Lari. Lari. Lari.
Ia menghentakkan kakinya, mencoba berlari lebih kencang. Jantungnya berdegub begitu keras hingga dia khawatir bahwa jantungnya akan meledak, tetapi adrenalin membuatnya terus berjalan. Telinga segitiga di atas kepala menengang.
Ia memfokuskan pendengarannya pada gemerisik semak-semak di belakangnya, seekor singa besar sedang mengejarnya, geraman merembes melalui giginya saat singa itu mulai mendekat.
Ichiro sebenarnya tidak ingin benar-benar melarikan diri. Ia sendiri sebenarnya sangat merindukan soulmatenya. Ia ingin dicintai sampai ia terbujur lemas dalam dekapannya.
Sayangnya, ia bertemu dengan soulmatenya yang tengah mengalami Rut, siapa yang tidak takut ketika bertemu soulmatenya yang tengah mengalami kegilaan berahi. Oh, Ichiro sebagai perawan tingting tentu saja takut, dan dengan refleks kakinya sudah berlari kencang meninggalkan soulmatenya yang sudah bertransformasi menjadi singa- mengejarnya.
Ichiro melompati akar pohon dan mendarat dengan posisi anggun- untungnya dia sering bermain kejar-kejaran dengan kedua adik alpha-nya sehingga dia cukup terlatih dalam hal kejar-mengejar ini.
Dia yakin soulmatenya tidak jauh sekarang.
Dalam rasa takutnya, Ichiro dapat merasakan bahwa tengkuknya mulai memanas menanggapi Rut sang alpha. Collar di lehernya terasa menggangu, meskipun Ichiro sudah terbiasa dengan itu selama bertahun-tahun, dia selalu kesal ketika dia harus memakainya di depan umum. Setidaknya sampai ia bertemu dengan soulmatenya, dia diberitahu oleh ayahnya. Dia harus mengenakan collar sebagai tanda keperawanannya, sebagai status omega-nya yang belum diklaim, sampai seorang alpha datang untuk melepasnya dan mengganti kerah itu dengan tanda yang tidak akan hilang seumur hidupnya.
Dan hari itu akhirnya tiba. Ichiro melesat melewati pepohonan, dadanya naik dan turun saat matanya tetap terkunci di jalan di depan. Kakinya gemetaran karena terlalu lama berlari, dia tidak berani melambat. Singa itu ada di sana, dibelakangnya, tengah mengaum sambil berlari mengejarnya.
Ichiro menelan ludah, auman singa itu membuatnya bergidik. Sialan ... apakah pertemuan pertamanya dengan soulmatenya hanya akan berakhir dengan seks?
Ichiro menerobos pepohonan dan disambut dengan embusan angin. Dia tersentak, menghirup udara dengan putus asa, dan ragu-ragu cukup lama. Telinganya meninggi lurus dan matanya melebar, karena dia telah mencapai tepi hutan dan yang terbentang di depannya adalah tanah lapang yang terbuka.
Sial! Ichiro menyadari di tempat inilah dia akan ditaklukan. Dia tidak bisa tidak dan kembali ke hutan— itu sama saja dengan melompat ke mulut singa itu
Dia hanya punya satu pilihan, dan itu berjalan lurus ke depan. Begitu Ichiro hampir sampai menuju tanah lapang, singa itu mengaum, melewati semak-semak dengan penuh geraman.
Ketakutan membuat kakinya gemetar, tetapi dia bisa mendengar rumput di belakangnya bergemerisik ketika singa itu bertambah cepat. Di tanah datar seperti ini, singa itu pasti akan menang. Dia lebih cepat dari Ichiro, dan tidak ada lagi batang pohon dan semak-semak untuk memperlambatnya. Jantung Ichiro berdebar kencang dan semakin cepat saat dia merasakan singa semakin dekat, dan kemudian--
Ichiro berteriak ketika dia jatuh ke tanah, ada beban berat di atas tubuhnya. Dia tergelincir ketika melintasi rerumputan, dia menutup kedua matanya, sudah pasrah akan klaim oleh alpha yang ada di atasnya.
Berjongkok di atasnya adalah soulmatenya, dada singa itu naik dan turun dengan lambat, matanya menatap tajam Ichiro seperti pemangsa yang akhirnya menaklukan mangsanya. Senyum melintasi wajah sang singa. "Aku menangkapmu."
Lonjakan kemenangan di dada sang singa terlihat jelas, karena ekornya mulai mengibas antusias, dan sudut bibirnya terangkat untuk menunjukkan taringnya. Pemandangan itu menakutkan bagi Ichiro si omega perawan yang akan digagahi alpha didepannya.
Suara tulang berderak terdengar jelas, ia melihat singa di depannya perlahan-lahan berubah menjadi manusia. Dan sialnya itu telanjang. Semburat rasa malu muncul di pipi.
"Siapa namamu?" Suara sang singa yang sudah berubah menjadi manusia itu berat, membuat Ichiro makin memerah malu.
"I-Ichiro--" Ichiro merintih, telinga kucingnya terkulai dan mulai bergetar. Dia ingin diklaim sedemikian rupa oleh alpha-nya, oleh soulmatenya. Selangkangannya mulai berdenyut-denyut dan jantungnya terus berdegub kencang. Dia pusing karena berahi yang mulai melonjak menanggapi Rut sang alpha, dan ketika ia bergerak, ia bisa merasakan slick mulai membasahi pakaian dalamnya dengan cepat.
Napasnya makin memberat, Ichiro bersandar pada dada bidang sang singa yang belum diketahui namanya, "Siap-siapa n-namamu?"
Iris semerah darah itu menatap tajam Ichiro seakan-akan ingin memakannya, "Samatoki- Namaku Samatoki Aohitsugi." Lagi suara berat itu seakan menyihir tubuhnya, membuat Ichiro hanya berbaring pasrah menunggu klaim.
Samatoki tidak membuang waktu lagi. Dia menggeram, lalu membuka pakaian Ichiro, merobek beberapa bagian yang ia anggap menyebalkan. Ichiro pasti akan sangat kesal ketika ia sadar bahwa soulmatenya merobek pakaiannya. Sayangnya kini atensi nya sudah beralih menuju soulmatenya yang tengah membelai tubuhnya.
Jadi Ichiro menghela napas lega ketika tangan kapalan itu membelai tubuhnya, ia mengangkat pantatnya dari tanah, menyodorkannya pada sang alpha menyatakan persetujuannya, ekor hitamnya yang lembut bergerak dan terangkat setinggi mungkin untuk menunjukkan pantatnya yang bulat.
Dan itu terjadi begitu cepat hingga Ichiro mengira ia telah dibagi menjadi dua. Samatoki sudah mengubur kemaluannya di dalam, Ichiro berteriak keras, air mata mengalir di sudut matanya. Tanpa ada peringatan, Samatoki membanting pinggulnya, mendorong kemaluannya jauh di dalam. Itu sangat besar, seakan merobek Ichiro terpisah dan Ichiro sangat menyukainya.
"Ahh!! Hahh- S-Samatoki- a-ahh, ahh!!" Ichiro berteriak, mencakar mati-matian tanah di bawahnya saat Samatoki meniduri tubuhnya keras. Samatoki terengah-engah di bahu mulus milik Ichiro, ia menggigit dan meninggalkan jejak kemerahan di bahu mulus miliknya.
"Milikku!" Samatoki menggeram, ia menyambar collar di leher Ichiro dan menariknya. Ichiro terkesiap karena tarikan pada collar yang tiba-tiba.
Samatoki membungkuk dan menggigit bagian belakang lehernya sekuat mungkin, membuat Ichiro berteriak ketika ditandai, bunyi 'beep, beep' pun terdengar membuat collar yang bertahun-tahun sudah terpasang di leher milik Ichiro pun terlepas, akhirnya benda menyebalkan itu terlepas juga.
Samatoki mulai menjilati lehernya berulang-ulang, menenangkan rasa sakit dengan sapuan lembut. "Milikku, Ichiro ... kau milikku."
Ichiro merengek pelan mendengar suara rendah Samatoki di telinganya, Setelah selesai menandai dan mengklaim soulmatenya, Samatoki kembali menghujam tubuh Ichiro, kembali melanjutkan percintaan mereka yang tertunda.
END
A/N: Yah—— jadi universe ini omegaverse dibumbui animal characteristic semacam nekomimi atau kemonomimi. Soalnya saya kira universe sebelumnya— yaitu beastman dan sub-beastman agak terlalu ribet untuk pembaca wkwk. Jadi saya ganti wkwkw