aku marahin mereka.. 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PenyendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang