Berita Buruk

40 5 0
                                    

    Bagi Nayaka tidak ada yang lebih membahagiakan dalam hidupnya ketika nama dirinya tertera dalam daftar murid paling berprestasi di sekolah, lebih-lebih membahagiakan lagi ia berada dalam posisi pertama.Nayaka tersenyum seraya mengusap fotonya yang tertempel di mading.Ia bangga dengan dirinya.Dia adalah perempuan yang cantik, cerdas dan kaya.Pantas saja semua iri dengan dirinya.

“Nayaka!”Perempuan berambut panjang itu menoleh.Menemukan, pria gendut berlari ke arahnya dengan tergopoh-gopoh.Nayaka memutar mata melihat kelakuan pria bernama Gio tersebut.

“Naka gue punya berita penting buat lo!Pokonya ini berita bakal bikin lo panas!”ujar Gio heboh membuat Nayaka mengernyit.

“Berita apaan?”tanya Naka sembari berjalan masuk kelasnya.Kemudian ia duduk di bangku yang telah Gio siapkan dari sejak pagi, yaitu bangku paling depan pojok kiri daan bersebelahan dengan jendela.Nayaka melempar tas ransel yang penuh dengan buku kemudian duduk di kursi yang bersebelahan dengan jendela. Gio mengikuti, duduk di kursinya yang bersebelahan dengan Nayaka.

Gio dan Nayaka adalah teman sebangku abadi.Dari sejak SD kelas satu sampai sekarang kelas tiga SMA, mereka selalu menjadi teman sebangku.Gio bersyukur ibu  Nayaka selalu berhasil membujuk pihak sekolah agar dia dan Nayaka berada dalam satu kelas.Gio tidak bisa membayangkan jika dia tidak sekelas dengan Nayaka.Otomatis perempuan bermulut pedas itu tidak akan punya teman sebangku.Tentu saja, Nayaka tidak punya teman selain dia dan dia tidak akan sudi memulai pertemanan dengan orang lain.Lagipula, selain dirinya, tak ada lagi orang yang sudi berteman dengan seorang Nayaka Mahameru.

“Berita apa, Gio?Kalau bukan soal sekolah dan nilai gue gak mau denger,”

“Bukan soal sekolah dan nilai sihh,”

“Yaudah gue gak mau denger!Gak penting juga.”

“Aduh Naka, percaya deh ini penting, penting banget.Sumpah demi Alloh."Nayaka memutar mata.Dia paling malas jika mendengar celotehan Gio mengenai  gosip yang tidak bermutu dan tidak penting.

‘’Pertama-tama lo tarik nafas dulu lalu...”

“Gio!” teriak Nayaka membuat Gio langgsung diam.

“Oke sorry.Jadi di sekolah kita akan ada murid pindahan, dan lo tau gak siapa muurid pindahan itu?”

“Ya mana gue tau.Lo kan yang mau nyeritain, kenapa balik tanya.”Gio mengelus dadanya.

“Elah gue kan tanya gitu cuma buat pemanis aja,"

“Gak usah ada pemanis segala.Jadi siapa murid pindahan itu?”Gio tersenyum.

“Banyu Geni.Banyu Geni murid SMA Garuda di Bandung ituu lho .”

Nayaka terpaku di tempat setelah mendengar nama itu.Banyu Geni.

“MAKSUD LO BANYU GENI SI KUNYUK ITU?”

Gio terjengkit kaget.Dia segera mengelus dadanya sembari mengucap istigfar berkali-kali.Sedang Nayaka, mukanya berubah menjadi keruh.Dia mengepalkan tanganya kuat-kuat.Pikirannya langsung tertuju pada juara umum sekolah yang telah dipengangnya selama dua tahun.Jika Banyu Geni pindah ke sekolah ini maka kemungkinan besar posisinya sebagai pemegang juara umum akan tergeser, foto dirinya yang selalu ditempelkan pihak sekolah di mading saat awal semester mungkin tidak lagi di posisi pertama, dan Nayaka tidak  sudi membiarkan itu terjadi.

“Kenapa dia pindah kesini?”tanya Nayaka sengit.Matanya memancarkan kemarahan.Gio yang melihat itu langsung menenangkan Nayaka.

“Naka, tenang.Semua akan baik-baik saja.”

“Baik-baik saja gimana, Gio?Lo tahu sendiri kan, selama gue mengikuti perlombaan yang ada dianya, dia yang selalu jadi juara satu.Bagaimana kalau semester depan dia yang jadi juara umum sekolah dan bukanya gue?!”teriak Nayaka membuat semua murid yang ada di kelas menoleh ke arah mereka.

“Elah si ambis ini baru masuk aja udah ngomongin soal juara umum!”Saut seseorang dari belakang.Nayaka menoleh ke belakang, menemukan sosok pria yang duduk di bangku paling belakang pojok kiri yang sibuk memainkan ponselnya.

“Emang kenapa pas hari pertama langsung ngomongin juara umum?Masalah buat lo?”tanya Nayaka dengan nada marah.Si empu yang ditanya tidak merespon sama sekali, bahkan menoleh pun tidak dan itu membuat Nayaka kesal.

“MANGGALA ALAM SADEWA GUE BICARA SAMA LOE , YAH!”Teriak Nayaka.Gio yang sudah paham betul dengan permusuhan Nayaka dan Alam, mengelus bahu Nayaka dan memintanya untuk tenang.

“Sabar ka, nyebut istigfar, Ka.Alam  cuma memprovokasi lo aja.Lo tahu sendiri kan, Alam kelakuannya macam setan,”ujar Gio namun tidak dihiraukan sama sekali oleh Nayaka.
Nayaka menghembuskan nafasnya kasar.Dia mengebarak mejanya kasar.Membuat semua yang ada di kelas terjengkit kaget, kecuali sosok Alam.Melihat Alam yang masih asyik memainkan ponselny, Nayaka semakin geram.Dengan langkah mantap, Nayaka menghampiri meja Alam.Namun sebelum sampai ke bangku Alam, suara pak Bima lebih dahulu mengintrupsi.

“Selamat pagi anak-anak!"

Nayaka membalikan badanya.Detik itu juga, dia terkesiap.Di depan kelas, Pak Bima berdiri dengan sosok pria yang menebarkan senyum lebar-lebar.

“Kenalin anak-anak, dia Banyu Geni, teman baru kalian.”





..............



Nayaka sangat kesal.Benar-benar kesal.Bagaimana tidak?Semenit yang lalu dia baru menerima kenyataan bahwa Banyu Geni ditempatkan di kelasnya dan sekarang cowok itu duduk bersebangku dengan Alam.Nayaka menggeram dalam hati.Bagaimana bisa Geni ditempatkan di kelas dirinnya?Apakah pihak sekolah ingin mengadu kepintaran dirinya dengan Geni?Kemungkinan besar iya, pihak sekolah pasti sudah tahu siapa Geni.Murid terpandai yang dimiliki SMA Garuda di Bandung dan sebagai pemenang juara pertama olimpiade biologi tahun lalu.Yang lebih mengesalkan lagi dengan kenyataan bahwa adanya peluang Geni merebut posisinya sebagai juara umum.Nayaka bergidik, membayangkan dirinya yang selalu ada di posisi pertama menjadi di posisi kedua.Gio yang melihat kegelisahan di wajah Nayaka , berulangkali menenangkan perempuan itu.

“Udah gak usah dipikirin.Lagipula kalau kelas tiga, gak penting lagi mikirin rangking .Kelas tiga kan kita mending fokus mikirin masuk universitas.Nggak bosen apa jadi rangking satu, sekali-kali tukeran posisi gue kek di rangking paling akhir.”

“Tapi gue mau kedua- duanya, gue mau jadi juara umum dan masuk ke universitas yang gue mau.”ujar Nayaka membuat Gio memutar mata.

“Serakah banget sih lo!”

Nayaka terdiam, alih-alih menanggapi ucapan Gio, ia malah menoleh kebelakang.Menatap tak suka ke arah Geni yang sibuk berkenalan dengan teman sekelas yang lain.Nayaka mendecih, melihat Geni yang sok ramah.Ingin sekali Nayaka menampar bibir Geni yang dari tadi terus melengkungkan senyuman.Ketika Nayak asyik memperhatikan Geni, tanpa disangka, Geni menoleh ke arahnya.Mata mereka bersitatap. Nayaka memanfaatkan momen itu untuk mengungkapkan rasa ketidaksukaan melalui matanya, ia menatap Geni penuh amarah dan menyiratkan ajakan permusuhan.Namun, alih-alih membalas tatapan Nayaka dengan tatapan marah kembali, Geni malah tersenyum lebar kepadanya dan menggangukan kepala sebagai tanda perkenalan.

“Apa-apaan dia malah senyum?”





LEBURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang