Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, Salam kebajikan...Sahabat Chanel santri punya selera yang Budiman...
Tak terasa perjalanan Islam di pulau jawa sudahlah sangat kental dan variatif, Utamanya dengan hadirnya cerita-cerita keislaman di era dulu yang sangat menginspirasi dan relevan sampai detik ini.
Seperti halnya umat Islam di pulau Jawa bagian selatan, yang masyhur dengan nuansa pantai selatannya.
Di sisi lain ternyata ada kisah seorang ulama besar yang keberadaanya saat itu sangat fenomenal bagi kaum kekinian.
Beliau masyhur dengan nama SUNAN GESENG, siapa sih sebenarnya beliau ini? Terus kenapa ada istilah geseng di dalam namanya. Padahal geseng itu kan istilah Jawa yang sering di pakai saat kita membakar sesuatu tapi sampai kebablasan menjadi abu pekat,?Nah ternyata begini nih kisah beliau sampai mendapat laqob atau nama masyhur sunan geseng menurut banyak versi, versi ini versi yang up to date ya teman- teman...
Sunan Geseng...
Beliau lahir dengan nama asli Cokrojoyo, merupakan putera dari Ki Ageng Kotesan seorang kasepuhan waktu itu yang bermukim di Lowano-Bagelan-Purworejo. Kono, beliau juga masih jalur keturunan dari Prabu Brawijaya.
Dalam banyak cerita setiap harinya Ki Cokrojoyo bekesibukan sebagai penyadap nira dari pohon kelapa, dalam bahasa jawa disebut tukang deres legen, bahan pokok untuk pembuatan gula merah atau gula batu.Makam beliau terletak di Dusun Jolosutro, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Kurang lebih 2 kilometer di sebelah kanan Jalan Yogyakarta-Wonosari Kilometer 14 kalau kita dari arah kota Yogyakarta.
Kebiasaan masyarakat sekitar, hampir tiap tahun mengadakan perayaan haul dalam rangka untuk menghormati Sunan Geseng. Selain letak yang berdekatan dengan Pantai Parangtritis, Jogjakarta, makam Sunan Geseng juga dipercaya terdapat juga di sebuah desa dekat Gunung Telomoyo-Kecamaan Grabag, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.Masyarakat di sekitar makam khususnya, dan Grabag pada umumnya, sangat mempercayai adanya sunan geseng, dan bahwa makam yang ada di puncak bukit dengan bangunan cungkup dan makam di dalamnya ialah pesarean makam Sunan Geseng.
ada juga versi pendapat lain yang menyatakan bahwa makam Sunan Geseng ada di daerah Tuban, tepatnya dihutan bukit kapur, kurang lebih 10 km disebelah timur kota Tuban jawa timur, yang menurut cerita konon juga sunan geseng bertapa di situ sampai akhirnya hutan terbakar, dan pada saat beliau wafat dimakamkan disitu, teptnya di dusun Geseng.
Berawal dari situ, di desa tersebut terdapat sebuah makam yang di atasnya ada batu nisan, dan banyak di ziarahi orang, dan dari situlah para peziarah yang umumnya berziarah di makam Sunan Bonang tuban, atau di makam Syeh Maulana Ibrahim Asmoroqondi, akhirnya selalu menyempatkan untuk berziarah ke makam Sunan Geseng tersebut.Sunan Geseng di sebagian besar peziarah dikenal memiliki karomah kesaktian yang sangat luar biasa. Ada yang bercerita bahwa beliau mempunyai titisan ilmu Nabi Ibrahim alaihissalam, yaitu tidak terbakar api ketika sedang bertapa. Versi masyhur yang lain, Ketika Sunan Geseng sedang bertapa, Sunan Kalijaga yang menjadi gurunya memerintahkan Sunan Geseng untuk melantunkan tahlil di atas batu tempat bertapanya. Permintaan tersebut merupakan syarat khusus dari Sunan Kalijaga kepada Sunan Geseng jika ingin menjadi muridnya.
Sedari kecil sunan geseng telah menunjukkan sifat yang berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, beliau punya watak berkemauan keras tetapi suka menyendiri. Setelah menikah sunan geseng sehari-hari bekerja sebagai penyadap pohon enau aren yang jarak dari rumahnya cukup jauh. Hasil sadapannya itulah bersama isteri setianya dibuat gula dan kemudian di jual ke tengkulak.
Setiap pagi sebelum matahari terbit ia telah berangkat kerja dengan bumbung bambu yang diikatkan pada ikat pinggangnya hingga kelihatan seperti berekor. Bumbung itu yang menjadi kawan setiap detiknya. Sebelum lewat waktu Zuhur ia sudah tiba kembali di rumah dari bukit Sumber tempat bekerjanya itu. Nira itu di kumpulkan dalam jadi penyimpanan, dan Apabila dirasa sudah cukup banyak baru dibuatlah di masak menjadi gula aren.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETENANGAN HATI | KISAH SUFISTIK UNDERCOVER
SpiritualKETENANGAN HATI | KISAH SUFISTIK UNDERCOVER Menyikapi Problem Manusia Modern Karya : Ahmozy Kebumen Tak bisa dipungkiri, Era Modern banyak memberi kemudahan dan kenikmatan dalam nuansa kehidupan ini, namun bersamaan dengan hal tersebut, persaingan y...