Awal Mula

127 24 22
                                    

Di hari hari ini, pagi begitu indah, diisi suara di kepagian hari oleh suara burung sembari berceloteh hingga berkicau, sambutan cahaya kejinggaan dari ufuk timur yang menghangatkan suasana, dari suasana gelap menjadi cerah, bersamaan dengan suara ayam yang berkokok dengan lantang menyambut hari yang begitu istimewa.

Kring, kring, kring.

Jam Beker yang telah berbunyi di hari senin pada pukul 06.00 WIB.
Pada suasana yang hening tiba tiba ada sesuatu suara yang sangat menganggu di kepala,
dalam keadaan sedang tertidur dan tiba-tiba terbangun oleh suara jam weker.

"Hmmmmmmm" suara Anisa dengan nada yang menggerutu kesal, karena telah di bangunkan dari tidur nyenyak nya. Dengan rambut panjang yang berantakan, dengan mata terpejamnya sembari duduk di tepi kasur serta membentangkan kedua tangannya.
Untuk menyegarkan badan ketika memulai menyadarkan dirinya.

Tiba-tiba...

Krek, suara pintu terbuka secara mengagetkan. Anisa yang setengah sadar tidak merasa terkejut akan kehadiran seseorang yang membuka pintu kamarnya.

Tiba tiba terdengar suara setelah pintu terbuka.

"Anisa cepat mandi, hari ini kamu masuk sekolah.
Ibu sudah setrika kan baju kamu Nis, pokoknya sudah kinclong, plus wangi dan plus rapih Looh ummmmma." Dengan nada yang manja dan mimik muka dari seorang ibu kepada anaknya.

Begitulah ibu Anisa prilaku yang tidak banyak di miliki oleh kebanyakan orang tua lainnya, nada manja dan prilakunya yang lucu serta menggelikan bagi Anisa.

"Anisa, jawab ibu!" ucap ibu Anisa untuk ke-dua kalinya kepada anaknya

"Iya bu, iya." Dengan nada yang sangat lemas dan masih tak berdaya menghadapi jika ini adalah hari dimana awal masuk sekolah di SMAN Djoyosakso Jakarta.

Sang ibu pun menghampiri Anisa dan menarik nya dengan perlakuan perlahan untuk mengajak anak nya agar segera mandi, karena waktu terus berlalu dan Anisa masih malas untuk segera beridiri dari tempat tidur nya.

"Hayoo dong, anak ibu yang manis seperti gulali. kamu belum mandi saja sudah cantik apalagi mandi" dengan merayu anaknya yang masih terluntang lantung di alam bawah sadarnya.

"Uhuk,uhuk. Seperti terselak biji salak. Ketika ada yang berkata manis kepada Dede." ujar Anisa kepada ibu nya.

"Iya tadi, ada bidadari yang turun dari surga Nak, hehehehe"
wajah yang di tunjukkan sang ibu berseri.

Di pagi hari sudah mulai kumat ibu ini. Dalam menjawab pernyataan sang ibu yang humoris tersebut.

"Ya sudah Anisa mau mandi dulu." cakap Anisa kepada ibundanya. Dengan perlahan Anisa menjauhi kasur dan segera bebersih badan. Walau ber-jalan dengan tubuh yang lemas dan lesu, karena nyawa Anisa belum terkumpul di pagi hari itu.

Anisa memiliki nama panjangan yaitu, Anisa Haura Feranosa. Karena nama yang sering di pergunakan yaitu Anisa. karena awal dari nama yang di pakai tidak terlalu berbelit seperti otak nya Anisa yang suka membelitkan pikiran nya sendiri sehingga menjadi pusing tujuh oskadon.

Jbur, jbur dengan suara yang terdengar oleh telinga ibunda nya Anisa yang bernama Tarti. Lantas sang ibu meneriaki Anisa yang sedang di dalam kamar mandi.

"Anisaaaaaaaa, mandi yang benar, jangan seperti kerasukan jin yang belum terkena air di bumi." Dengan nada sayang bukan marahnya sang ibu Anisa ketika anaknya ntah mengapa seperti itu.

"Sadar Anisa, sadar wahai anakku.!" Dengan raut wajah yang terheran-heran, dari kejauhan di kamar Anisa, karena sang ibu sedang merapihkan kasur anak bungsu nya, dan melihat kelakuan anak nya, yang ntah kenapa sangat harus di perhatikan dan di nilai ada apa gerangan dari setiap gelagat yang di tunjukkan oleh Anisa Haura Feranosa.

Perihal Satu Kata Yaitu "Cinta"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang