Seorang gadis yang mengenakan hoodie putih tengah menatap sepasang mata tajam nan tegas yang berada di hadapannya. Pria itu menundukkan kepala, beberapa tetes airmata jatuh langsung ke tanah.
Perempuan itu mendekat, sambil memegang bahu si pria. "Gue gak bermaksud buat mainin lo, gue-"
"Pemikiran lo terlalu pendek, tau? Lo lebih milih yang parasnya rupawan. Pas lo udah jatuh, lo baru inget sama gue" sambar si pria yang masih menunduk.
Gadis berwajah manis itu menghela nafas, mulut nya kaku. Selama ini, ia hanya mendahulukan apa yang menurutnya menarik, tanpa menghiraukan yang baik.
Matahari mulai turun ke ufuk barat. Sinar sinar oranye menghiasi langit sore kali ini. Suasana begitu sunyi, hanya terdengar suara ombak kencang dan angin yang berhembus.
"Bell, gue rasa, gue harus bayar orang buat hilangin ingatan gue tentang lo. Gue rasa, dengan kehilangan kita bisa belajar satu sama lain. Kalo nunggu itu sakit, terutama udah nunggu lama tapi dia lebih milih sama orang lain"
Ibel menggeleng cepat, "nggak. Itu semua salah lo! Lo terlalu lama buat nyatain itu semua ke gue"
Pria itu mengangkat kepalanya, ia tersenyum receh. "Lo yang terlalu cepet nerima orang masuk kedalam hati lo. Seharusnya gue sadar, gue nggak harus nunggu lo kayak gini kalo ujungnya lo bakal mudah nerima orang tanpa tau dia baik atau nggak" ia sedikit memberi jeda di kalimat terakhir. Pria itu mendekat dan memegang tangan ibel dengan lembut. "Sekarang lo liat, sakit nggak dipukul sama orang yang lo sayang? Sakit nggak liat orang yang lo sayang posting foto berdua dengan cewek lain?"
Airmata ibel mulai jatuh. Memang benar, ia terlalu mudah menerima seseorang untuk masuk kedalam hidupnya. Ibel masih terlalu labil untuk masalah percintaan.
Ibel tidak pernah menyadari, jika orang yang ada didepannya lah yang selalu setia menjaganya tanpa balasan apapun. Pria ini lah yang selalu mengingatkan ibel tentang hal yang baik dilakukan atau sebaliknya
Mereka terlalu lama bersama, sehingga lupa untuk menyatakan cinta.
"Bell, gue masih pake nomor yang lama. Lo boleh curhat apapun ke gue. Tapi jangan pernah ngasih harapan lagi. Gue nggak mau sakit untuk ketiga kalinya"
Mata ibel langsung menatap sepasang mata tajam itu, "lo mau kemana?"
Ia tersenyum miring, "mau pergi. Pergi yang jauh, biar lo nggak bisa cari gue"
"Nggak! Nggak boleh!" Bentak ibel sambil menarik lengan pria itu.
"Kenapa?"
Ibel menarik nafas dalam. "Karna gue mau nembak lo sekaraaanggg"
Pria itu memiringkan kepalanya. "Ha?"
"Lo mau kan jadi pacar gue?"
____________
Haiii, semoga suka yaaa sama cerita ini uwuuuu
Btw ini cerita nya nggak bisa ditebak yaa. Yang suka si anu, jadiannya sama si itu, eh nanti sayangnya sama si ..
Ah, moga suka yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmood
Teen Fiction[On going] Hanya cerita absurd tentang seorang cewek halu yang terlibat dalam cinta segimiring dan mengharuskannya memilih tanpa mengecewakan hati yang lain. Jangan baperan njink