~Mei
"Lu ada waktu kosong bulan apa Lin?"
"Ngapain lu tanya-tanya? mau ngajak gua hollyday?"
"Lah elah tinggal jawab aja sih apa susahnya."
"Hmmm, gua sih nyampe sekarang belum ada schedule buat beberapa bulan kedepan. Palingan nanti ada schedule dadakan." jawab Elina sekenanya. Elina paling malas dengan namanya basa-basi. Tidak jarang Elina mengabaikan pesan-pesan yang hanya sekedar basa-basi masuk ke via WA nya. tapi dia sempatkan membalas karna jarang sekali sahabat semasa SMAnya itu mengirim pesan dan menanyakan jadwal Elina untuk beberapa bulan kedepan.
"Kenapa sih? lu mau nikah?"
"hehe, iya. sempetin hadir yah bulan September nanti. Gua belum ngomong ke siapa-siapa, baru ngomong ke elu doang, biar lu bisa dateng pas nikahan gua." balas Devina panjang lebar.
"waaahhhh selamat yah. untung lu ngomong duluan ke gua, kan biar gua bisa nyiapin amplop dari sekarang plus nyari gebetan buat digandeng pas kondangan nanti."
"Iya gua nyempetin ngebooking schedule elu, biasanya kan lu paling anti banget buat dateng ke acara kek ginian. Biar ngegantiin acara reunian kelas juga yang selalu elu tolak dengan alasan sibuk." balas Devina dengan disertai emoticon cemberut.
"Yaa maaf, itu sih bukan alesan. Emang guanya sibuk sama kerjaan." Jawab Elina membela diri
"Yaudah, pokoknya September tanggal 5. Awas lu gak dateng, bakal gua terror lu." ancam Devina
"Iya iya, entar gua usahain." balas Elina sekenanya.
Elina termenung setelah beberapa pesan lainnya dia kirim hanya untuk basa-basi lainnya. Sebenarnya Elina rindu, rindu sekali dengan teman-teman SMAnya. Hanya saja ada seseorang yang coba dia hindari. bukan karena benci, tapi karna dia takut perasaannya akan mulai goyah lagi setelah bertemu dengan pria itu.
~4 September
Kado untuk dia berikan kepada sahabatnya besok sudah siap. Devina termasuk gadis pemalu dan feminin. Tapi untuk kali ini Elina ingin memberikan hadiah pernikahan yang anti-mainstream untuk mengerjai malam pertama sahabatnya sekaligus hadiah pertemuan mereka setelah 5 tahun tidak bertemu.
Elina tertawa kecil membayangkan wajah sahabatnya saat membuka hadiah dari Elina. Ekspresi kaget dan malu-malu sahabatnya saat membuka hadiah yang diberikan Elina. Elina sangat ingin melihat bagaimana respon dari suami Devina saat mengetahui isi hadiah yang diberikan Elina sepasah lingerie merah sexy.
Elina merasa excited saat membayangkan hadiah yang akan diterima sahabatnya itu. tapi sedetik kemudian wajahnya menjadi ragu saat mengingat siapa saja yang kemungkinan akan hadir di pernikahan sahabatnya itu.
Elina membayangkan wajah seorang pria yang dirindukannya, tapi sedetik kemudian dia menggeleng untuk mengusir bayangan pria itu saat tersenyum kepadanya.
"Kali ini lu gak bisa menghindar lagi Elina! Elu harus siap walaupun gak siap buat ketemu cowok brengsek itu." Elina memantapkan hati agar dia tidak ragu lagi.
"Pokoknya gua harus dandan yang cantik buat ngebuktiin kalo gua bukan cewek culun lagi seperti 6 tahun yang lalu." Elina beranjak memilih pakaian terbaiknya untuk dipakai besok.
~5 September
"Oke, gua ready."
Elina mematut tampilannya sekali lagi didepan kaca. Dia memakai gaun renda sepanjang betis dan berlengan panjang berwarna peach yang membungkus pas tubuhnya dengan aksesoris sabuk hitam sebagai pemanis penampilannya. Rambutnya dia biarkan tergerai dan Elina memakai riasan wajah yang lebih tebal dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Stories
Romancekumpulan cerita cerita receh berbagai genre... yang passtinya dikhususkan untuk 21+ yah