-Kelas sebelah-

21 4 0
                                    

hai sebelum membaca pencet bintangnya ya jangan lupa hehe

happy reading :)

-2 juni 2018-

Pagi hari yang menyenangkan Lita bangun dari tempat tidurnya dengan piyama cooky bt21 langsung membuka gordennya. Matahari pun langsung masuk ke dalam kamarnya, ia pun tak lupa langsung bergegas mandi dan bersiap siap pergi sekolah.

Berbeda dengan Arsen yang masih terbalut selimut tebal berwana abu-abu, Lita yang sudah rapi dan siap berangkat sekolah langsung masuk kedalam kamar abangnya tepat di sebelah kamarnya, namun Arsen yang masih menikmati tidurnya entah dia selalu bangun telat walaupun harus mengantar adiknya ke sekolah tiap paginya. Lita pun menarik selimut tebal abu-abu itu membuat Arsen terbangun.

"Mmpphh, bentar ngapa dek, lima menit lagi,janji deh" suara Arsen yang berat dan menarik kembali selimutnya sedangkan Lita hanya menatapanya jengah dan memutarkan bola matanya.

"Dih ngapain lu desah, abang bisa ga si ga harus nelat bangunnya gini, kalo gua telat masuk sekolah gimana, abang kan juga harus buka kafe." kata yang tidak dihiraukan dan membuat Lita kesal seketika meninggalkan kamar Arsen dan menutup pintu dengan keras. Padahal juga jam menunjukkan pukul 05.35 pagi.

Lita menuruni tangga dengan raut wajah yang kesal dan menuju meja makan langsung menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh mamanya.

"Sama abang lagi?, ga ada bosenya ya kamu berantem sama abang pusing mama, kamu harusnya ngertiin abang, abang kerja dan juga capek biarin dia tidur, ga seperti kamu hanya berangkat sekola pulang makan tidur saja." kata Meta sembari menata makanan di meja dan membuat Lita lebih kesal dengan ucapannya.

"Ya kalo mama pusing gausa urusin Lita urusin aja urusan mama, gampang kok ma" jawab Lita dengan santai dan berdiri dari duduknya.

Papanya yang tiba-tiba ikut campur kepada Lita yang tidak sopan sudah berbicara kepada mamanya. "Harusnya kamu berterima kasih kepada mama, mama kamu sudah bangun pagi membuatkan sarapan untukmu, tolong hargain mama kamu nak."

"Bukanya sebagai ibu sudah wajibnya ya untuk bangun pagi dan membuatkan sarapan untuk anak-anaknya?"

"Aku berangkat." Sambungnya lalu mengambil tas yg ada di sebelahnya dan menuju keluar tak lupa dengan mencium pipi Natasha yang lagi memasukan roti kedalam mulutnya.

Arsen yang sudah siap dengan memakai kemeja polos dan jam tangan di kanannya langsung duduk dan bertanya. "Lita kemana ma?" tanya Arsen dan melihat sekeliling yang tak melihat adiknya.

"Adik kamu sudah berangkat dari lima menit yang lalu." jawab Hardi papanya dan membuat Arsen merasa bersalah yang tidak langsung bergegas disaat adiknya membangunkanya. Seketika Arsen mengambil kontak mobil dan menyusul adiknya pasti tidak jauh karena baru lima menit yang lalu.

Arsen pun melihat adiknya yang berpegangan tangan dengan laki-laki tinggi memakai seragam yang sama milik adiknya, lalu mendekati dan berenti tepat di depannya membuat Lita dan Laki-laki itu seketika langsung melepas tangannya yang dipegang oleh Adit.

"Siapa dia?" tanya Adit yang tak dihiraukan Lita, namun dengan santainya ia menanyakan pertanyaan kepada Arsen dan menyuruh untuk membuka kacanya.

"Lo siapa?, kenapa berhenti di depan kita, mau nyulik kita lo?" pertanyaan bodoh yang membuat Lita tertawa kecil yang hanya di dengar dirinya sendiri.

"Kok abang nyusul sih bukanya tadi masih tidur?" kata-kata membuat Adit terkejut dan menoleh ke Lita dengan tatapan tak berdosa. Arsen pun menyuruhnya berdua naik di mobilnya.

"Eh maaf ya bro buat omongan gua tadi, ya gua gatau aja kalo lo abangnya dia" cengir Adit dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu Arsen hanya menjawabnya dengan hm saja. Namun Arsen bertanya ke Lita siapa dia bisa berjalan berdua dengan adiknya dan kenapa berpegangan tangan seperti tadi.

"Dia siapa, kenapa kalian berpegangan tangan seperti tadi?" tanya Arsen ke adiknya dengan fokus menyetir dan rasa penasarannya.

"Heh lu yang kemaren di perpustakaan kemaren kan. yang nabrak gua?" tanya Adit dengan berjalan disampingnya namun lita tidak sadar dengan kehadirannya. Lita yang tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berjalan disampingnya dengan wajah yang kesal karena ucapan mamanya di meja makan tadi.

Adit pun heran dengan gadis disebelahnya kenapa diam saja saat diajak ngomong apa dia budeg apa dia tuli. Adit pun masih jalan di sampingnya sampai Lita menyadarinya selepas tersandung batu kecil membuat Adit spontan memegang tanganya yang mungil dan lucu.

"L-lu yang kemaren gua tabrak kan, kenapa lu disini?" tanyanya sambil menatap Adit yang tangannya masih dipegang.

"Lu kenapa si selalu gagap kalo bicara. grogi lu deket gua?" tanyanya balik dengan mengangkat alis sebalas kanan. Namun tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depanya membuatnya dan Lita langsung melepas tanganya masing-masing.

"oh gitu jadi kalian saling kenal?" tanya Arsen ke dua orang yang duduk di belakang. Tak sadar mereka menjawab dengan bareng Arsen pun bingung dengan mereka.

"gak" jawab Lita
"iya." jawab Adit

Tak lama mereka sampai di gerbang sekolah langsung turun dari mobil. Tak lupa Lita pamit kepada abangnya dan berterima kasih, padahal tadi pagi ia kesal dengan abangnya. Lita pun pergi meninggalkan Adit yang masih pamit dengan Arsen tidak lupa berterima kasih juga karena sudah diberi tumpangan. Adit lari kecil menyusul Lita yang sudah pergi meninggalkan dirinya dan terkekeh melihat kelakuan perempuan lucu itu. Adit pun berjalan santai di sebalahnya dan jadi bahan tontonan oleh siswa siswi lainya.

"Kelas lu dimana?" membuat Adit tersontak kaget karena perempuan disampingnya menanyakan satu pertanyaan yang membuatnya senang.

"Nanti juga tau kok, jalan aja." jawab Adit dan lagi-lagi ditinggal duluan dan tak dihiraukannya namun Adit tertawa kecil dan menghampirinya lagi.

"Kok lu ikutin gua si kelas lu mana?" Adit tersenyum mendengar ucapannya.

"Stres lu senyum-senyum sendiri?" membuat Adit tertawa dan Lita meninggalkannya berfikiran kalo dia tidak waras namun tanganya dipegang oleh Adit dan seketika Lita membalikan badan.

"Kelas gua bersebelahan sama lu, mampir ya kapan-kapan."

"G-gua gapeduli" lagi-lagi Adit tertawa dengan bicaranya yang terbata-bata.

.

.

Aditya Delvan

Gimana hehe, bagus ngga:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gimana hehe, bagus ngga:(

Tinggalkan komen ya plis aku mau tau gimana reaksi kalian pas baca cerita ini hehe.

LITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang