Creep

1.3K 180 35
                                    

Haiiiii, nohyuck enthusiast!

Spesial dalam rangka merayakan ulang tahun matahari kesayangan kita, Lee Haechan, aku menulis ulang cerita ini. Sebenarnya ini cerita lama yang sudah berjamur di draft penyimpanan.

Okay, dari pada berlama-lama, let's roll!

[!] Cerita ini mengambil tema tentang penyakit mental, bagi yang kurang nyaman, jangan lanjut membaca ya.

Enjoy~

- Creep -

Nohyuck Fanfiction

.

.

.

.

"Tolong jauhkan pisau itu, Lee Jeno..."

Seorang laki-laki manis berkulit sewarna madu nampak tengah bersusah payah menenangkan salah seorang pasien yang menodongkan sebuah pisau ke arahnya.

Ia mengabaikan riuh teriakan kerumunan di belakang yang menyuruhnya untuk mundur. Seakan tak memiliki sedikitpun rasa gentar dalam hatinya, laki-laki manis itu semakin menilik satu persatu langkah untuk mendekat, lengkap dengan seulas senyuman teduh yang mampu membuat siapapun rela bertekuk di bawah kakinya.

"Tidak! Jangan mencoba untuk mendekatiku! Pergi kau!"

Lelaki berparas luar biasa tampan dengan segaris mata yang indah itu, Lee Jeno, berteriak tak terkendali. Jemarinya semakin mengerat pada pegangan pisau. Satu langkah lebih maju saja, benda tajam itu akan siap menebas permukaan kulit.

Manik setajam belati miliknya bergerak gusar seakan mencoba menguliti satu persatu orang berseragam serba putih yang mengelilingi dirinya. Raut panik dan ketakukan terpancar jelas dari wajahnya pasi.

"Ini aku, Nono-ya. Ini aku Haechannie."

Tatapan setajam belati yang semula dilayangkan Jeno perlahan memudar, tergantikan dengan wajah terkejut dan air mata yang mulai menggenangi pelupuk matanya. Pisau yang berada di tangan kanannya pun serta-merta terjatuh, diiringi tubuh kurus yang mulai bergetar hebat. Para perawat langsung mengambil pisau itu dan mengamankannya.

Sementara tubuh Jeno ambruk dan bersimpuh di lantai dingin ruangan rawatnya yang nampak begitu suram. Lelaki bersurai sehitam kayu eboni itu menatap Haechan penuh penyesalan.

"Haechannie... Maaf, lagi-lagi aku tidak bisa mengendalikan diriku," lirihnya nyaris tersamar desau angin.

Haechan datang mendekat, lalu melingkupi tubuh ringkih Jeno dengan sebuah pelukan erat. Seraya terus berusaha menahan lelehan air matanya agar tidak terjatuh. Atau laki-laki sipit dalam pelukannya akan semakin terhimpit oleh perasaan bersalah.

"Tidak apa-apa, Jeno," Haechan berujar lembut. Dibelainya pucuk kepala Jeno dengan penuh kasih sayang.

Jeno memanjamkan matanya untuk menikmati sentuhan sederhana itu. Sebagaimana ia merasa menemukan kedamaian yang tiada bisa ia jumpai di raga yang lain.

Hatinya terasa begitu tentram bahkan hanya dengan menatap manik kecokelatan milik sosok yang manis yang memancarinya banyak kehangatan itu. Hanya Lee Haechan seorang yang memperlakukan dirinya sebaik ini, selayaknya manusia yang punya perasaan.

"Kau nampak kurus sekali. Pasti kau tidak makan dengan baik ya? Dasar anak nakal." Haechan menjawil pelan ujung hidung bangir Jeno. Sementara si empunya memilih bungkam, sembari mencuri pandang pada paras indah laki-laki di hadapannya.

CreepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang