1

20 2 0
                                    

" Aku hamil anak suamimu, dan dia harus bertanggung jawab " Kalimat dari wanita yang duduk didepanku seperti sebuah peluru yang tepat ditembakan dijantungku hingga berlubang.
" Tidak, tidak mungkin. Aku tidak percaya padamu" Tenggorokanku seakan tercekat oleh suaraku sendiri.
" Kalau kau tak percaya ini buktinya, chattku dengan taehyung suamimu " Raut wajah wanita itu terlihat angkuh memberikan ponselnya. Aku memegang ponsel dan membaca isi pesan dari taehyung dan wanita itu dengan tangan gemetar.
Itu memang benar, nomer ponsel taehyung. Mereka saling berbalas pesan dengan mesra. Bahkan ada salah satu pesan dari taehyung yang mengatakan bahwa ia bosan dengan rumah tangga kami yang belum dihiasi tangisan bayi.
Karena aku belum memberikan anak, dengan alasan itu dia menghianatiku?
.
.
.
.
.
.
Aku mengemasi baju bajuku dengan berlinang airmata, memori dengan taehyung dirumah ini membuat hatiku semakin sesak. Taehyung bahkan tidak menyangkal atau menjelaskan bahwa semua itu tidak benar. Ia hanya bungkam dan duduk disamping ranjang yang bahkan tidak menahan kepergianku.
Aku merasa ini adalah mimpi buruk. Aku ingin bangun dari mimpi, tapi ini kenyataan. Lelaki yang 7 tahun ini menghiasiki hariku dengan indahnya rumah tangga telah menghancurkannya seketika.
" Kau puas taehyung? Kau puas membuatku hancur. Apa salahku hingga kau menghianatiku? Apa karena aku belum bisa memberimu anak? Itu alasanmu? " Cairan bening terus Menurus lolos dari mataku saat aku menatap kedua matanya yang bahkan tidak ingin menatapku. Aku bergegas menyeret koperku dan menuju taksi yang sudah menunggu didepan rumah yang akan ku tinggalkan ini. Satu satunya Tempat tujuanku saat ini adalah Busan, kampung halamanku. Ommaku. Saat ini aku membutuhkan pelukan beliau.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tok tok tok
Satu menit aku menunggu, hingga pintu itu terbuka menampilkan sosok ommaku.Aku berhambur memeluk beliau. Air mataku tak kuasa kubendung lagi. Ingin menumpahkan segala beban dihatiku pada malaikat tanpa sayap ini.
" Omma hiks...taehyung " Ucapku terbata, hatiku sakit menyebut nama taehyung lagi.
" Taehyung kenapa hani? " Beliau menangkup kedua pipiku dan menatapku dengan khawatir. Karena keadaanku saat ini benar benar berantakan dengan air mata yang terus membasahi pipiku disepanjang perjalanan menuju busan
" Dia menghianatiku omma, dia " Kakiku seakan tidak kuat menompang tubuhku, aku limbung. Semuanya menggelap. Sayup sayup aku mendengar omma memanggil sebuah nama. Jimin.
Nama mantan kekasihku, yang tinggal disebelah rumah kami.

Flashback on
Aku berjalan jalan ditaman bermain bersama wendy,irene,joy dan yuri selepas menonton bioskop dengan membawa permen kapas masing masing ditangan kami.
Sangat menyenangkan bersama mereka. sayangnya seulgi dan jimin tidak bisa hadir. Seulgi sedang keluar kota bersma keluarganya dan jimin namjachinguku sedang sibuk dengan kegiatan osisnya untuk mempersiapkan acara kelulusan.
saat aku tenggelam dalam lamunanku tiba tiba wendy terhenti dan memegangi lenganku. Yeri, irene,joy juga menghentikan langkahnya.
"kenapa kalian berhenti tiba tiba" Tanya mereka keheranan. wendy hanya terdiam dengan mata membulat aku hanya mengikuti arah matanya. Saat aku melihat kearah itu, hatiku sakit sekali. jimin dan seulgi duduk bersama saling berpegangan tangan disebuah meja makan.aku tak percaya dengan apa yang aku lihat.
jimin yang lembut dan sangat perhatian sekali terhadapku tega berselingkuh dengan sahabatku sendiri. Mereka berdua membohongiku.
air mataku lolos begitu saja. saat itu aku hanya berlari meninggalkan mereka, tidak menghiraukan panggilan wendy dan yang lain.
seminggu aku izin dari sekolah, guru mengizinkan karena memang seminggu ini hari bebas menunggu kelulusan. mematikan ponsel dan mengganti nomer untuk menghindari mereka.
Walaupun jimin selalu menunggu didepan rumah dan terus menurus memencet bel rumahku. Aku melarang omma membukakan pintu untuknya
" Hani sayang, apa kau tidak ingin berbicara dengan jimin. Ia terus menunggumu. Kau kan berteman denganya sejak kecil. Ada masalah apa sayang?" Tanya omma membelai lembut pucuk kepalaku
"Omma,jimin dan seulgi. Mereka mengkhianatiku omma. Aku tidak ingin bertemu dengan mereka lagi"

Setelah kelulusan, saat itu juga aku memutuskan untuk kuliah di seoul dan bersyukur omma mengijikanku,karena disana ada kakak perempuanku yang bisa menjagaku. Selamat tinggal busan!

Flashback off
Ketika terbangun dari pingsanku aku sudah berada ditempat tidurku. Saat melihat kearah samping ranjangku aku mendapati omma dan jimin. Mungkinkah jimin yang menggondongku kemari.
" Sayang kau sudah sadar? " Omma membelai pipiku.
"Kenapa kau seperti ini sayang, ada masalah apa dengan suamimu?" Tanya ibu lembut membelai pipiku.
" Karena aku belum bisa memberikan anak dia mengkhianatiku dan menghamili wanita lain omma" Saat aku mengatakan itu entah kenapa aku tidak bisa mengeluarkan air mataku lagi. Tubuhku benar benar lelah.

Oweeekkkk.. Tangis bayi, aku melihat jimin menggendong bayi mungil ditangannya. Ia berlalu keluar ruangan menenangkan bayi itu.
" Omma, apakah itu anak jimin?lalu kemana istrinya?" Omma menghela nafas mendengar pertanyaanku.
"Jimin juga mengalami masa sulit sepertimu han, istrinya meninggal saat melahirkan sebulan yang lalu"
"Apa? Kenapa omma tidak memberitahu kabar duka itu omma?"
" Aku pikir kau dan taehyung sangat sibuk diseoul. Dan juga bukankah kau bilang tidak ingin berurusan dengan jimin lagi "
"Itu masa lalu omma, bahkan aku sudah berhubungan baik dengan seulgi sekarang. Aku juga sudah memaafkan jimin"

Takdir kita sama,jim.Kehilangan orang yang kita cintai. Kenapa takdir kita semenyedihkan ini?

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang