Perjalanan Pulang

87 0 0
                                    

    Tepat disamping mejaku ada segerombolan gadis bersenda gurau, sepertinya mereka sedang mengadakan reuni kecil, sehingga banyak cerita yang mereka ungkit dari masa kebersamaan mereka dahulu, begitu juga mereka terlihat asik dan bahagia dengan ratusan ekspresi untuk memeriahkan kesenangannya, mungkin baginya ini jam emas yang dapat mereka manfaatkan sebaik mungkin. Notif muncul di hpku ternyata salah satu pesan dari mamahku bahwa aku harus segera pulang mengingat waktu sudah larut malam, dan tidak terasa 1,5 jam sudah kuhabiskan disini. Aku bergegas membereskan semua barang-barangku ku lihat keadaan diluar puji syukur hujan telah berhenti, dengan segera aku keluar untuk pulang takut-takut hujan deras turun kembali.

Sampainya diarea parkir ternyata.. ah sial helmku basah, ini adalah hal yang paling menyebalkan. Aku pun keluar dari area parkir, aku menyusuri jalan raya yang masih cukup ramai, di jam malam seperti ini ternyata banyak dari mereka yang berjualan, orang-orang yang baru pulang kerja dan lain-lain. Tercium bau petrikor menyengat yang mana bau paling kusuka, dengan udara sejuk menerpa wajahku membuat aku tidak bosan berkali-kali untuk menarik nafas dalam-dalam lalu kuhempaskan dengan bebas. Rintik hujan tetap turun dengan anggun aku merasa bahwa aku sedang berada diatas puncak. Tidak lama aku sudah berada dijalan yang sering aku dan dengannya lalui, ah aku ingat kembali semua kejadian saat itu, ini ketiga kalinya aku mereka ulang semua cerita itu. Dan ya aku baru ingat bahwa malam ini adalah malam Jumat, dimana malam itu puncaknya waktu berkualitas yang kami lalui ini sungguh percis menyerupai mengingat malam itu juga turun hujan dengan durasi waktu cukup sama.

Baiklah akhirnya aku menyerah, ku reka ulang kembali perlahan demi perlahan aku mengingat alur setiap detiknya. Ini semua pada intinya ialah hanya tentang secercah mimpi dan harapan yang kami punya. Tapi dengan melihat tingkah lakunya sekarang ini, kupikir malam itu adalah hanya omong kosong yang amat sangat sia-sia. Aku mengingat bagaimana tatapan seriusmu, perkataan serius yang diiringi dengan sedikit candaan, ku tilik kembali ternyata sesederhana itu untuk membuat diriku bahagia. Aku masih ingat bagaimana kumpulan ekspresinya saat kami mendobrak pintu-pintu yang kami kunci rapat-rapat. Dan sekarang ini ternyata pintu itu sudah dikunci kembali namun sayangnya kunci yang ini lebih susah dibuka dari yang kemarin. Aku ingat bagaimana dirinya merespon atas hasil dari semua karya tarian tanganku. Aku masih ingat impian-impian yang kami rakit, ucapan-ucapan yang seperti janji seakan-akan kami memohon agar teraminkan.

Sudahlah kupikir ini sudah lebih dari cukup bahwa semua itu hanya kenangan dihari dimana puncak bahagianya sosok diriku. Karena mungkin dipihaknya semua itu skenario yang tidak sengaja terciptakan yang sudah pasti tidak ada diiringi dengan niat tulus. Aku yakin bahwa dia benar-benar melupakan semua hal ini. Tapi aku mohon ijin biarkan aku menyimpan semua hal ini dimemoriku, bahkan kusimpan diatas secarik kertas, hanya untuk mengenang. Dipenghujung cerita ini aku hanya ingin mengucapkan terimakasih kepadanya.
—————————————
Btw ini kisah nyata yang aku alami hehe,tapi aku tulis semua ini bukan karna gagal move on😋 aku emang seneng nulis,jadinya aku nulis cerita sesuai pengalamanku😉

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Malam JumatWhere stories live. Discover now