Rumah sakit

2 1 1
                                    

Nana terbangun dan mendapati dirinya tengah terbaring diatas kasur rumah sakit. Kepala nya masih sedikit pusing, tetapi sudah jauh lebih baik dari sebelum nya. Nana mengangkat tangan kiri nya dan mendapati sebuah jarum infus tertanam disana.

Tok tok tok
Pintu kamar terbuka...

"Apakah anda merasa baikan, nona ?. Tanya perawat sambil berjalan menuju selang infus

"Sudah merasa sedikit baikan suster. Dan sedikit pusing juga". Jawab nana lirih

"Kalau begitu, saya akan menyuntikkan obat ke selang infus , dan ini obat minum kamu. Pastikan untuk meminumnya setelah makan nanti, ya".

Setelah memberikan suntikan dan meletakkan obat di meja. Perawat itu berjalan keluar kamar.

"Tunggu sebentar suster.. saya ingin menanyakan sesuatu". Nana mencegah suster itu keluar kamar rawat nya

"Yaa..silahkan"

"Uhmm... saya ingin bertanya siapa yang membawa saya kemari?"

"Oh. Saya tidak begitu tahu detailnya. Yang saya tahu dia adalah seorang laki-laki"

"Oh begitu. Terimakasih sus"

Nana memejamkan kedua matanya. Air mata menetes keluar dari kedua mata indah nana, mengalir di pipi mulus nya. Nana merasakan pedih menghantam hati nya, merasa sangat kesepian disaat seperti ini. Disaat orang lain mungkin bersama sanak saudara dikala sakit, lain dengan nana yang hanya seorang diri dikamar yang besar ini. Ruangan ini seperti nya adalah ruangan VVIP, dilihat dari seberapa luas ukuran dan perabot elektronik didalam nya. Menambah kesakitan nana, bagaimana nanti dia akan membayar ?

Padahal nana sudah terbiasa sendirian beberapa tahun belakangan, tapi hal berbeda dirasakan nana saat berada dirumah sakit ini
seorang sendiri. Ada rasa takut bercampur dalam hati nya, Tidak terbiasa dengan suasana seperti ini.
Kembali, nana meneteskan air mata. Dada nya terasa sesak dan panas. Tidak ada seorang pun yang menjenguk nana.

"Semangat nana!!!". Nana berteriak menyemangati diri sendiri.

Nana menoleh meja disamping nya, makanan yang terlihat sangat lezat dan buah semangka berwarna merah segar tersaji disana. Nana meraih piring makanan kemudian meletakkan nya di paha.
Sudah suapan ketiga sampai nana merasa makanan ini ternyata kurang enak untuk selera nya yang sakit saat ini. Tetapi nana tetap melahap makanan hingga hampir habis, nana terbiasa untuk mensyukuri setiap rezeki yang menghampiri nya.

"Saatnya gue minum obat". Nana berbicara sendiri sambil meraih obat diatas meja

Setelah meminum obat, nana merebahkan kembali tubuhnya keatas kasur. Matanya sangat mengantuk, nana pun tertidur...

Pukul 21.00

Nana terbangun dari tidur karena ingin buang air kecil. Dia harus melakukan semua sendiri bahkan untuk kekamar mandi sekalipun. Mungkin sedikit susah untuk nana berjalan, karena kepala nana yang masih sedikit pusing.

Setelah ke kamar mandi, mata nana menjadi segar. Yang artinya dia tidak akan tertidur dalam waktu dekat. Nana menyalakan TV untuk menemani rasa sepi malam ini. Dan mencari acara yang menarik untuk di tonton. Pilihan nana berakhir di film Amazing spiderman:far from home untuk menemani nya.
Sudah satu setengah jam sejak film dimulai, mata nana terasa berat. Nana tidak kuasa menahan rasa kantuk yang menyerang kedua kelopak mata nya.

🌼🌼🌼🌼

Sudah 2 hari nana di rawat. Dia merasa sangat sehat hari ini, dan merasa sudah waktu nya untuk pulang. Karena nana tidak mau berlama-lama libur bekerja, dia takut akan dipecat oleh bos nya.

Tok tok tok...
Pintu kamar terbuka...

"Selamat pagi, nona. Bagaimana kabar anda hari ini". Perawat seperti biasanya menyapa nana dan memeriksa suhu tubuh nana.

"Pagi juga suster. Kabar saya hari ini sangat baik. Kira-kira saya sudah boleh pulang nggak ya hari ini ?"

"Hmmm. Saya tidak yakin. Nanti saya bicarakan ke dokter . Kamu harus diperiksa terlebih dahulu, nanti dokter yang akan memutuskan apakah boleh pulang atau tidak."

"Uhm. Baiklah.. kira-kira dokter datang jam berapa ya , sus?

"Sekitar satu jam lagi. Saya permisi dulu". Perawat itu melemparkan senyuman nya

Melihat senyuman perawat tadi, kapasitas semangat nana otomatis terisi. Nana sangat senang apabila seseorang tersenyum untuk nya, katanya seperti memberikan semangat hidup secara gratisan.
Sebenarnya, nana sendiri tidak yakin bagaimana dia nanti akan membayar tagihan rumah sakit. Tetapi tidak ada untung nya juga dia berlama-lama disini, yang ada tagihan nanti semakin membengkak.

Sudah 2 jam sejak tadi, akhirnya nana diperbolehkan untuk pulang. Nana berjalan menuju bagian administrasi untuk mengurus kepulangan nya.

"Permisi, mbak.. saya ingin membayar untuk ruang VVIP Room A". Suara nana bergetar saat berkata ingin membayar, dia tidak siap mendengr berapa jumlah nominal tagihan.

"Tunggu sebentar". Petugas segera memeriksa kan .

2 menit berlalu..

"Tagihan anda sudah dibayar oleh mr. Keenan marva saguna"

Kedua mata nana terbuka lebar sempurna, saat petugas administrasi menyebutkan Tagihan nya sudah dibayar lunas oleh Keenan marva saguna. Antara lega atau bagaimana, nana tidak tahu bagaimana seharusnya bereaksi.

"Uhmm.. te..terima ..kasih". Ucap nana masih sedikit tidak percaya

Nana berjalan dilorong keluar rumah sakit. Nana terus memikirkan bagaimana nanti dia akan membayar kembali uang Keenan ? Sungguh situasi yang sangat sulit untuk nana.
Seharusnya dia tidak pingsan semalam, atau seharusnya bukan Keenan yang membawa nya ke rumah sakit. Masuk rumah sakit hanya menambah kesakitan nana.

"Pertama, gue harus menemukan Keenan. Kedua, gue harus membayar kembali uang keenan.Ketiga, gue gak punya uang !!!!!". Nana menghentak-hentak kaki nya ke tanah.

Sungguh permasalahan yang rumit untuk nana, pasal nya dia benar-benar tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membayar kembali kepada keenan.

"Woiii.. berisik". Seseorang berteriak di balik tanaman hias yang berbentuk kotak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finding mr. DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang