Jihan Ananta

23 5 2
                                    

   Namanya Jihan Ananta. Cewek berbadan serba mungil,kulit yang lembut serta cerah,bola matanya berwarna coklat,tak lupa gaya rambut poni kepang ikat belakang dengan rambut sedikit bergelombang mendominasi penampilannya. Senyum yang terus mengembang di wajahnya menjadikannya primadona sekolah. Menjadi pusat perhatian seluruh murid yang telah Jihan lewati sepanjang koridor.

Berjalan di ekori kedua temannya yang unik yaitu Pelangi Valeria dan Marquez Zaenal.K. Pelangi yang sibuk dengan penampilannya dan Zaenal yang sibuk live Instagram dengan perkiraan followers 201 itu.

Duk...                                                                                                                                                                                Suara benda berbentuk bulat itu menghantam kepala Jihan dengan keras,membuat sang empunya meringis kesakitan. Tak lama darah segar mengalir dari lubang hidung Jihan. Pelangi dan Zaenal membulatkan matanya,melongo.

Kampret nih orang! maki Jihan dalam hati.

Nampaknya Jihan akan kembali dengan sifat keras nya. Percayalah sejak kecil Jihan sering berantem tanpa memandang bulu, usik dikit kelar. Seperti kejadian pada kelas 2 SD , Jihan kesal karena seorang cowok yang sengaja menarik pita rambutnya alhasil terjadilah kegaduhan.

"PITA AKU!!"

Lantas anak lelaki itu menggeleng dan menjulurkan lidahnya, meledek Jihan. Lalu Jihan menarik dasi anak lelaki itu dan menendang perutnya. Anak lelaki itu berteriak kesakitan dan menangis sejadi-jadinya.

Pelangi mencekal pergelangan tangan Jihan tapi langsung dilepas paksa oleh Jihan.

"Ji,Lo harus inget janji yang dibuat kemaren," tegur Pelangi.

"Persetan dengan itu!"

Jihan mendekati gerombolan tim basket ditengah lapangan dengan wajah memerah tak lupa darah yang masih keluar dari hidung mungilnya.

"Diam disitu!" suruhnya,karena seorang cowok yang nampaknya ia adalah pelaku dari lemparan bola itu mulai mendekat.

Lantas Jihan menyuruh laki itu menegaknya badannya dengan kedua tangan berpose huruf O, membuat geli murid-murid yang menyaksikan. Bukan Jihan namanya jika tidak memberi pelajaran yang lebih kepada si peganggu. Ia menendang bagian lekuk lutut belakang,membuat cowok itu sedikit membungkuk. Kepalan tangan Jihan melayang tepat di hidung cowok tersebut. Hidungnya kini sama dengan Jihan,berlumuran darah yang terus mengalir. Cowok itu tidak kuat dan akhirnya tergeletak ditengah lapangan.

"Nah,ginikan baru impas."ujarnya dengan puas.

Tak lama kemudian suara seseorang di Mic menggema ditelinga Jihan,lantas ia berdecak malas.

"Panggilan kepada Jihan Ananta, untuk segera keruang kepala sekolah." Tak lain suara Ayahnya sendiri,sang kepala sekolah dan pemilik sekolah.

Jihan AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang