(1). First meet

3 0 0
                                    

Hi guys, today i'm back with a new story.

Hihihi

 Dan yeah, this story untuk pelampiasan kebucinan ku pada mas Doyoung.

Ini bukan cerita yang bakal tamat dengan puluhan chapter, ini short story dan aku nargetin bisa tamat hanya dengan 5-7 part.

But, aku nggak tau lagi kalo nanti aku berubah pikiran.

So, you ready for reading this story??

Happy Reading!

Malam itu di penuhi dengan bintang besar yang bertabur di atas langit hitam yang Maha Luas, dan jangan lupakan bulan yang tampak di tengah kegelapan yang melanda. Kini ku pertanyakan, nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Seorang wanita bertubuh tinggi berkat Pump Heels  berwarna putih itu berjalan dengan cepat saat tak sanggup membendung segala macam emosi yang bergejolak di dalam hatinya. Wajahnya yang memerah bak terbakar itu menjelaskan semuanya.  

Lampu jalan masih menyala, beberapa pejalan kaki juga masih terlihat berlalu lalang, berkali-kali wanita itu menabrak orang-orang yang berjalan tanpa mengucap kata maaf. Membuat beberapa di antaranya berdecak tidak suka.

Langkah kaki nya memelan saat tujuannya telah di depan mata, sebuah pantai yang ramai, namun terlihat sepi untuk wanita ini, Sora. Park Sora. Ia melepaskan sepatu tinggi itu, menenteng dan berjalan di atas pasir pantai yang nyaman. Berjalan tanpa alas kaki seperti ini merupakan kesenangan tersendiri untuk nya.

Sora memandang lautan yang begitu indah dan sangat memikirkan pikirannya yang sedang kacau balau. Entahlah, begitu banyak masalah yang menimpanya. 

Setetes, dua tetes air mata jatuh melalui pipi nya. 

"Aku tidak sanggup lagi," lirih nya perlahan melepaskan seperti bisikan. Ia mengeluarkan segala kesulitan, kesedihan, dan kemarahan di sini. Tangisan nya yang pelan terdengar begitu memilukan itu sangat menyayat hati. "Kenapa dunia tidak adil?"

Tangisannya terhenti seketika saat sebias suara masuk ke indra pendengeran tiba tiba. "Percuma jika kau hanya menyalahkan dunia, dunia tidak akan berubah, dunia akan tetap sama," 

Sora menghapus jejak mata-Nya, ia membalikkan badan-Nya dan menemukan pemuda dengan kacamata yang menghiasi mata-Nya. Pemuda itu lalu tersenyum, menampilkan gigi kelinci-nya. Lalu berjalan kembali ke arah Sora, membuat wanita dengan mata merah itu berjalan mundur. 

"Jangan takut, aku tidak akan membunuhmu," ucap nya lembut lalu tawa ringan keluar dari mulutnya. Sora berhenti untuk melangkah mundur. 

Sejujurnya, ia sangat malu. Bertemu dengan orang asing dengan wajah seperti ini. 

"Kim Doyoung. Kau bisa memanggilku dengan Doyoung," ucapnya sambil mengangkat tangan untuk bersalaman dengan Sora. Sora tentu terkejut, ia membulatkan mata nya. Lalu pikiran-pikiran buruk mulai bergentayangan di kepala nya. Bagaimana jika dia menculikku ?

Kemudian pria dengan gigi kelinci yang lucu itu tertawa sembari menurunkan tangan nya. "Aku terlihat menakutkan, ya?" Doyoung mengedarkan pandangannya ke hamparan laut di belakang Sora, pandangannya nampak menerawang. "Jika kau tidak pernah bertemu dengan ku lagi, tolong ingat ini. Jangan pernah salahkan dunia jika hidupmu seperti itu,"

Sora mengerutkan kening nya, nampak tak suka dengan ucapan yang di lontarkan Doyoung. "Apa maksudmu?" Doyoung menoleh ke Arah Sora.

"Dunia itu tetap, yang mejalankan dunia ini adalah kau, bukan dunia. Lalu dengan seenak hati kamu menyalahkan dunia yang tetap berdiri kokoh?" Doyoung lalu membetulkan letak kaca mata nya yang melorot dan memandang Sora dengan tatapan kelewat serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang