01. Hitam itu

61 9 5
                                    

Plakkkkk ..

Seketika rasa panas menjalar keseluruh pipi kanan gadis berambut seatas bahu itu. Perih. Ahh tidak, bahkan hatinya lebih perih.

"Sialan! Kau hampir saja mengacaukan semuanya, bodoh!"

Cihhh.

Yi Seo Mendecih. Ia masih bisu, namun matanya menatap tajam wanita yang usianya 7 tahun di atas nya itu

"Apaa ???!!! Berani menatapku seperti itu , bitch ! Apa perlu ku seimbangkan perih nya dengan pipi kananmu !"

Bitch? Kau berbicara pada dirimu sendiri, hah?

Yi Seo mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa wanita itu memanggilnya bitch sedangkan dia sendiri baru saja bercumbu dengan pria berdompet tebal dengan banyaknya jumlah nol di belakang angka saldo rekening nya. Mungkin itu akan berlanjut dengan adegan panas diatas ranjang jika saja Yi Seo tidak datang dengan benda pipih yang menampilkan panggilan masuk dari Park Seo joon -pacar dari wanita yang baru saja memanggil nya Bitch- Mulut nya tak berniat mengeluarkan frasa apapun, matanya masih setia menatap sosok didepannya sambil sesekali lidahnya menjilat sudut bibirnya yang agak sobek karena tamparan yang cukup keras.

"Noona ! Sudahlah , tidak perlu seperti ini. Yi Seo bahkan tidak menginginkan itu terjadi , ia tidak berniat sama sekali!"

Ucap yoongi tegas, dengan intonasi serendah yang ia bisa, namun tetap saja terkesan membentak. Ya, yoongi tidak bisa selembut itu.

"Lihat ini, bahkan adik ku sendiri berani membentakku demi membelamu , brengsek!"

"Aku bahkan tidak meminta nya"

Yi Seo berujar datar, lalu berlalu begitu saja meninggalkan ruangan yang terasa begitu sesak untuknya, sungguh memuakkan.

.
.
.

Rooftop.
Tempat favorit Yi Seo. Satu-satunya tempat yang bisa menghangatkan hatinya saat dunia nya terasa pahit dan memuakkan. Tunggu, saat ? Ahh tidak, bukannya hidup Yi Seo memang selalu pahit dan memuakkan.

Kepulan asap mulai bergulat dengan dingin nya angin malam. Gadis itu mulai menyesap perlahan batangan bernikotin itu. Pahit, tapi cukup untuk menghangatkan malam nya yang seperti biasa, dingin dan kelam. Sesekali nafas beratnya mengudara bersama dengan matanya yang memejam dalam, setelah itu menyesap kembali benda berupa gulungan kertas yang kini telah habis hampir setengahnya itu.

"Lucu sekali hidupmu Jo Yi Seo " kekehnya pelan.

Kalimat berulang yang selalu terucap lirih setiap ia menempatkan tungkainya di tempat ternyaman ini.

"Yi Seo... "

Yi Seo menoleh sekilas pada presensi yang kini telah ada di sampingnya, lelaki itu menatap kearahnya dengan.... Ahhh tatapan yang amat Yi Seo benci, ia benci dikasihani. Menjijikan mungkin? Ya, baginya segala hal yang ia tak suka adalah 'menjijikan'

Lelaki itu terdiam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan frasanya

"Aku .. aku minta ma--"

"Geumanhae ... "

Kalimat yoongi tercekat, terpotong satu kata mutlak nan dingin dari gadis di sampingnya itu, menyapa rungunya di barengi angin malam yang mungkin kalah dingin dengan suara yi seo

"Yi Seo... "

"Jebal! Jangan Lanjutkan kalimat menjijikan itu"

Yoongi mengembuskan nafas berat, mencoba menekan rasa bersalahnya. Pun ia tahu, kata 'maaf' adalah satu dari sekian banyak hal yang Yi Seo benci.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HALYCONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang