[SEQUEL DARI CERITA; BARBAR - DINO]
"Cinta, ibarat angin. Gabisa dilihat tapi bisa dirasakan, iya bisa dirasakan kalau kamu punya hati." -azalea fritzia
"kenapasih masakan lo selalu enak? lo anak psikolog atau tata boga?"-kak dokyeom
gue duduk di sofa sambil main hp dan di depan gue ada mereka berempat yang lagi makan.
"enak ya? iya soalnya gue make minyak pijet masaknya"-gue
"setdah psikopat lo?"-kak seungkwan
"jan brisik ntar keselek"-gue
—-skip.
"makasih makanannya le"-kak wonu
"awas tupperware nyokap gue jangan sampai lecet, nyawa gue taruhannya"-gue
"gampang, kalau lecet ntar dino yang ganti sama pabrik tupperwarenya juga dibeli sama dino"-kak seungkwan
"bacot amat mulut lo njir"-dino
"yauda kan lo semua udah makan, gue mau pulang"-gue
"lah? cepet amat"-kak wonu
"rumah gue gada orang, lagian gue dateng cuma buat bawain makanan" kata gue sambil berdiri dari sofa
"lo nyetir?"-kak dokyeom
"iya gue bawa mobil kok, gue balik duluan ya byee"-gue
gue keluar dari ruangannya dino.
"lea" dino narik tangan gue dan bawa gue ke tempat yang sepi.
"apasih?"
"kamu marah?"
pertanyaan yang paling ga masuk akal banget.
"mending kamu mikir dulu sebelum nanya itu ke aku"
"maafin aku ya"
"kamu udah lupa? kemarin kamu juga ngomong kayak gitu waktu di rs?"
dino diem.
"udahlah din, lama-lama aku capek gini terus. Aku ga bermaksud buat ngatur kamu atau buat kamu risih tapi setiap aku ngingetin hal kecil apapun ke kamu, kamu udah ga pernah dengerin aku lagi"
"lea kamu jangan kek gini, aku minta maaf"
"aku mau pulang"
"lea?—yaudah kamu hati hati ya"-dino
gue langsung ninggalin dino dan masuk lift, gue kesel banget kenapa sih dino ga pernah banget dengerin gue padahal gue gamau kalau dia sampai sakit lagi.
ting!
Gue keluar dari lift.
brukk!
"aww—"-gue
gue ga sengaja nabrak orang di depan gue.
"lo gapapa?"
"gapapa, sorry gue ga sengaja"
pas gue liat orangnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
