I'm brOKen

Page 2

Tepat pukul sepuluh pagi, Shifa dan Linda sudah sampai di Jakarta lebih tepatnya sudah sampai di kantor tempat ayah nya Shifa bekerja.

Shifa dan Linda pun langsung masuk keruang kerja ayah nya Shifa. Terlihat seorang Pria berusia empat puluh dua tahun sedang berdiri mengahadap jendela. Ya, dia adalah ayah nya Shifa yang bernama tyo. Shifa pun langsung memeluk ayahnya, karena shifa sudah sangat rindu dengan ayahnya.

Setelah melepas rindu dengan ayah nya, shifa disuruh main diluar sebentar, karena ayah dan ibu nya ingin berbicara berdua saja.

"Shifa main di luar dulu ya, main sama om Andre dan kakak anis".
"Iya ayah".

Setelah sekitar tiga puluh menit berlalu, shifa pun dipanggil ayah nya untuk masuk keruangan lagi. Shifa pun duduk diantara ayah & ibu nya. Saat itu shifa merasa sangat senang sekali, tapi seketika tawa shifa berubah jadi air mata.

"Shifa, shifa pilih ya, mau ikut ayah atau ibu?". Ujar tyo dengan nada pelan.
"Loh, emang kenapa? Kok shifa disuruh pilih".
"Iya sayang, ayah dan ibu udah gak bisa sama-sama lagi, ayah dan ibu harus berpisah".
"Shifa gak mau ayah dan ibu pisah, Shifa gak mau pilih, Shifa mau nya ayah dan ibu tetep sama-sama lagi". Ujar shifa sambil menangis.
"Gak bisa Shifa, ibu dan ayah udah gak bisa sama-sama lagi". Ujar Linda sambil menangis.
"Shifa tetep gak mau pilih ayah atau ibu, shifa tetep mau ayah dan ibu bersama lagi, shifa gak mau Kaya gini." Shifa semakin menagis.

Hati shifa terasa sangat hancur, hari yang ia pikir akan sangat menyenangkan untuk nya, justru malah menjadi hari yang paling menyedihkan.

Dan bagaimana mungkin, seorang anak berusia sebelas tahun harus di hadapkan dengan pilihan yang sangat menyakitkan, pilihan yang tidak mungkin bisa ia pilih.

Peran ayah dan ibu sangatlah penting untuk nya, Mana mungkin Shifa bisa memilih salah satu dari mereka.

.
.
.
.
.

- Aku benci diberi pilihan seperti ini.  Pilihan yang mengharuskan aku memilih apa yang tidak bisa aku pilih, memilih apa yang tidak seharusnya untuk dipilih -