Pukul 11. Matahari hari itu begitu panas seperti biasanya. Tidak ada yang beda bagi Yoongi dengan kulit putih cenderung pucatnya yang selalu membenci sengatan sinar matahari. Andai dia bisa mengeluh soal panasnya hari itu, hanya saja mesin mobil di depannya lebih pantas untuk dia keluhkan.
Namjoon tertawa melihat bagaimana Yoongi melempar kunci inggris sembarang. Dia hanya menggelengkan kepalanya seraya mengintip sedikit bagaimana Yoongi memperbaiki mobil angkot tua yang sudah tidak layak itu.
"Kenapa tidak dijual saja? Pistonnya yang rusak! Pistooon!!"
Namjoon semakin tertawa pada Yoongi yang mengacak-acak rambutnya kasar. "Selama masih bisa jalan, tidak ada kata rusak buat cari setoran, bro."
"Namjoon, piston itu jantungnya mobil. Kalau dipaksakan jalan, angkot ini akan hancur dan—"
"Wowowow sabar, pembalap! Angkot ini tidak akan hancur dengan mudahnya. Piston hanya butuh pelumas biar bisa jalan lagi hahaha." Namjoon mengambil beberapa suku cadang yang dibutuhkan dari kotaknya. "Dan lagi ini gak cuma piston saja yang bermasalah, gigi reverse-nya pun tidak mulus. Kau sering menggunakannya ya? Hah, gak hidup gak mobil angkotnya sama-sama butuh pelumas biar gerak lagi. Sejak omega itu hadir, hidupmu jadi lebih bergairah lagi kan?"
Yoongi tidak membalas ucapan Namjoon dan memilih untuk memperhatikan bagaimana Namjoon memperbaiki mobil angkotnya dengan sabar dan telaten. Sebenarnya dia bisa sabar seperti Namjoon, hanya saja bagi Yoongi mobil angkot yang usang ini sudah tidak layak untuk diperbaiki lagi. Mobil angkotnya butuh piston baru bukan pelumas.
Namjoon tersenyum melihat bagaimana wajah Yoongi terlihat lebih santai jika dibandingkan sebelumnya. "Jadi kapan kau ajak omega itu kencan?"
"Menunggu kebetulan selanjutnya."
Namjoon menggelengkan kepalanya dan menghentikan pekerjaan. "Sampai kapan? Ini sudah hampir seminggu kalian bertemu tanpa sengaja. Aku bahkan sampai hafal cerita-cerita picisanmu itu. Mulai dari omegamu jadi—"
"Namanya Jimin, Joon."
"Iya-iya Jimin. Mulai dari Jimin jadi penumpang angkotmu, waktu dia jadi penumpang kopajamu, ah jangan lupa waktu kita jadi tukang kebun rumahnya Yeonjun, lalu waktu kau ketemu lagi saat ke perpustakaan." Namjoon menunjuk jarinya berhitung seraya mengerutkan keningnya. "Ketemu lagi waktu kita bantu benerin AC toko kue Mochi Monster, terus apa lagi yah, pokoknya selama seminggu ini sudah 6 kali bertemu!"
"Nah keren kan, Joon?! Kalau hari ini aku ketemu Jimin lagi, berarti sudah 7 kali berturut-turut aku ketemu dia dan sudah dapat dipastikan dia adalah mate!!!"
"Heleh, mate macam apa!" Seru Jackson yang berhasil menghentikan semangat Yoongi dan membuat kedua karyawannya melihat ke arahnya. "Kalian berdua itu beta. Mana ada omega jaman sekarang yang mau dengan beta. Mereka pasti cari alpha yang kedudukan jabatannya sudah jelas mapan."
"Tapi Yoongi itu—"
Jackson mengibaskan tangannya. "Gak ada itu mate di jaman sekarang. Yoongi itu terlalu banyak baca buku dongeng. Sudah kubilang, gak guna deh kau pergi ke perpustakaan. Mau nambah ilmu beta ya tetap aja beta. Kerjanya begini aja."
Belum sempat Namjoon menggerakkan mulutnya lagi untuk membela sahabatnya itu tapi tangan Yoongi dengan cepat menepuk pundak Namjoon menghentikannya. Yoongi menganggukkan kepalanya, memberi tahu bahwa tidak perlu lagi membalas ucapan bos mereka.
Setelah memastikan Jackson sudah cukup jauh, Namjoon kembali berbicara lagi. "Anyway kuyakin Jimin juga menyukaimu, Yoon. Maksudku, kau lihat sendiri kan bagaimana matanya selalu memperhatikanmu?"
Semburat merah muda halus muncul di kedua pipi Yoongi. Orang yang melihat itu tidak akan terlalu mengindahkannya karena hari begitu terik sehingga wajar saja wajah Yoongi memerah meski nyatanya rasa malulah yang tercetak di wajahnya. "Aku pikir juga begitu, Joon."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVERICK | YoonMin (Oneshoot) ✔️
ActionYoongi selalu ingin bernostalgia pada hari penuh gairah dengan tingkat adrenalin tinggi seperti hidupnya dulu. Kehadiran omega Jimin dalam hidupnya rupanya mampu memberikan rasa nostalgia itu. Tapi apakah itu hal yang Yoongi harapkan? YOONMIN ACTION...