Kedai Kopi

121 0 0
                                    

    Malam ini aku putuskan untuk menyendiri meluangkan waktu untuk jiwa yang tiada hentinya mengaduh. Ku mantapkan niat untuk pergi ke salah satu kedai kopi dan ku jadikan tempat itu tempat pelarianku malam ini. Aku memiliki satu kupon maka aku gunakan sebelum masa berlaku habis. Penampilan malam ini cukup sederhana, aku menggunakan kaos hitam polos yang di lapisi dengan kemeja yang sengaja ku buka kancingnya, ku pasangi dengan celana yang sedikit mengatung, ku lengkapi alas kakiku dengan sepatu berwarna merah. Setelah semua siap aku tidak lupa untuk membawa berkas-berkas cukup penting yang harus ku isi. Helm kesayangan ku pakai dan ku naiki sepeda motor, setelah ku nyalakan aku lekas pergi menuju tempat tujuan.

    Ditempat parkir aku mencari tempat untuk memarkirkan motorku harap-harap ada tempat yang sangat dekat dengan pintu kedai, dan ya akhirnya aku menemukan tempatnya. Di tempat ini aku mendadak ingat sesuatu hal yang sedikit menyesakkan hati, senyum kecil yang tercetak untuk merespon hal yang ku ingat, seakan-akan rangkaian cerita dari bab ke bab memaksa di putar kembali dalam otakku,disinilah tempat dimana menjadi titik awal sebuah cerita baru yang aku buat dengannya. Aku terus menyusuri jalan menuju pintu kedai, ku buka pintunya dengan perlahan, ku lihat malam ini pengunjung sedikit ramai, dan aku pun segera mencari kursi yang tidak bertuan.

    Berkas yang kubawa dan barang lainnya ku taruh di atas meja, yang ku pegang saat ini ialah hanya dompet dan hp. Lalu aku jalan menuju tempat pemesanan, kabar baiknya antrian tidak terlalu panjang, dan tidak lama pun sekarang giliranku memesan. Seperti biasa minuman yang ku pesan ialah green tea yang diblend dan di tambahi dengan cookies serta tidak pernah terlewat untuk menambahkan cream diatasnya. Untuk dessertnya ku pesan cheese cake yang mana kue itu adalah kue terfavoritku di kedai ini. Setelah itu aku menunggu sampai namaku di panggil.

    Tidak lama namaku di panggil, aku pun segera mengambil pesananku dan aku kembali duduk di kursiku. Senang sekali rasanya menyantap minuman dan makanan kesukaan, aku benar-benar menikmatinya. Diselingi dengan kerjaan yang mengharuskan aku mengisi berkas-berkas yang dibawa tadi, aku mengarahkan pandanganku sejenak untuk melihat sekitar, tiba-tiba aku terpaku pada dua kursi yang di sekat oleh meja kecil ditengahnya yang berposisikan dekat jendela kaca. Ingatanku mereka ulang kembali kejadian yang lalu, segera ku alihkan pada kerjaan yang masih menumpuk di atas meja agar aku melupakan kejadian itu. Dan akhirnya aku sibuk dan fokus terhadap kerjaanku sekarang ini.
Seiring berjalannya waktu, aku cukup menikmati suasana yang ku alami sekarang, ini lebih tenang dari biasanya, aku benar-benar berdamai dengan diriku sendiri. Sampai aku mendengar suara cukup bising akhirnya aku pun mencari darimana asal suara itu, ternyata diluar sana hujan cukup deras aku cemas walau sesaat mengingat berkas ini sangat penting, takut-takut hujan tidak berhenti dan mengakibatkan berkas ini basah nantinya. Tapi kubuang rasa cemas itu, aku terlanjur nyaman disuasana ini. Aku mencoba mengecek hp namun tidak ada yang penting, hanya saja grup di salah satu media sosial begitu ramai dengan skenario drama cukup menggelikan yang mereka buat, ku pikir ini adalah salah satu penghiburku malam ini.

Malam JumatWhere stories live. Discover now