Sehun

126 18 0
                                    

Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun. Oh Sehun. Dia menjadi tetanggaku sejak berumur 10 tahun. Dia punya seorang kakak laki-laki terpaut umur 10 tahun dengannya. Kakaknya sekarang adalah seorang dokter spesialis bedah umum dan Sehun sekarang juga sedang menjalani hari-hari menjadi seorang mahasiswa kedokteran yang super sibuk. Tapi sesibuk-sibuknya seorang Sehun, aku senang dia tidak pernah lupa denganku.

"Jee!" dia melambaikan tangannya padaku yang sedang menunggunya di taman samping gedung fakultasnya sembari membaca novel tadi. Aku membalas lambaian tangannya dengan senyuman. Dia berlari kecil menghampiriku. "Jadi makan siang di luar?" tanyanya begitu mendudukkan diri di sampingku

"Bukannya lo abis ini ada praktikum?" aku balik bertanya.

"Iya sih, tapi . . ."

"Yaudah makan di kantin aja," potongku. Kemudian dia tersenyum dan mengangguk. Lalu kami berjalan bersama sembari mengobrol menuju kantin.

Dialah Oh Sehun. Kalau aku tidak memotong ucapannya dia akan mengatakan, "Iya sih, tapi kalau lo mau makan di luar juga nggak apa-apa,"

Oh Sehun. Dia selalu menjadikan aku yang pertama untuknya. Dan untukku dia juga selalu jadi yang pertama. Lalu apakah status hubungan kita lebih dari seorang sahabat? Tidak. Kita masih menjadi sahabat. Karena seorang Jeanna terlalu nyaman berada di tempatnya saat ini dan takut untuk melangkah maju tanpa sebuah kepastian.

Aku mengenal Sehun sejak umur 10 tahun. Awalnya aku kesal dengannya karena dia begitu pendiam. Tapi lama-kelamaan aku justru penasaran dengannya dan jadi sering mengganggunya. Dia tidak punya banyak teman di SD tempat kami bersekolah, hanya aku Krystal dan Sulli. Aku menyuruhnya bermain dengan anak laki-laki, karena dia bisa diejek jika bermain dengan kami terus. Akhirnya dia menurut dan sekarang dia justru punya lebih banyak teman daripada aku.

Kalau boleh sombong, mungkin aku yang mengajarkan bagaimana caranya bersosialisasi pada Sehun. Karena dulu Sehun susah sekali berteman. Dia lebih banyak diam dan bermain sendiri. Tapi semenjak bersamaku, melihatku punya banyak teman di mana-mana, Sehun jadi ikut membangun relasi berteman dengan banyak orang. Sehun tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan dan setia. Iya, setia. Dia begitu loyal dan setia pada teman-temannya. Itulah kenapa sekarang banyak yang suka berteman dengannya.

"Kak Sehun!" seorang gadis tersenyum sembari memeluk buku-bukunya menghampiri kami. "Mau makan siang Kak?" tanyanya.

"Iya. Kalian juga?" tanya Sehun. Gadis itu bersama dengan seorang laki-laki yang aku kenal. Adik kelas kami waktu SMA. Doyoung namanya.

"Iya Kak. Tapi mau makan di luar. Kok Kak Jean sampe ke sini sih?" tanya Doyoung.

"Lah nggak tahu aja lo FK udah jadi kampus kedua gue," gurauku.

Gadis itu menyenggol lengan Doyoung, seperti bertanya aku siapa.

"Oh iya Kak kenalin ini Selly, temen sekelas gue. Sel, ini Kak Jean, kakak kelas gue waktu SMA," Doyoung memperkenalkan kami.

UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang