• PROLOG •

501 51 47
                                    

Aku membawa cerita baru. Berhubung Ganas mau end, jadi aku buat cerita baru wkwk. Semoga kalian suka ♥

Welcome

Aku layaknya hantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku layaknya hantu. Ada, tapi tak semua orang mampu melihat. Ada, tapi tak semua orang menganggap
<Antalara Keyriska>

--- 2k1k ---

"Dasar jelek!"

"Sok cantik!"

"Cewe belagu!"

"Pembawa sial!"

Semua kata itu bagai nada dering yang selalu berbunyi dimanapun Lara berada. Cukup dua kata yang membentuk kalimat sederhana, namun menusuk ulu hatinya. Lara harus kuat, setidaknya ia harus bertahan demi Peta. Cowok yang kini berstatus sebagai pacarnya. Jangan kalian pikir jika Peta adalah cowok yang selalu berdiri di garda terdepan untuk membela Lara saat cewek itu di bully, karena nyatanya, Peta hanyalah cowok pecundang yang takut di permalukan oleh semua murid SMA Gardapati. Peta memang mencintai Lara, tapi ia tak ingin dipermalukan oleh teman-temannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyembunyikan hubungannya.

Lara memutuskan untuk segera masuk ke kelasnya. Sebelum duduk di kursinya, ia sempat melirik kearah kedua temannya yang duduk bersampingan. Sejak insiden pembullyan, Lara lebih memilih untuk menjauhi kedua temannya. Ia tidak mau jika kedua temannya ikut terbully. Apalagi, Lara juga tak pernah mendengarkan kedua temannya untuk menjauhi seorang Alpetaza.

Hingga akhirnya, Lara duduk sendiri. Memojokkan dirinya sendiri. Dia yang menghampiri kesepian. Dia yang menemani kesepian. Dan dia juga, yang menemui luka dengan menjalin hubungan bersama Peta. Namun, bagi Lara, Peta adalah dunianya. Sama seperti namanya yang selalu menunjukkan tempat-tempat indah di bumi, yang mengarahkan tempat kemana Lara harus kembali. Peta itu segalanya, dan Lara tak akan mampu hidup tanpa Peta.

Lara mulai fokus saat pelajaran sudah di mulai. Cewek itu berusaha mengusir Peta dari pikirannya. Saking asiknya dengan jutaan rumus matematika, Lara sampai tidak sadar jika bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Dengan langkah malas, Lara menyusuri lorong yang sepi untuk menuju kantin. Namun, saat dia berpapasan dengan Peta dan kawan-kawannya, cowok itu malah memalingkan mukanya. Lara hanya mampu tersenyum paksa -berusaha memaklumi. Jadi pacarnya Peta saja, cewek itu sudah beruntung dan harus bersyukur.

Lara duduk sendirian, padahal di mejanya terdapat empat kursi kosong, namun tak ada yang mau bersamanya. Hinga tiba-tiba seorang cowok menggebrak meja Lara, dan membuat cewek itu tersentak kaget. Lara hanya melirik sekilas kearah cowok itu.

2 Kata 1 KalimatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang