"Ayah, ayah jangan pergi," rengek seorang gadis kecil sambil menangis didepan ayahnya.
"Ayah sudah tidak ada urusan lagi sama kamu ataupun mama kamu,"ujar ayah gadis itu, sambil mengangkat kopernya.
"Mas, apa apaan kamu?, kamu gak bisa tinggalin aku, apalagi kamu mau meninggalkan anak kita, dia darah daging kamu,"jelas mama dari gadis itu sambil menangis.
"Aku sudah punya perempuan lain, aku sudah tidak punya cinta untukmu lagi,"ujar lelaki itu sambil berjalan keluar rumah.
"Ayah jangan pergi, aku sayang ayah,"ucap gadis itu sambil menahan tangan ayahnya.
"Sudah ayah bilang, ayah tidak mau berurusan dengan kamu lagi,"ujar sang ayah lalu menghempaskan tangan gadis itu yang merupakan anaknya sendiri.
"Aku tidak akan membiarkan kamu pergi, walau apapun yang terjadi, kamu boleh tidak mencintai aku lagi, tapi setidaknya kamu harus peduli dengan anak kita."kini mama gadis itu berdiri didepan suaminya sambil menangis.
"Jangan salahkan aku, jika aku lebih mencintai Sarah, dia jauh lebih baik dalam segala hal dari pada dirimu,"ujar ayah gadis itu
"Mas, ayo kita pergi, ini sudah malam. Kalo kamu mau hidup bahagia, kamu harus meninggalkan mereka,"ujar wanita yang ada disebelah ayah gadis itu.
"Kamu benar sayang, aku pasti akan meninggalkan istri dan anakku hanya demi dirimu Sarah,"ucap ayah gadis itu pada seorang wanita yang bernama Sarah. Sikapnya sangat manis kepada Sarah, sedangkan pada istri dan anaknya sendiri, dia sangat kasar.
"Kalo kamu masih nekat mau pergi, kamu harus langkahi dulu mayatku,"ucap mama gadis itu, yang sudah tidak kuasa menahan luka dihatinya.
"Aku akan bebaskan kamu dari segala penderitaan dan dukamu selama ini,"ucap wanita yang bernama Sarah itu.
"Ayo kita pergi saja, jangan banyak basa basi lagi,"ujar ayah gadis itu dengan wajah memerah menahan amarah.
"Tenang saja mas, aku akan menyelesaikan segalanya,"ujar wanita bernama Sarah itu.
Tanpa diduga Sarah mengeluarkan pistol dari dalam tas yang dia bawa, tanpa membuang waktu lagi, Sarah mengisi pistol itu dengan peluru. Pistol itu diarahkan kehadapan seorang wanita yang juga ada di ruangan itu.
Dor...
Dor...
"Ibu!"teriak seorang gadis, tubuhnya dipenuhi keringat dingin, detak jantung yang perpacu lebih cepat dari biasanya, juka air mata yang mengalir di pipinya, menandakan jika gadis itu sedang ketakutan.
"Va, lo kenapa?"tanya Adel, sahabat gadis itu, Adel tidur seranjang dengan gadis itu.
"Lo mimpi itu lagi?"tanya Mira, yang juga merupakan sahabat gadis itu. Maya tidur bersama dengan Alin.
"Iya, gue mimpi kejadian itu lagi,"sahut gadis itu sambil berusaha menormalkan detak jantungnya.
"Va, ada kita disini, lo gak usah takut, lo gak sendiri, kita selalu ada buat lo,"jelas seorang gadis bernama Alin yang juga sahabat Gadis itu.
"Makasi kalian udah ngertiin perasaan gue,"kata gadis itu, lalu mereka berempat saling berpelukan.
"Udah Va, jangan nangis lagi, entar caktiknya luntur lho,"goda Adel sambil menghapus air mata Gadis itu.
Gadis itu adalah Reva, gadis yang telah kehilangan ibunya karena ayahnya yang berselingkuh. Reva merasa dia sudah tidak punya siapa siapa lagi, sampai akhirnya dia bertemu dengan sahabat sahabatnya. Juga dengan malaikat penyelamat mereka.
"Udah Va, jangan sedih lagi, mending kita tidur aja lagi, biar bisa bangun pagi, "kata Mira pada yang lainnya.
"Besok kita sekolah?"tanya Alin
"Lin, lo itu pikun atau gimana sih?, besok itu kita gak sekolah, kita itu mau nyamperin target kita, masak lo lupa," ujar Adel yang merasa gemas dengan sahabatnya itu.
"Oh iya, gue lupa kalo besok hari minggu, untung lo igetin Del,"sahut Alin sambil tersenyum.
Mereka berempat kembali melanjutkan tidurnya. Mereka sama sekali tidak bisa tenang jika salah satu dari mereka sedang mengalami masalah. Hubungan mereka mungkin hanya sebatas sahabat, tapi mereka saling mengerti satu sama lain, melebihi saudara.
####
Maaf kalau masih ada typo, yang udah baca jangan lupa vote sama komen ya, biar ceritanya makin bagus kedepannya.
Follow meurtiniasih & vittanovitaa57
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Mafia
RomanceEmpat cewek cantik yang memiliki sifat beragam. Mereka sudah kenal sedari kecil. Ditambah lagi, mereka selalu satu sekolah bahkan satu kelas. Persahabatan mereka membuat iri orang-orang disekitar mereka. Sekarang mereka sudah kelas XI, mereka bers...