Cuaca hari itu sangat cerah, secerah wajah wajah para calon mahasiswa yang hendak mengikuti ujian seleksi masuk universitas S yang sangat diidam - idamkan para siswa sekolah menengah atas. Bahkan mungkin saja siswa sekolah menengah pertama juga sudah membayangkan berkuliah di kampus itu.Hana, salah satu dari mereka yang ikut ujian seleksi hari ini berjalan mantap ke dalam gedung sambil sesekali menggigit bibir dalamnya.
"Jung Hana?" panggil seseorang dengan suara lembut. Pemiliik nama itu segera menoleh ke arah sumber suara.
"Heejin?! JEON HEEJIN!" teriak Hana melihat sahabat kecilnya tersebut.
"Wah, gila. Beneran Hana? Adeknya Jaehyun oppa kan?!" seru Heejin tidak percaya, dia berlari memeluk Hana dengan haru.
"Iya, dan elo Jeon Heejin, adeknya Jungkook oppa kan? Hahahaha," kekeh Hana sambil membalas pelukan sahabat kecilnya itu.
Hana dan Heejin merupakan sahabat kecil yang terpaksa harus terpisah karena Hana dan keluarga harus pindah ke Amerika untuk beberapa tahun. Dan ternyata takdir menyatukan mereka kembali.
Tidak hanya Hana dan Heejin, tapi kedua kakak mereka juga sangat akrab. Mereka berempat sering bermain bersama bahkan menginap bergantian di rumah masing masing sebelum keluarga Hana pindah.
Mengingat momen Hana dan keluarga pindah ke Amerika, mereka berempat menangis bersama. Iya, berempat. Jaehyun dan Jungkook juga menangis.
"Gilaa, akhirnya bisa ketemu lagi dong," rengek Hana sembari bergelendot pada lengan sahabatnya itu sembari berjalan ke dalam ruangan ujian mereka. Mereka berbincang dengan asik dan tertawa ceria. Mengulang memori masa kecil mereka beberapa belas tahun lalu itu.
Saat memasuki ruangan, mereka melihat nama mereka di papan tulis untuk mencari posisi duduk mereka, "Na, nanti makan siang bareng ya?" pinta Heejin yang segera di balas anggukan Hana. Merekapun akhirnya segera menyimpan tas mereka di kursi masing masing setelahnya.
Hana mengeluarkan buku catatannya yang sangat rapih, bahkan warna warni itu untuk kembali di bacanya sebelum jam ujian mulai.
"Ahh bego, kok tempat pensil gua bisa ketinggalan sih?!" omel orang di depan Hana sambil mengacak acak rambutnya menandakan dia sedikit frustasi.
"A-ahh, 감짝이야*..." ucap Hana sambil mengelus elus dadanya itu. Hana melihat sinis punggung lelaki di depannya sembari mengambil tempat pensil kecil miliknya. Dia menyenggol anak itu dengan tempat pensil miliknya. Dan dia menoleh.
"Hm? Apa? Manggil gua?" tanya anak di depannya itu.
"Ini," Hana menyodorkan tempat pensilnya yang perlahan di ambil oleh anak itu.
"Hah? Sama tempat pensilnya juga? Lo pake-" ucapannya terputus saat Hana menunjukkan tempat pensil yang ukurannya lebih besar sambil tersenyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dilemma
RomanceMenjalani kisah cinta di bangku kuliah bukanlah hal yang baru untuk para mahasiswa/i. Mencari lawan jenis untuk di pikat, menjalin hubungan bersama, berharap berjalan mulus hingga pelaminan. Tapi bagaimana menjadi Jung Hana, seorang anak gadis denga...