Prolog

7 0 0
                                    

Di langit, bulan bersinar terang. Para penikmat rembulan menatap takjub. Para penyair pun memadu kasih lewat kata. Menggambarkan isi hatinya. Pun rasa syukur atas keindahan yang ada.

Ilang, laki-laki itu sedang terbaring di kasur. Tertidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Tik tok tik tok.
Suara  detik-detik jam yang berada di atas pintu terdengar ke penjuru ruangan kamar. Jarumnya sudah menunjukkan pukul 11 malam. Wajar, bila Ilang sudah terlelap.

Selimut yang menutupi kaki Ilang tersingkap. Tampak lebam di kakinya. Warna kulitnya yang putih itu semakin membuatnya terlihat lebih jelas.

Merasa ada angin-angin yang mengenai kakinya. Ilang mengeluarkan tangannya dari balik selimut, menutupnya kembali.

Tik tok tik tok.
Suara detik jam menemani tidur lelapnya. Angin semilir yang masuk lewat ventilasi menambah rasa dingin di tubuh.

Suara dering telepon. Tanda ada orang yang memanggil. Ilang pun terbangun. Membuka selimutnya sebatas ada. Tampak pula di tangan putih Ilang ada lebam, lagi.

Dilihatnya kearah meja belajarnya. Disana ponselnya berada. Cahaya yang remang membuat ponsel yang berbunyi itu terlihat lebih jelas.

Sungguh malas sekali rasanya Ilang bangkit. Tubuh terasa sakit, karena lebam di tubuhnya itu.

Ilang pun beranjak perlahan. Mau tak mau ia harus melakukannya. Sesampainya, ia sedikit bingung terhadap pemanggil. Nomor baru, yang tentunya tidak Ilang kenal.

"Halo.." ucap Ilang. Namun tak ada jawaban dari sang pemanggil.

Dicoba lagi oleh Ilang. Namun tetap juga tak ada sahutan. Berulang kali Ilang coba pun hasilnya sama. Ilang pun memutuskan sambungan teleponnya.

Suara telepon berdering lagi.
Membuat Ilang sedikit bingung dan kesal. Diliriknya jam di Dinding sudah menunjukkan pukul 11 lewat.

"Halo.. Anda siapa?" tanya Ilang.

Kosong. Tidak ada jawaban dari panggilan kedua dari sang pemanggil.

Lalu, selang beberapa detik terdengar suara alunan musik piano. Kemudian suara gresek-gresek.

Dan suara seorang perempuan pun akhirnya terdengar. "Naina.." hanya itu. Sambungan telepon pun terputus.

Leher Ilang sedikit meremang. Ia juga di terpa kebingungan. Ini sudah hampir tengah malam. Orang iseng mana yang berbuat seperti itu.

Ilang pun meletakkan kembali ponselnya di tempat semula. Bersiap lagi untuk tidur. Seperti biasa, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Di ambang-ambang kesadaran Ilang yang hampir menyelam ke dunia tidur lelapnya. Terdengar suara perempuan.

"Panggil aku.."

Ilang pun benar-benar menyelam dalam tidur lelapnya.

30 Mei 2020, Kisaran
@anonim209_            

Panggil AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang