1. My Own

49 6 0
                                    

Rasa kesal itu muncul ketika Min Yoongi berubah menyebalkan. Menyuruhnya memasak sesuatu. Begitu makanan tersedia semuanya habis tak tersisa. Yoongi seperti kucing jalanan yang kelaparan. Sunny dibuat terkejut pasalnya pria ini datang, muncul begitu saja dan mengaku adalah tokoh di dalam cerita yang ia tulis?

Bagaimana tidak shock?

Lagipula, Yoongi tingkahnya seperti manusia biasa. Well, hanya saja tampan dan sempurna. Berbeda kalau sedang makan seperti tadi—dengan mulut yang penuh mengunyah nasi dan lauk. Tidak peduli pipinya tercecer saus. Hanya menikmati mananannya yang Sunny meneguk ludah melihat itu. Karena, malam ini Sunny dipastikan tidak makan. Jatah makannya ada disana dan Yoongi sudah melahap habis tanpa sisa.

Sialan memang. Sangat menyebalkan.

"Kau ini sebenarnya apa sih? Makhluk darimana? Tiba-tiba muncul."

"Kan sudah kubilang. Noona yang menciptakanku!"

Sunny meradang. "Ya! Jangan memanggilku dengan sebutan itu! Aku bukan kakakmu!"

"Hih pantas jalan jodohnya di tutup tuhan. Galak begitu."

"Yoongi-ssi, kau mau aku buang ke tong sampah hah?" kecam Sunny.

Isi kepalanya benar-benar pusing. Sunny baru saja melewatkan mimpi indahnya bertemu dengan sang idola tampan. Bangun di pagi hari dan menemukan sosok buntalan menyebalkan ini di kasurnya.

Tidak ada kata selain. Menyebalkan untuk Yoongi saat ini.

"Lagipula, berhentilah menulis. Aku takut tidak hanya aku saja yang hidup tapi ada yang lain juga. Memangnya tidak kasihan? Nasibku harus tinggal disini bersama wanita sepertimu saja aku terpaksa."

Apa Sunny bilang? Menyebalkan bukan? Mulutnya itu minta di lem.

"Tunggu apalagi? Pergi saja sana kalau begitu!"

"Aku tidak punya uang. Tidak punya baju juga." bibir Yoongi melengkung ke bawah. "Aku yakin noona menyesal kalau aku di adopsi oranglain."

"Astaga, berhenti menyebutku noona! Umur kita sama, Yoongi. Aku ingat jelas kau seperti apa!"

"Ah, begitu ya?" Yoongi tersenyum samar.

"Panggil namaku saja." ujar Sunny. "Pakai saja baju Jimin yang ada di lemari."

"Jimin itu siapa? Kekasihmu?"

"Selain menyebalkan kau ini banyak tanya. Sudah pakai saja!" geram Sunny kemudian berjalan melewati Yoongi ke arah lemari. Mengambil baju Jimin dan melemparnya ke arah Yoongi.

"Galak sekali kan. Aku beritahu ya. Berubahlah jika mau punya pacar."

"Mulutmu itu kuberi cabai mau tidak, Yoon? Diamlah!"

Ya ampun, ya sudahlah. Sunny tidak mau diberi tahu sepertinya, pikir Yoongi. Pria itu tak acuh memakai baju Jimin dan berbaring di atas sofa. Lebih baik tidur daripada mendengar teriakan melengking Sunny.

*****

Agaknya, Sunny sekarang kewalahan. Karena harus mengurus Yoongi dan mengatakan pada pemilik flat, jika Yoongi adalah sepupunya. Mau bagaimana? Tidak mungkin juga mengaku yang sebenarnya—yang ada Sunny dicap wanita gila. Dia sendiri hampir gila sebab mengetahui fakta, tokoknya hidup. Cukup dia sendirian yang menanggungnya jangan oranglain.

Pun sampai detik ini tidak percaya. Yoongi itu manusia bukan sih? Atau dia jelmaan alien? Mengerikan. Tapi, sungguh. Dari bulu mata halus yang Yoongi miliki mata itu sangat sempurna. Yoongi menjadi nyata membuat Sunny tersipu malu. Tidak hanya membayangkan wajah tampannya tapi di dalam cerita yang Sunny tulis. Yoongi adalah pria cuek tapi penuh perhatian. Selain itu, ada adegan sensitif yang Sunny tulis. Dia berharap Yoongi tidak mengetahuinya.

"Sudah melihat wajah tampanku? Napasmu mengganggu tidurku tahu!" Yoongi berucap ketus dan Sunny yang ketahuan itu menahan napas, malu.

"Omong-omong, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Yoongi.

"Mmm... Soal apa?"

"Apa kau ini sungguh wanita mesum? Memangnya kau tahu bagaimana caraku bercinta? Tulisanmu payah." ucap Yoongi enteng.

Sunny menganga lebar. Jadi, Yoongi tahu? Wah memalukan sekali.

"Asal kau tahu ya! Aku tidak bisa menulis itu karena malas membayangkannya!"

"Oh benarkah? Mengapa banyak adegan gila itu dalam ceritaku? Bisa menjelaskannya?"

Matilah kau Lee Sunny.

"A-aku..."

"Jangan munafik, Sunny. Aku hidup karena kau menulisnya dengan hatimu. Jadi pasti kau membayangkan itu juga memakai perasaan. Atau kemungkinannya—membayangkan aku bercinta denganmu?"

"Sialan, Yoongi!"

"Mengakulah, apa susahnya? Lagipula aku milikmu. Bebas mau kau apakan." bibirnya sesantai itu berucap dengan wajah datar. Sesuai karakter yang Sunny gambarkan. Yoongi adalah pria yang cuek.

"Bagian terpentingnya. Aku tidak hidup di dalam ceritamu. Karena itu hanya sebuah tulisan. Jangan khawatir. Di dunia nyata, aku masih suci. Seperti bayi baru lahir." lanjut Yoongi.

Well, mungkin? Tapi tetap mulutnya yang paling mengesalkan. Sunny nyaris kehilangan kendali kala Yoongi lebih mendekat padanya dan melingkarkan tangan di pinggang Sunny.

"Seperti apa yang aku bilang, aku milikmu."

"Tidak mau mewujudkan tulisanmu menjadi nyata? Kau sering membayangkan adegan liar itu bukan?"

"Mau mencobanya? Kurasa kau tidak keberatan."

Min Yoongi adalah tokoh yang begitu membuat Sunny tergila-gila. Bagaimana caranya? Jika itu juga menjadi nyata? Berada dalam kuasa Yoongi yang sangat sempurna.

Apa Sunny harus melakukannya agar semua karangan yang ia tulis sungguh bukan imajinasi melainkan kenyataan yang sangat memabukkan.

[]

Crush To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang