Malam hari ini adalah dua hari sebelum malam paling ajaib dalam hidupku.
"Rei makan!" Ayahku memanggil
"Iya yah" aku bergegas kebawah
Besok adalah hari Senin, apa yang kamu pikirkan tentang hari Senin sebagai anak sekolahan? Males, benerkan. Ditambah lagi masalah percintaan, Ah ruwet pokoknya!
Jadi Sabtu lalu, aku pergi bersama my BF ke bioskop, kau tahu, aku sebenarnya cuma mau terlihat keren dimata cewek yang lain, untuk itu aku berpacaran. Memang salah tapi Riko pernah kuberitahu kalau aku gak mau hubungan yang terlalu serius.
Posesif, pemarah, memang dia keren dan memiliki prestasi tapi semua itu percuma aja bagiku.
"Frans teman sekelas kamu, yang kuker, kerjaannya cuma ngotak-atik isi tasnya doang. Kenapa hari Jumat kemaren bisa berduaan diluar?" Kata Riko pacarku
"Dihukum, yaelah, emg ada yang tau kalo dia juga gak ngerjain PR, jangan mulai gak jelas gitu deh," Kataku sambil memalingkan wajah
Dia terus berjalan menuju kepintu masuk teater bioskop. Sampai kami berdua telah duduk berdampingan.
Sepertinya ia mau melanjutkan ocehannya sampai film selesai, Arghh "Belum selesai Rei, kemarin sore kamu juga gak ngabarin aku. Ditelfon gak diangkat –angkat," Kata Riko dengan suara makin membesar
"Kerja kelompok Riko" aku menjawab pelan
Sebelum aku memalingkan wajahku dia berkata "Kerja kelompok, atau kerja bikin instastory, aku melihat dari snapgram Laeil,"
Nyebelin, apa dia gak ngerti sedikit. Itu cuman instastory biasa gak perlu dimasalahin, supaya kerja kelompok gak jadi bosen.
Aku mencoba menjawab dengan pelan "Hapeku mati, aku buat itu pake hape Laeil, Riko. yaampun," aku gak bisa membalas omongannya dengan suara yang keras
Mood nonton sudah lenyap. Kenapa dia harus menyinggung itu disaat seperti ini. Obrolan nyebelin itu berlangsung sepanjang dua puluh menit film. Aku keluar daripada harus mengganggu penonton lain.
Dia mendekatkan wajahnya padaku lalu kembali. Dia seperti tak ingin melihatku lagi. "Aku mau pulang, Riko"
"Iya memang kita mau pulang!" Kata Riko dengan nada suara yang bikin kesel
Aku tidak membenci Riko saat ini, kami telah berpacaran selama sepuluh bulan, aku gak mau gak adil memandang Riko hanya dari apa yang kusampai. Memang bisa saja Riko memiliki pandangan yang berbeda tentangku, atau mungkin aku ada diposisi sebagai yang bersalah. Apapun itu aku tidak tahan dengannya "Aku mau putus dalam waktu dekat" gumamku dalam hati. Apakah aku memiliki keberanian untuk putus, ah entahlah aku lelah sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAL YANG KUINGINKAN TERJADI
Teen FictionSeorang Reina yang kesal dengan apa yang terjadi. Pacar posesif dan pemarah, geng anak lelaki disekolahnya yang terus mengganggunya. Sifat pendiamnya membuatnya tak tahan dan ingin mengubah keadaan yang sekarang. Permasalahan remaja, percintaan, mag...