14. The Intruder

3K 252 125
                                    


Tidak melalui proses edit, tetapi selamat membaca :)

~Voglio Baciarti~

Jimin terbangun pagi itu tubuhnya berguling di bawah selimut seranya mencari posisi nyaman dalam tidurnya, sayup-sayup terdengar suara seseorang yang sedang berbicara di mana langsung membuatnya bergerak serta mengerang tidak nyaman.

"Ya aku dapat barangnya" Oh itu adalah suara berat milik Jungkook.

Ada jeda beberapa lama yang diambil Jimin untuk membuka kedua mata, saat ini pandangannya memburam, berawal dari dia bergerak merenggangkan tubuh lalu lama-kelamaan pandangannya mulai menjadi normal kembali.

Jimin berdeham lalu orang yang sedang duduk di tepian ranjang itu langsung menoleh kearahnya, ada benda pipih bewarna hitam tertempel di telinga pemuda itu, sedangkan sebelah tangannya menggenggam kotak kaca berisikan pipa tembakau, tubuh tegap Jungkook telah terbalut oleh jubah mandi mewah.

Namun ada yang membuat Jimin serasa bergetar di balik selimut, saat ini pemuda di hadapan memandangnya dengan manik obsidian yang sangat kelam, serta keadaan rambut berantakannya menambah kesan yang membuat Jimin makin tersiram perasaan aneh, di sana si pemuda dengan jubah mandi itu bergerak dengan reflek serta cepat meletakkan kotak kaca lalu tangan kekarnya terulur untuk segera meraba pipi Jimin lembut seraya bibirnya bergerak tanpa mengeluarkan suara.

"Apa tidurmu nyenyak?"

Entahlah apa yang Jimin rasakan sekarang ini namun yang pasti secara otomatis kepalanya langsung mengangguk pelan, yang mana menghasilkan kekehan ringan dari Jungkook di sana.

Gila! Dia dapat merasakan pipinya tiba-tiba memanas.

"Ya aku akan membicarakan masalah ini dengan kelompokku" Jungkook menyahuti orang di balik ponsel pintarnya, sementara alis mata Jimin mengerut saat mendengar perkataan dari pemuda itu.

"Nope, tidak ada yang mengetahuinya, tenang saja" Smirk muncul di wajah tegas saat dia mengetahui si pemuda manis agak sedikit terlonjak saat dia mengusap bibir tebalnya menggunakan jemari.

"Baiklah sampai bertemu di sana" Katanya lagi sebelum mematikan sambungan telefon lalu menyibak selimut-masuk kedalamnya-dia ikut berguling di samping Jimin, menggeram saat Jimin dengan sengaja masuk ke dalam rengkuhannya, di mana sang pemuda manis secara lembut meletakkan pipi sehalus sutra itu di dada bidang sang dominan.

"Apakah ada masalah?" Tanya Jimin sambil meliriknya dari bawah kemudian mendapat gelengan kepala dari yang lebih muda.

"Tidak" Pelukan di tubuh Jimin semakin mengerat rasanya, sungguh di sana Jungkook berpikir keras, bahwa sepertinya dia harus cepat mengganti nama keluarga dari Jimin.

Entahlah Jungkook berusaha keras untuk menyembunyikannya tetapi sepertinya di sana Jimin dapat mendengar debaran jantung yang sangat kencang, berdebar-debar hingga terasa sangat mengganggu pendengaran.

"Umh—tetapi sepertinya sekarang ada" Jungkook mendesis saat Jimin terkekeh, reflek dia menunduk ke bawah kemudian kekehannya tambah menjadi kencang saat menyadari bagian privasi Jungkook terbangun serta mengeras.

"Oh kau mesum sekali" Desis Jimin, jemarinya berlari mengelusi bagian bawah perut berotot milik Jungkook.

"Aku tidak bisa mengatasinya" Dia menggeram merasakan tangan kecil Jimin menyusup untuk mmbelai kejantanannya "Kau begitu sexy" Lanjutnya sambil mendekap erat tubuh telanjang Jimin.

Napasnya memburu kencang saat merasakan jemari kecil menggerayangi barang privasinya, dengan mengigit bibir, Jungkook menggerakkan pinggulnya maju mundur saat tangan Jimin menggenggamnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Voglio Baciarti (KOOKMIN)Where stories live. Discover now