Mantan Teman

1.3K 24 8
                                    

Mantan Teman - by: Annissa_M

    Kriiing…Kriing…Kriiing… ponsel Deni berdering. Ia mengambil ponselnya dari kantung baju seragamnya.

          “Yaah…bunyinya masih kriing!! Emang masih jaman Den? Hahahaha…” Ledek salah seorang temannya yang saat ini duduk di depannya. Teman-teman Deni yang lain juga ikut meledek. “Hape lo bagus gitu bunyinya kring? Gak cocok Deni! Hahahaha…”

          Deni ikut tertawa. “Gue kan cinta ringtone klasik...” Deni melihat ke layar ponselnya. Zidan. “Eh guys… gue pergi duluan ya… Byee!!”

          “Eeeh…!!” Teman Deni menahan tangannya. “Duitnya? Lo kan belom bayar makanan lo! Enak aja kita yang bayarin”

          Deni segera melihat dan memanggil salah satu ibu kantin yang menjual makanannya “Bu Diaah!! Saya bayarnya besok ya bu!! Ada urusan mendadak!”

          “Oh yo wees…ati-ati yo Den!” Teriak Bu Diah tak kalah kencang.

          Deni segera berlari kencang ke luar kantin. Teman-teman Deni melihatnya dengan heran. “Kok dia bisa ya?”

          “Kita coba aja yuk!” Kata temannya yang lain.

     “Opo? Mau nyoba opo kui?” Suara cempreng Bu Diah membuat keempat teman Deni kaget.

        “Bu Diah… saya kan temennya Deni bu… saya juga ngutang ya bu…” Pinta teman Deni. Diikuti yang lainnya.

          “Ora! Wong kalian ngutang gak pernah di bayar kok minta ngutang lagi! Enak wae…!” Bu Diah memandang mereka dengan melotot. Itulah khasnya bu Diah. Di takuti seluruh anak-anak SMA BimaSakti hanya karena pelototannya yang…killer!

          Setelah Deni menjawab telepon, ia segera ke ruang BK untuk meminta izin pergi ke luar lingkungan sekolah. Ia memberikan ponselnya yang masih tersambung ke Zidan kepada guru BK kelas sebelas.

          Setelah lima menit menelpon, ponsel Deni di kembalikan. Guru BK mengambil secarik kertas berisi surat izin. Beliau mengisinya, kemudian memberikannya kepada Deni.

          “Nanti lembar yang ini di tanda tangani ya sama orang tua kamu” Kata guru BK ramah.

          “Iya bu…terimakasih bu…” Deni segera melesat keluar dari ruangan BK ke depan sekolah. Ternyata di parkiran sekolahnya sudah ada mobil Mercedes berwarna hitam yang sangat dia kenal. Tidak lupa ia melihat plat nomornya untuk memastikan.

          Deni segera masuk ke tempat duduk di sebelah kemudi.

          “Hai Den..” Sapa Dio. Ia adalah teman Deni dan saat ini ia yang menyetir. Umurnya lebih tua lima tahun dari Deni. Dio segera melesatkan mobilnya keluar dari sekolah Deni.

          “Hai…” Deni melihat ke belakang melalui kaca spion. Di sana ada Nita dan Sarah. Mereka juga teman Deni. “Tumben kesininya cepet. Ada apa?”

          “Meta diculik!” Kata Sarah cepat.

          “Meta? Adiknya Dio?” Deni memastikan.

          “Iya lah… kalo bukan Meta yang itu, gue gak akan sepanik ini Den!” Dio mulai menyetir dengan ugal-ugalan. Di pikirannya saat ini adalah, dia harus cepat sampai ke tempat tujuan.

          “Eh tunggu… terus kita sekarang ke mana?” Deni heran.

          “Ke tempat kostnya Meta. Yang ngabarin kalo Meta di culik tuh temen kost-nya” Dio harap-harap cemas.

Mantan TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang