Chapter 2
Aku memberanikan diri untuk menanyakan apakah dia seorang hacker.
“Kau hacker ya?” Tanyaku padanya, tapi gak mungkin seorang hacker bakal terang-terangan kalo dia hacker.
“Gila, bukan lah” “Kan lu sendiri yang nyorat-nyoret bangku ujian lu” Jawabnya.
Setelah aku ingat-ingat, ternyata benar aku mencorat coret bangku ujian dengan menulis biodata pribadiku beserta alamat lengkap dan nomer Hp ku, betapa murahnya data pribadiku.
“Oalah iya” “maaf ya... (emot tepuk tangan/berdoa)”
“Santai, gua ngikut lu boleh kan? Gua gak ada kontak wa lagi selain lu yang kuliah disana” Katanya.
“Tunggu dulu, mendingan kamu kenalan diri dulu dah” “Masa minta ngontrak bareng tapi gak tau namanya”
“Oke… Nama gua Ryan Fahreza, asal Depok, umur 18 tahun” “Mau tau apalagi?” balasnya.
“Oalah Depok toh, tetangganya Ayu Ting-Ting dong?” Balasku.
“Jauh… Jauh. Lu pikir depok itu sebatas rumah dia doang?”
“hehehe” “Kamu bilang gak ada kenalan disini, dulu waktu tes disini emang sendirian?”
“Gak sih, temen gua gak ada yang lolos disana, jadi mereka kuliah di sekitar Jakarta doang”
Gak lama, terdengar suara ayahku menyuruhku untuk pergi mengambil rumput untuk kelinci peliharaanku. Aku langsung bergegas dan meninggalkan handpondku di kamar. Ayahku juga bertanya mengenai tempat yang akan aku tempati selama aku kuliah, aku menjawab sudah dicarikan oleh Alvin. “Dia memang penyelamatku” kataku dalam hati.
Sebulan kemudian, aku melakukan daftar ulang di UN sekaligus mencari kontrakan bersama Alvin. Selain itu, untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Ryan saat melakukan registrasi di kampus. Awalnya aku terkesima dengan penampilannya yang modis dan dapat dibilang cakep. “Keknya aku entar jelek sendiri sekontrakan” kataku dalam hati. Namun walau begitu, dia orangnya humble dan temaneble banget. Walau begitu, aku tetap malu untuk memulai percakapan pada awalnya.
Degan mengumpulkan niat terlebih dahulu aku bertanya selama disini dia menginap dimana.“Kamu nginep dimana selama disini?”
“Di hotel itu” (Dengan menunjuk hotel dekat kampus yang terbilang mewah untuk ukuranku) “Lu sendiri?” tanya dia.
“Numpang sodara hehe”
“Nasib kontrakan gimana?” Tanya dia.
“Oh iya, setelah ini aku mau cari kontrakan sama sodaraku. Kamu mau ikut? Tapi gak ada motor lebih sih” tawarku.
“Lah ngapain lu nawarin kalo gak ada motor, gua kesini gak bawa motor” Kemudian dia berpikir sejenak, dan berkata “Oke gua ikut, gua bakal nyewa motor, gua pernah liat tempat penyewaan motor sekitar sini”
“Entar ketemuan di jalan depan hotelmu aja”
“Oke” Jawabnya singkat.
Kemudian kami bertiga mencari Kontrakan di area sekitar kampus, namun tidak terlalu dekat juga, karena Alvin berbeda kampus dengan aku dan Ryan. Kami telah berkunjung ke beberapa tempat, dan berdiskusi untuk menentukan kontrakan yang akan aku tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPASITAS IKAN MIGRASI
Teen FictionKisah perjalanan menemukan kehidupan, melalui berbagai kejadian yang unik, menarik, atau bahkan aneh yang di lalui oleh seorang pria bernama Abinaya.