Universe Game

✽ deeptalk

Sesampainya di rumah, Anne langsung masuk ke kamarnya. Sesudah mengganti seragamnya menjadi pakaian rumah biasa, gadis itu mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan untuk Mahesa.

Gadis itu juga tak jadi minta dijemput oleh Papanya. Anne memutuskan untuk memesan go*jek saja.

Anne :
mahesaaa
aku mau kita deeptalk tentang
masalah kamu sama kailee
bisa ngga??

Ternyata Mahesa langsung membaca pesan teks yang ia kirimkan.

Mahesa :
buat apa lo ngajakin gue deeptalk
tentang masalah gue sama Kailee?
it's not ur business anne.

Anne :
iya aku paham kok
aku ngerti kalo ini bukan urusan aku
dan gak seharusnya aku ikut campur tapi kailee yang buat aku terlibat dalam permasalahan kalian berdua.

Mahesa :
emang kailee ngomong apalagi
sih sama lo?

Anne :
kita gak bisa selesain dari chattan gini. kamu ada waktu untuk ketemuan?

Mahesa :
adaa
nanti jam empat sore di cafe let me in
lo tau 'kan? atau perlu gue jemput?

Anne :
okkeii
aku tau kok
see yaaa hesa

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑

Anne sudah duduk di salah satu meja yang ada di cafe Hybe. Gadis itu tak memesan apapun. Dia menunggu kedatangan Mahesa. Sudah sepuluh menit tapi Mahesa tak kunjung datang juga.

"Sorry for being late, Anne." kata Mahesa yang baru saja datang. Lelaki itu duduk pada kursi yang ada si depan Anne.

Anne mengangguk. "Iya, gakpapa. Aku juga belum lama nunggu kok."

"Jadi?"

Anne menarik nafasnya dan mulai berbicara kepada Mahesa. "Tadi waktu pulang sekolah Kailee datangin aku. Dia marah-marah dan nuduh aku kalo penyebab kamu benci sama dia itu aku. Kailee juga bilang kalo dia iri sama aku karna aku bisa lebih dekat sama kamu daripada dia padahal dia yang lebih dulu kenal sama kamu."

Mahesa tak memotong pembicaraan Anne. Lelaki itu membiarkan Anne menyelesaikan ceritanya dulu. "Aku gak ngerti kenapa jadi aku yang dipojokkan. Aku gak paham apa-apa sama masalah yang terjadi di antara kalian berdua. Mungkin Kailee salah paham sama kedekatan kita berdua, Mahesa. Aku boleh minta sesuatu?"

Mahesa mengangguk. "Sure. What's that? "

"Kamu sendiri tau 'kan kalo aku gak salah dan gak tau apapun. Bisa kamu jelaskan baik-baik ke dia? Jujur, aku capek banget harus dituduh terus sama dia. Padahal aku gak ngelakuin kesalahan apapun. Aku gak mau hubungan aku dan orang lain sampai jelek hanya karna masalah yang gak aku ketahui, Mahesa. I'm sure you understand about it. So, please, i beg you."

Mahesa menghembuskan nafasnya. "Anne, tanpa lo minta pun gue bakalan jelasin semuanya ke Kailee bahkan udah, gue udah jelasin semuanya ke dia tapi dia gak paham. Mungkin dia masih anggap dirinya benar. Gue juga gak ngerti sama siklus pemikiran dia. Gue gak paham sama sekali."

"Aku gak tau harus gimana lagi, Mahesa." lirih Anne. Gadis itu menundukkan kepalanya. Frustasi mencari solusi dari masalah ini.

"Gue gak ngerti lagi gimana bisa buat Kailee paham. Situasinya jadi gak kondusif gini karna kesalahpahaman dia."

Anne mengangkat kepalanya. Gadis itu menatap Mahesa. "Kayaknya satu-satunya cara itu dengan aku jauhin kamu. Kayak yang dimaksud dengan Kailee." ucap Anne memberanikan diri walau dia merasa tak enak hati mengatakan ini kepada Mahesa.

Mahesa terdiam beberapa saat sebelum dia kembali mengatakan, "Bohong kalo gue bilang gue gak kecewa sama cara yang lo bilang itu, Anne. Gue juga capek disini. Gue merasa terbebani. Tapi kalo emang hal itu yang bisa buat lo jadi lebih tenang, gakpapa. Lo boleh ngelakuin itu. Lo gak perlu permasalahin gue. Prioritasin diri lo sendiri."

Mahesa mengambil kunci motor dan jacket yang terletak di meja. "Udah selesai 'kan deeptalk-nya? Solusinya juga udah ketemu. Kalo gitu gue pamit diluan. Lo hati-hati." Mahesa langsung pergi darisana meninggalkan Anne yang menunduk. Gadis itu merasa bersalah kepada Mahesa.

Harusnya dia paham bahwa Mahesa juga lelah. Dia terbebani dengan permasalahan yang tak seharusnya menjadi besar seperti ini. Mahesa pasti sangat kecewa dengan dirinya. Tapi dilain sisi, Anne juga tak tahu harus melakukan apa.

"Maaf, Mahesa."

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑

see u soon in next part 💐💕