1

35 8 7
                                    

"Gak gini caranya Ka, coba perhatikan lagi," Resya meraih pensil yang Reyka pegang. Ia pun dengan telaten menjelaskan setiap rumus pada Reyka.

Mereka berdua memang sering menghabiskan waktu bersama, apalagi saat Reyka mengajak belajar bersama.

Kebetulan hari ini jam pelajaran berakhir lebih cepat dari hari biasanya.

Saat semua murid beranjak meninggalkan kelas masing-masing, hal itu tak dilakukan Resya dan Reyka.

Mereka memutuskan untuk tetap di kelas, karena Reyka mengajak Resya mengerjakan pekerjaan rumahnya.

"Re, kok kamu mau sih ngajarin aku?" tanya Reyka disela-sela penjelasan Resya.

"Ya kan, kamu yang minta buat diajarin. Kita punya tugas yang sama jadi bisa sekalian aku kerjain juga, selain itu kita harus saling membantu kan." Jawab Resya dan melanjutkan menjelaskan.

"Re sudah sore banget, pulang yuk," ajak Reyka yang diangguki Resya.

"Ayo Ka," Resya mengemas bukunya kedalam tas.

Mereka tak banyak berbincang saat berjalan melewati koridor menuju tempat parkir yang ada di sekolahnya.

"Re, kamu percaya kalau apa yang sudah pergi bakal kembali lagi?" tanya Reyka tiba-tiba.

Resya tampak berfikir karena tidak seperti biasanya Reyka bertanya seperti itu, "Tergantung Ka, siapa dulu yang pergi?"

"Manusia la Re, masak iya kuyang," jawab Reyka dengan sedikit terkekeh.

Resya memandang cowok disampingnya sekilas, "Kamu aneh Ka, tumben nanyain gitu. Lagi ditinggalin ya?" goda Resya.

"Tunggu disini ya, aku ambil motor sebentar," ucap Reyka sebelum pergi ke area parkir dan dijawab anggukan oleh Resya.

***

Selama di perjalanan, tak ada komunikasi antara mereka berdua. Tapi sejenak kemudian, Resya memulai percakapan.

"Ka kita kesorean pulangnya, coba lihat senja sudah muncul dia," ucap Resya dengan sedikit tertawa.

"Iya Re, kamu sih keasikan sama rumus hahaha." Jawab Reyka dengan sedikit berteriak agar suaranya bisa di dengar Resya.

"Senja itu indah Ka," ucap Resya saat mereka berhenti saat lampu merah.

"Jangan pernah kamu terbuai begitu saja oleh keindahannya. Sebab ia tak pernah bertahan lama menemani para penikmatnya," ingat Reyka pada Resya.

"Iya Ka, aku tau itu," jawab Resya sambil terkekeh.

"Eh Ka lampunya hijau," "iya sabar, jangan ngagetin dong."

Reyka membawa sepeda motornya ke arah rumah Resya dengan hati-hati. Reyka tau kalau Resya tak pernah menyukai kecepatan tinggi.

***

"Sudah sampai Resya Amalia, selamat beristirahat dan terima kasih untuk hari ini," goda Reyka saat sudah tepat di depan rumah Resya.

"Apaan sih Ka hahaha, oh iya makasih juga ya sudah anterin aku pulang kerumah." Ucap Resya saat memberikan helm yang ia gunakan.

"Iya Re, udah sana masuk. Nanti dicari sama mamanya loh," pinta Reyka sebelum menghidupkan sepeda motornya.

Resya tersenyum dan mulai melangkah memasuki halaman rumahnya.

"Hati-hati Ka!" Ucapnya sebelum benar-benar memasuki rumahnya.

***

"Bun kita beri tahu Resya nanti bagaimana?" tanya Heri ayah Resya pada istrinya.

"Hmmm ...," belum sempat bunda Resya menjawabnya, tapi seseorang langsung menanggapinya dengan pertanyaan juga.

"Beri tau Resya apa yah? ayah sama bunda ada masalah?" Tanya Resya beruntun.

"Resya sudah datang kamu? Diantar siapa nak? sini duduk dulu," pinta bundanya.

"Iya bun, baru aja. Sama Reyka," jawab Resya dengan tersenyum.

Tak lupa Resya mencium tangan kedua orang tuanya sebelum ia duduk diantara keduanya.

"Ayah sama bunda rencananya ..."

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, bundanya sudah memotong ucapan suaminya itu.

"Eh Re ayo ganti baju dulu, habis itu mandi ya sayang," titah Ika yang diangguki Resya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang