Part 3

138 14 33
                                    

18 Juni

Sungyeol dan Boram sudah sembuh, walaupun kondisi mereka belum pulih total. Setidaknya, aku senang mereka sudah baik-baik saja. Latihan rutin kami ditunda karena hingga keduanya sembuh total. Oh, berita baiknya, Sungyeol sudah tidak ngambek lagi pada Myungsoo. Keduanya merayakan hal itu dengan berburu bersama malam ini.

+++

"Bukankah pernah ada yang bilang jangan bermain-main dengan makananmu?" teriak Myungsoo kepada adik lelaki satu-satunya itu.

"Oh! Hei, Myungsoo!" Di sela kegiatannya, Sungyeol menyempatkan diri untuk melambai dan membalas seruan sang kakak dengan seringainya.

Harimau itu memanfaatkan kelengahan Sungyeol dengan menyapukan cakarnya ke dada si vampir. Cakar tajam itu berhasil merobek baju Sungyeol dan menggaruk kulit dadanya. Sang harimau menggeram keras untuk memperingati lawannya.

"Sial! Baju ini dari Hyeri! Kau harus membayar mahal!" Sungyeol menggeram balik pada harimau marah itu.

Myungsoo menghela napas dan duduk dengan nyaman di atas sebuah batu besar. Sungyeol pasti akan menghabisinya dengan cepat, tapi geraman dan aungan si harimau cukup mengganggunya. Inilah apa yang terjadi tiap kali ia berburu bersama sang adik. Sungyeol pasti takkan melewatkan kesempatan untuk bermain-main dengan hewan buruannya. Kim Sungyeol senang merasa di atas angin. Myungsoo mengalihkan kepalanya ke arah lain, tak ingin menyaksikan kelanjutan pertarungan yang bisa ditebaknya itu.

Dengan indera pendengarannya yang tajam, Myungsoo dapat memperkirakan apa yang terjadi. Bunyi gedebuk keras dari Sungyeol dan harimau itu menandakan keduanya jatuh bersamaan ke tanah. Mereka berguling sampai menabrak sebuah pohon cemara yang tak lama kemudian tumbang bersama keduanya. Hingga pada akhirnya geraman harimau itu berhenti seiring dengan bunyi tegukan.

Beberapa menit kemudian, Sungyeol sudah berjalan ke arah sang kakak. Bajunya robek-robek dan belepotan darah, tetapi ada seringai lebar di wajahnya.

"Harimau kali ini lumayan juga. Saat dia mencakar, aku hampir bisa merasakannya hahahaha!"

"Kau seperti anak kecil, Sungyeol," komentar Myungsoo yang tidak pernah setuju dengan 'mempermainkan makanan'.

Sungyeol mengamati kemeja Myungsoo yang rapi dan bersih. Ia mengernyit. "Bukannya tadi kau sedang mengikuti seekor singa gunung?"

Myungsoo mendecakkan lidahnya lalu menyindir. "Memang, tapi aku tidak makan seperti orang barbar."

Sungyeol berkacak pinggang sebelum menyatakan argumennya. "Akan lebih menyenangkan jika mereka kuat."

"Tidak ada yang bilang kau harus berkelahi dengan makananmu," kata Myungsoo lagi. Percuma berdebat dengan seorang Kim Sungyeol.

"Ya, tapi dengan siapa lagi aku harus bertarung? Kau, Hyomin, dan Boram selalu curang. Sunggyu dan Eunjung jelas tak usah disebutkan. Lalu kau juga selalu marah tiap kali aku dan Jiyeon mulai serius." Sungyeol mengeluh.

"Jadi, kau mengorbankan harimau untuk permainanmu?" timpal Myungsoo, kali ini dengan nada yang terdengar kesal. "Sialan! Aku ikut berburu denganmu kali ini untuk memastikan kau tidak bermain-main dengan werewolf lagi."

Sungyeol mendengus karena kekeliruannya diungkit kembali. "Huh! Ayo turun dari batu itu dan bertarung. Aku sangat kuat saat ini," ujarnya percaya diri.

Myungsoo menanggapi dengan malas ajakan bertarung Sungyeol yang entah untuk ke berapa kalinya. "Kau tahu kau akan kalah."

"Tidak kali ini," sahut Sungyeol yakin.

"Menjijikan," komentar seseorang tiba-tiba. "Itu sama sekali tak ada gizinya, bukan?"

Myungsoo dan Sungyeol bertukar pandang dengan waspada lalu menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Bayangan seorang pemuda bersandar di atas pohon tampak dari posisi mereka.

The ReunionWhere stories live. Discover now